File : Puteri Duyung #1

8.7K 865 131
                                    


Pagi ini aku sedang berada di perpustakaan pribadi di rumahku, menikmati kopi hitam panas sambil membaca sebuah buku tentang Orang Bunian, sosok misterius yang tinggal di hutan rimba Kalimantan.

Buku itu pemberian Bimo, katanya sebagai hadiah ulang tahunku ke duapuluh delapan yang jatuh kemarin. Ya, aku hanya dapat hadiah darinya saja. Kalau saja orangtuaku masih hidup mungkin mereka akan mengadakan acara potong kue.

Aku sendiri lupa dengan hal itu, bagiku merayakan ulang tahun itu tidak penting. Untuk apa merayakan umur kita yang semakin berkurang.

Aku mempunyai banyak buku dan catatan mengenai makhluk-makhluk yang mungkin hanya dianggap ada dalam dongeng atau legenda. Sebagian besar tulisan ayah dan ibuku. Sebenarnya akan aneh jika mereka hanya dianggap dongeng, karena bagaimana bisa makhluk itu dikenal luas di seluruh penjuru dunia.

Tapi memang mereka tidak suka terlibat dengan manusia, emm.. tapi mungkin sebagian saja, karena banyak juga yang suka kontak dengan manusia. Aku dan orang di sekitarku yang tahu. Tapi tentu saja kami merahasiakannya.

Aku dikagetkan dengan pintu yang terbuka tiba-tiba waktu aku sedang menyruput kopiku. Bimo datang dengan membawa sebuah kertas di tangannya.

"Yod, ada pekerjaan untuk kita!" kata pria duapuluh lima tahun itu yang biasa memanggilku dengan nama Yodha.

"Barusan aku di telepon oleh seseorang,  dia kehilangan anaknya secara misterius," katanya sambil menyodorkan kertas kepadaku.

Aku mengambilnya dengan cepat dan sedikit kesal, karena kopi yang ku minum tumpah ke kemeja ku.

"Aku sudah mencatat semua laporannya di situ," Bimo berkata sambil meminum kopi ku yang aku letakkan di meja.

"Hmm... Dia seorang pemilik perusahaan penangkapan ikan," aku mengamati tulisan Bimo yang lebih parah dari cakar ayam, meski sebenarnya tulisan tanganku lebih tidak bisa dibaca.

"Anaknya menghilang saat melaut menggunakan kapal penangkap ikan besar dan—"

"Ya, kapalnya tidak tenggelam, tapi beberapa kru menghilang, termasuk anaknya yang ikut melaut menjadi pengawas. Apa sudah masuk berita di media massa?"

"Belum, dia tidak mau kalau berita ini tersebar akan mengganggu perusahaannya."

"Jadi kapal itu kembali hanya dengan kapten dan sebagian ABK nya saja," aku kembali mengamati kertas catatan Bimo, "dan lokasi kejadiannya di... Segitiga Masalembo!"

"Ya, sudah lama kita penasaran tentang itu, kan?" kata Bimo sambil menyeringai menatapku, dan tangannya mengambil cangkir kopi ku.

Aku merebut cangkir itu, lalu menghabiskan isinya.
"Dimana kita akan menemui orang itu?"

Bimo cemberut, lalu mengambil catatannya dan menunjukan alamat yang ditulis.

"Kalimantan Timur. Hmm... Prof. Nick. Pasti orang itu tau tentang kita dari bule gila itu."

"Hahaha..." Bimo tertawa mendengar aku menyebut Nick sebagai bule gila.

Dia memang gila, Profesor Nicholas Anderson, pria tua asal Inggris yang berteman lama dengan mendiang ayahku, yang kini tinggal di Kalimantan.

Bagaimana tidak gila, waktu aku kecil dan tinggal di sebuah desa di Inggris, dia membuatku tersesat di hutan, dan bertemu dengan makhluk manusia setengah kuda yang pendiam dan suka meramal dengan melihat bintang. Dan dia membiarkan aku yang waktu itu masih berumur 10 tahun mengikuti kemana saja makhluk itu pergi, padahal dia mengetahuinya.

Lain kali saja akan aku ceritakan tentang itu. Aku sendiri sudah lupa-lupa ingat. Yang jelas aku bersemangat dengan kasus yang dibawa Bimo kali ini.

"Apa ini ulah makhluk laut seperti Leviathan atau Siren?" tanya Bimo.

"Dilihat dari kapalnya yang tidak rusak dan tenggelam, mungkin kita akan berhadapan dengan makhluk cantik, Bimo," aku lalu mengambil salah satu buku catatan tua ayahku.

"Sudah banyak kapal yang hilang dan tenggelam di sana, bahkan pesawat, tapi kasus kali ini beda."

"Ya, dulu media menjelaskan di Lautan Masalembo sebelah timur Laut Jawa merupakan pertemuan dua arus laut yang bisa menyebabkan cuaca dan gelombang yang berubah-ubah secara drastis dan cepat," kata Bimo sambil memegang dagu nya, bicaranya benar-benar seperti orang yang sok tahu.

Aku membuka buku ayahku tepat di halaman yang menggambarkan sosok wanita setengah telanjang berkaki ekor ikan. Bimo menatapnya dengan takjub.

"Fokus matamu kemana?" kataku sambil menutup bagian dada gambar wanita tadi.

"Hehehe..."

"Di sini ditulis—
Mereka tinggal di pulau-pulau karang di tengah laut.
Seorang pelaut bangsa Viking, pernah berlayar menuju suatu tempat yang harus melewati gugusan pulau karang di perairan Atlantik, yang tidak berangin, sehingga kapal yang lewat harus dikayuh.

Dia menyuruh anak buahnya agar mengikatnya pada tiang kapal dan  berpesan pada semuanya agar menyumbat telinga mereka dengan kapas dan kain hingga tidak bisa mendengar apapun.

Dan apapun yang terjadi, mereka harus terus mendayung dan tidak boleh melepas penyumbat telinga mereka hingga melewati karang.

Saat melewati karang, Sang Kapten yang tubuhnya terikat, melihat sosok wanita berkaki ekor ikan yang kemudian bernyanyi. Membuatnya merasa sangat ingin menghampiri makhluk tersebut, tapi tubuhnya terikat kencang pada tiang kapal.

Seluruh anak buahnya yang tidak mendengar apapun, terus mengayuh dayung mereka tanpa memperdulikan kapten mereka yang meronta dengan tubuh terikat.

Seorang anak buah kapal yang ceroboh melihat kaptennya menggila, melepas penyumbat telinganya, lalu dia mendengar nyanyian yang menghipnotis dirinya, melihat pada makhluk cantik itu lalu menceburkan diri ke laut...

Oh, tidak! Sebagian catatannya hilang,"
aku membolak-balik halaman selanjutnya tapi tidak ada tulisan mengenai puteri duyung lagi.

"Tapi kau sudah tahu kelanjutannya kan?" tanya Bimo. "Apa yang terjadi dengan orang ceroboh itu, apakah dimakan atau dibawa ke pulau karang?"

"Aku belum pernah terlibat dengan duyung, tapi yang kutahu, mereka hanya menculik laki-laki, karena mereka semua wanita," aku mengembalikan buku tadi ke raknya kembali. "Mungkin mereka menculik untuk bereproduksi."

"Wow!" kata Bimo, mendengar perkataan ku tadi mungkin dia juga ingin diculik duyung.

"Tapi setelah itu mereka memakannya," lanjutku.

"Heeh..." Bimo tiba-tiba lemas.

...

Cerita absurd ini akan update setiap malam jum'at...
Kenapa?
Authornya sambil bakar menyan... wkwkwk

Detektif MitologiWhere stories live. Discover now