File : Puteri Duyung #3

5.1K 633 42
                                    

Tuan Rusman, pemilik perusahaan penangkapan ikan itu sedang duduk saat kami tiba di kantornya.

"Selamat siang, Tuan Rusman."

"Ah, Profesor Anderson."

Mereka berdua bersalaman dan saling merangkul seperti sahabat lama yang baru bertemu, padahal menurutku mereka sering bertemu.

"Oh, ya, kenalkan ini mereka." Nick mengulurkan tangan ke arah Aku dan Bimo, memberitahu keberadaan kami.

"Ah, selamat datang," Tuan Rusman menyalami kami. "Saya Rusman, Rusman Sulaiman, yang meminta bantuan kalian."

"Jalu Pranayodha," aku menyalaminya sebagai perkenalan, "panggil Yodha saja, Tuan."

"Saya, Arya Abimanyu, Tuan Rusman, panggil saya Bimo."

"Bemo?"

"Bimo, Be... i... em... o...!" Bimo terlihat sedikit kesal, tapi seperti itu tidak terlalu mengganggunya, mungkin lama-lama dia akan terbiasa dipanggil dengan nama kendaraan yang sudah punah itu.

"Oh, maafkan saya, Tuan Bem... eh... Bimo, silahkan duduk."

Kami semua lalu duduk dan tak berapa lama seorang office boy datang mengantarkan minuman.

"Saya tidak menyangka anda berdua masih muda, Tuan Yodha dan Tuan Bimo," kata Tuan Rusman, "saya benar-benar butuh bantuan kalian."

"Bisa anda ceritakan bagaimana kejadiannya?"

"Sebenarnya saya antara percaya dan tidak percaya, saya mendengar dari mereka yang kembali melaut," Pria setengah tua itu mulai bercerita.

"Kejadiannya hampir dua minggu yang lalu, kapal kami biasa menangkap ikan di perairan sekitar Laut Jawa. Waktu itu yang berangkat Kapten Kapal bersama sepuluh orang anak buah kapal, ditambah anak saya sebagai pengawas."

Kami bertiga memperhatikan cerita Tuan Rusman dengan seksama. Bimo, tanpa malu-malu langsung meminum minuman di meja sebelum dipersilahkan.

"Menurut kapten kapal, kejadiannya pada malam hari, setelah semua selesai menarik jala dan menurunkan hasil tangkapan ke tempat penyimpanan di lambung kapal."

Tuan Rusman mengambil cangkir tanpa meminumnya, lalu melanjutkan cerita,
"Saat itu lepas makan malam, dan semua kru beristirahat termasuk kapten, katanya terakhir dia melihat anak saya akan ke luar dan memeriksa bersama beberapa ABK yang bertugas berjaga malam."

Bimo dan Nick memperhatikan sambil manggut-manggut,
"Apa tidak ada suara atau kejadian aneh yang dialami kapten, malam itu?" tanya Bimo.

"Kapten yang waktu itu sedang tidur, dikejutkan dengan suara benturan dan goncangan pada kapal. Padahal mesin kapal dalam keadaan mati dan tidak ada gelombang, perairan sangat tenang malam itu, bahkan angin tidak berhembus."

"Apa kapal menabrak sesuatu?"

"Ya, kapten terbangun lalu keluar ke dek, tapi tidak ada siapapun disana. Dan ternyata kapal menabrak karang yang lumayan besar."

"Karang?"

"Ya, ada banyak gugusan karang yang mengelilingi sebuah pulau karang," Tuan Rusman meminum teh dari cangkir yang sedari tadi dipegang olehnya.
"Kapten membangunkan semua awak kapal yang sedang tidur di dalam, dan menceritakan apa yang terjadi. Mereka berteriak memanggil anak saya dan nama kru yang hilang, mengira mereka turun dan pergi ke pulau karang, tapi sekoci masih utuh pada tempatnya."

"Lalu mereka pulang dan meninggalkan mereka?"

Tuan Rusman berdiri, berjalan menuju meja kerjanya, kemudian mengambil sesuatu dan di berikan pada ku.

Detektif MitologiWhere stories live. Discover now