Handsome Lord & The Scar Lady - Part 2

31.4K 2.8K 56
                                    

Tak ada yang tahu bahwa selama ini Earl of Harrington adalah seorang pria yang bisa melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya. Ya, dia adalah seorang pria yang cukup berambisi. Orang-orang di sekitarnya hanya menganggapnya sebagai pria perlente yang suka bersenang-senang dalam hidupnya. 

Dan sekarang, dia sedang melayangkan pandangannya ke seluruh ruangan. Mengamati setiap makhluk yang berada di sana.

Kali ini adalah pesta dansa ke-tujuh yang didatanginya di musim itu. Dia yang biasanya suka sekali bersenang-senang dan merayu para lady, tidak bisa melakukan hal tersebut saat ini, pikirannya terlalu fokus untuk melakukan sesuatu.

Dia perlu seorang istri.

Dia mengamati para wanita yang berada di sana, ada wanita-wanita muda yang baru memulai season mereka, ada pula janda-janda cantik para earl dan bangsawan lainnya. Mata Harrington kembali menjelajah. Bukan mereka yang dia inginkan.

Dia butuh seorang wanita yang kaya raya. Hart butuh seorang ahli waris. Dia membutuhkan uang saat ini. Keuangannya berada di dalam taraf yang sangat parah—tapi tak pernah sekali pun Harrington menunjukkan hal itu.

Harrington terkenal sebagai seorang pria yang cukup perlente, yang sangat memperhatikan penampilannya—Hart merasa, mungkin itu adalah sifat turunan yang diwariskan oleh pamannya kepada dirinya. Pamannya dulu, sewaktu muda, adalah seorang bangsawan yang sangat modist. Pamannya merupakan seorang trendsetter di zamannya, gaya-nya menjadi patokan untuk penampilan bangsawan lainnya. Bahkan paman kesayangannya itu pernah menjadi salah satu anggota King of Chamber—bangsawan yang membantu Raja dalam penampilannya atau yang ikut bertanggung jawab mengurus tubuh sang raja.

Harrington kembali mengingat masa-masa jaya pamannya tersebut. Dengan gaya hidup yang seperti itu, pamannya pasti menghabiskan banyak uang—sama seperti dirinya saat ini.

Setelah pamannya meninggal, gelar Earl of Harrington jatuh ke tangan ayahnya. Dan ayahnya sama saja. Tidak, ayahnya lebih parah. Karena ayahnya lah keuangan mereka seperti ini. Ayahnya terlalu banyak menggeluarkan uang. Ayahnya lebih banyak menghabiskan uang di arena pacuan kuda, ayahnya selalu senang berjudi di arena pacu. Dan Hart-lah yang menanggung beban itu sekarang, setelah ayahnya meninggal. Keuangannya kritis—sangat.

Harrington kembali melihat wanita-wanita itu. Tapi tak ada satu pun yang dapat diincarnya di sana. Harrington tahu, dia benar-benar butuh mencari wanita itu. Dia butuh seorang istri yang sangat kaya. Seorang wanita yang berhasil, dilihat dari siapa suaminya. Dan seorang pria dianggap berhasil, dilihat dari apa saja yang dimilikinya.

Gaya hidupnya benar-benar membuatnya harus mencari wanita itu lebih keras. Hart suka memakan makanan yang enak, memakai pakaian yang mahal dan mendatangi tempat-tempat yang mewah.

"Kenapa kau? Tidak seperti biasanya," ucap seorang pria yang memiliki tinggi yang sama dengannya.

"Aku akan menikah," kata Harrington kepada pria itu.

Lawan bicaranya mengernyit. "Pria sepertimu sudah memikirkan pernikahan? Itu luar biasa. Aku tak bisa membayangkan kau bisa berpikir seperti itu."

"Kurasa kau juga harus segera memikirkannya, Carn." Harrington melihat temannya itu dan sedikit iri padanya. Temannya, Earl of Carnarvon, pria yang tak perlu memikirkan uang, karena pendahulunya sangat bisa menjaga pundi-pundi uang mereka, melipat-gandakannya dengan mudah dengan keahlian mereka—tidak seperti paman dan ayah Hart yang boros.

Carnarvon tidak memedulikan kata-kata itu, "Lalu siapa wanita itu, Hart? Kenapa aku belum melihat siapa pun yang kau ajak bicara dari tadi?" Carn lalu ikut melayangkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari wanita itu.

"Aku sedang mencarinya," kata Hart lagi sambil mengambil segelas shery yang ditawarkan oleh pelayan.

Carn tersenyum tipis saat mendengarnya, "Semoga kau beruntung, temanku." Earl of Carnarvon lalu melihat seseorang pria yang bergerak di antara kerumunan, Carn bergerak maju menyapanya, dan mengajaknya kembali ke tempatnya semula.

"Perkenalkan, Earl of Harrington," kata Carn memperkenalkan mereka berdua. "Dan ini, Mr. Hoggrad. Salah satu seorang pengacara terbaik di kota ini." Pria atau wanita yang bukan bangsawan, harus diperkenalkan oleh seorang bangsawan kepada bangsawan lainnya, mereka tidak boleh memperkenalkan dirinya sendiri.

Hart menjabat tangan pria itu.

"Senang bertemu dengan Anda, My Lord," kata Mr. Hoggrad kepadanya.

Harrington balas tersenyum tipis, ternyata pesta itu bukan hanya didatangi oleh para bangsawan, tetapi juga orang-orang yang berada di kelas sosial menengah ke atas, seperti para pedagang yang cukup sukses, pemilik pabrik, bankir, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memiliki penghasilan yang besar, seperti pengacara di depannya.

Pembicaraan mereka terlalu banyak basa-basi, Hart sedikit bosan dengan pembicaraan tentang cuaca, musik, lukisan dan perjalanan yang dilalui oleh Carn dan Mr. Hoggrad. Ya, tak bisa disalahkan, memang seperti itulah yang biasa dibicarakan para bangsawan saat bertemu. Para bangsawan diharapkan mengatur segala tingkah laku mereka, dari bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur. Mereka harus menjaga tingkah laku, gerak-gerik dan ucapan mereka. Satu kesalahan saja, bisa membuat nama mereka tercoreng. Bertanya tentang apa yang lawan bicara lakukan saat ini, bisa dianggap pertanyaan yang terlalu pribadi. Harrington berusaha semampunya mengikuti pembicaraan itu.

Hart dapat melihat pria yang baru dikenalnya itu, sepertinya sangat menyukai minuman ber-alkhohol tersebut. Harrington menghitung Mr. Hoggard sudah menghabiskan 3,5 gelas shery.

Dan pembicaraan Mr. Hoggard mulai membuat Harrington tertarik, saat pria itu berbicara tentang sebuah surat wasiat yang sedang di-urusnya. "Miss Lavinia Laven, dia akan mendapatkan warisan yang cukup untuk tujuh turunannya," kata Mr. Hoggard yang sudah sedikit mabuk. "Aku belum pernah melihat wajahnya, setahuku dia tak pernah keluar rumah. Aku pernah bertemu dengannya sekali, tapi dia memakai topi yang menutup wajahnya. Gadis itu membuatku sedikit penasaran." Mr. Hoggard teringat saat dia datang ke rumah wanita itu, saat dipanggil oleh ayah wanita tersebut yang sudah sakit parah, untuk mengurus surat wasiatnya.

Harrington pun tersenyum mendengar itu. Dia merasa, dia sudah menemukan calon istrinya.

***

Handsome Lord & The Scar Lady [END]Where stories live. Discover now