Handsome Lord & The Scar Lady - Part 8

17.8K 2K 55
                                    

Harrington menunggu dan berdiri di depan pintu. Hart lalu mendongak menatap langit siang yang sudah menuju sore itu.

Harrington tersenyum sendiri, dia tak pernah mengunjungi seorang wanita di waktu khusus seperti ini--biasanya dia mengunjungi mereka saat sudah tengah malam, saat banyak bola mata terlelap--antara pukul empat hingga pukul enam sore adalah waktu kunjungan yang resmi.

Dan di sini lah dia saat ini, di depan pintu Miss. Lavinia Laven, menunggu untuk diperbolehkan masuk dan bertemu gadis itu yang akan menjadi calon istrinya.

Harrington menunggu dengan tenang di depan pintu, yakin sebentar lagi dia dapat melangkah masuk. Dia hanya perlu menunggu sebentar. Untuk pertama kalinya dia akan bertemu gadis itu, dan Hart sangat yakin gadis itu akan dapat mudah jatuh ke dalam pelukkannya. Pengalamannya dengan para wanita sudah sangat banyak, Harrington adalah ahli-nya dalam menaklukan wanita.

Kemudian pintu di depannya tiba-tiba terbuka.

Harrington sedikit terkejut melihat gadis yang sangat cantik muncul dari sana. Perempuan muda itu rasanya memiliki penampilan seperti malaikat; rambut pirang panjang yang bergelombang indah, kulit putih sehalus porselen, iris mata berwarna biru langit cerah, bibir penuh semerah bunga cherry--rasanya Hart ingin merasakan kelembutan rasa itu.

Hart langsung kembali mengendalikan dirinya. Dia tak pernah melihat gadis secantik ini dalam hidupnya. Banyak wanita cantik yang ditemuinya dan bercinta dengannya, tapi kecantikkan mereka tidak sama dengan kecantikan bidadari di hadapannya.

"Selamat siang, Miss. Laven," sapa Hart sambil mengangkat topinya ke arah dada, yakin bahwa wanita di depannya adalah nona di rumah itu, karena sewaktu dia datang membawa kartu kunjungan, wanita pelayan mudalah yang menerima kartunya.

Hart tersenyum dalam hati, dia merasa akan benar-benar beruntung apabila mendapatkan wanita cantik itu sebagai istrinya, mungkin saja dia akan betah di rumah selama dua minggu.

"Maaf, My Lord. Kakak saya tidak ada di rumah," kata Britania. Britani tahu cara menolak halus kunjungan bangsawan adalah mengatakan bahwa yang akan dikunjungi bangsawan tersebut tidak ada di tempat--hal itu tidak akan membuat siapapun tersinggung.

Rasa senang di hati Hart sedikit memudar saat berbicara dengan wanita di depannya, bukan wanita itu calon istrinya.

Harrington mengingat kembali informasi dari Mr. Hoggard yang mabuk. Hart mengingat jelas bahwa Miss. Lavinia Laven adalah seorang wanita misterius yang tidak suka bertemu dengan siapa pun.

Tapi saat ini dia keluar?

Harrington dalam sekejap tahu jelas, bahwa gadis cantik di depannya ini berbohong. Hart sempat melihat bibir wanita itu sedikit bergetar saat berbicara, dan mata wanita itu tak menatapnya saat mengatakan hal tersebut. Harrington dalam hati tersenyum, gadis di depannya harus belajar lebih giat untuk menipunya. Harrington bisa saja mengajari wanita itu karena dia adalah guru terbaik untuk pelajaran tersebut--selain guru di atas ranjang, Hart akan senang sekali mengajari gadis itu berbagai macam cara yang sudah dipratekkannya selama ini.

"Walau seperti itu ... saya tetap ingin mengungkapkan belasungkawa saya terhadap Anda, Miss. Laven," kata Hart memperlihatkan mimik sedih di hadapan Britanie. "Mr. Laven adalah pria dan teman yang baik."

"Terima, My lord," kata Britanie menanggapi kata-kata tersebut.

Harrington mulai melangkah masuk melewati Britanie. Seumur hidupnya dia tak pernah ditolak masuk ke dalam pintu rumah wanita mana pun. Dia tak ingin rekornya pecah gara-gara tolakan Miss. Lavinia Laven tersebut. Harrington tidak ingin mendengar kabar bahwa ada seorang wanita muda yang menolak kedatangannya di keesokan hari.

Sebenarnya, apa susahnya menerima kunjungannya?

Lagi pula kunjungan yang dilakukannya hanya kunjungan belasungkawa--walau maksud kedatangannya bertujuan lain.

Apa susahnya menerima kunjungan resmi yang hanya berkisar 15 hingga 30 menit?

Miss. Lavinia Laven benar-benar menolak kunjungan pria yang salah.

Britanie mengernyit saat pria itu, bangsawan tersebut, yang sepertinya tidak sopan, karena masuk begitu saja ke dalam rumahnya. Dia belum mengizinkan pria itu masuk. Apakah pria itu benar-benar bangsawan? Seorang bangsawan seharusnya sangat beretika, tapi pria itu ....

Bahkan anak kecil saja tahu bahwa hal tersebut tidak sopan, masuk ke rumah orang tanpa seizin pemiliknya terlebih dahulu.

Tapi Britanie menahan dirinya, dia berjalan melewati pria tersebut dan mengajaknya ke ruang tamu. Britanie berkata dalam hati, pria di depannya adalah kenalan ayahnya, dan pria itu datang dengan maksud yang baik.

Harrington melihat rumah tersebut, rumah tersebut cukup menarik dan besar, banyak perabotan mahal di sana. Hart tersenyum karena rumah itu akan menjadi miliknya.

Sewaktu berjalan ke dalam ruang tamu, Hart merasakan ada sesuatu yang kurang dari rumah tersebut, tapi dia belum tahu apa itu.

Harrington kemudian duduk dan disuguhi teh hangat beraroma manis. Melihat teh di tangannya, Hart yakin dia akan benar-benar menikahi wanita yang kaya--karena biasanya, hanya kaum bangsawan lah yang bisa menikmati minuman seperti itu, harga teh benar-benar sangat mahal di zaman ini.

Lima belas menit kemudian, Harrington dengan penuh senyum keluar dari pintu rumah keluarga itu.
Lima belas menit sudah cukup untuknya mengetahui beberapa fakta tentang Miss Laviana Laven dari adiknya yang sangat cantik tersebut.

Miss. Lavinia Laven adalah orang yang sangat tertutup, penyendiri, dan tak suka bergaul.

Harrington tersenyum, kunjungannya kali ini ditolak oleh nona muda tersebut. Hart yakin, wanita seperti itu adalah perkara yang mudah untuknya karena dia pernah mendekati wanita-wanita muda pemalu seperti itu.

Harrington teringat lady muda yang baru saja memulai season pertama-nya, dan Hart langsung membuat gadis pemalu itu tergila-gila padanya dan menjadi tidak tahu malu saat berada di atas ranjang. Hart kembali tersenyum tipis.

Miss. Lavinia Laven bukanlah tantangan yang berat untuknya.

Dia akan datang berkunjung lagi untuk kedua, ketiga, keempat kalinya hingga gadis muda itu bersedia menemuinya.

Karena Hart sudah memutuskan bahwa Miss. Lavinia Laven akan menjadi miliknya.

Harrington lalu menyadari sebuah aroma yang tercium di indra penciumnya, bau sedikit busuk menyebar di sana.

Ah ya, hanya satu kekurangan rumah miliknya ini.

Rumahnya terlalu dekat dengan tanah pemakaman kota London.

Harrington lalu melihat kereta kuda yang bergerak menghampirinya. Dia pun segera naik ke dalam kereta setelah kusir membukakan pintu untuknya.

Hart merasa dia akan terbiasa dengan aroma itu, mengingat dia pun sudah terbiasa dengan menyengatnya bau kota London.

***

Handsome Lord & The Scar Lady [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora