Handsome Lord & The Scar Lady - Part 3

23K 2.4K 32
                                    

Di tengah pagi buta, Lavinia berdiri di makam yang terasa baru tersebut, yang juga dipenuhi kabut. Dia melihat gundukkan tanah itu, ayahnya ada di sana. Ayah yang tak pernah tersenyum padanya dan yang tak pernah sekali pun memeluknya. Ayahnya berada di tumpukkan tanah itu. "Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiranmu?" tanya Lavinia kepada orang yang sudah tidak bisa berbicara itu.

Lavinia cukup terkejut tadi pagi, saat Mr. Hoggard mengatakan padanya bahwa dia adalah satu-satunya ahli waris pria tua itu. Dan di dalam surat wasiat itu, Lavinia boleh memberikan uang sebesar 100 poundsterling setiap tahun kepada ibu tiri dan adik tirinya apabila dia menginginkannya. Dan setelah menikah, uang warisan hanya boleh diberikan kepada suaminya melalui tangan Lavinia. "Apakah ini cara dangkalmu untuk melindungiku, Papa?" 

Melindunginya dengan uang.

Lavinia teringat proses pemakaman ayahnya kemarin, yang dibantu oleh Mr. Hoggard sebagai pengurus acara tersebut—seharusnya anggota keluarga atau kerabat merekalah yang membantu, tapi ayahnya tidak memiliki saudara lainnya, dan sudah tak pernah berinteraksi dengan kerabat jauh lainnya. 

Mr. Hoggard membantu mereka mencetak undangan untuk dibagikan kepada para kenalan ayahnya, undangan yang tertulis dengan tinta hitam;

UNDANGAN PEMAKAMAN

Anda dan keluarga diminta dengan hormat untuk menghadiri pemakaman

MR. JOSEPH L. LAVEN

Pemakaman Greenwood. No. 27 

24 Oktober

Lavinia pun teringat saat penutupan peti, di mana ibu tiri dan adik tirinya yang memakai gaun hitam menangis menyayat hati, sementara dia hanya berdiri di samping peti, hanya melihat wajah pucat itu untuk terakhir kalinya. Lavinia dapat melihat rangkaian bunga ivy dan pansy berwarna putih-ungu di dekat peti. Dia melepaskan topi bercadar jaringnya untuk menghormati kepergian ayahnya. Di ruangan itu, hanya ada keluarganya, ibu dan adik tirinya, sementara para tamu menunggu di ruang tamu, Lavinia tak keberatan memperlihatkan wajahnya untuk terakhir kali kepada ayahnya yang sudah tak bisa menatapnya lagi.

Setelah prosesi berdoa selesai, pendeta pergi dan masuk kembali ke dalam kereta kuda untuk menuju tempat selanjutnya. Mr Hoggard meminta semua anggota keluarga untuk naik ke kereta, menuju arah pemakaman. Pria itu membuka pintu kereta, dan membantu mereka naik ke dalamnya, lalu meminta kusir pergi ke tempat selanjutnya. Mr. Hoggrad pun melakukan hal serupa kepada para tamu lainnya, sampai para tamu sudah kembali duduk di kursi mereka masing-masing. Mr. Hoggard benar-benar sangat berjasa besar di saat itu. Dia me-list semua tamu yang diundang, dan menempatkan para tamu ke dalam kereta kuda sesuai dengan posisi mereka masing-masing.

Kabut di pemakaman itu terasa lebih tebal, Lavinia sedikit terbatuk. Dia kembali melihat makam ayahnya yang dihiasi kabut kota itu. "Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi aku bisa melindungi diriku sendiri, Papa."

Lavinia pun keluar dari pemakaman itu, dia berjalan seorang diri di tengah malam itu. Rumahnya tidak terlalu jauh dari kuburan tersebut. Jalan itu benar-benar terlihat sepi dan dia sempat melihat seorang pria tua yang bertugas menyalakan dan mematikan lampu di jalanan kota London. 

Pagi yang masih terlihat gelap itu, jalanan benar-benar dipenuhi kabut. Menurut Lavinia, London benar-benar kota yang buruk. Kabut-kabut itu terasa bercampur dengan asap-asap yang keluar dari cerobong pabrik. Setelah pabrik-pabrik dibangun, dan teknologi bertenaga uap semakin berkembang, London benar-benar mempunyai udara yang mengerikan. Uap-uap dari pabrik menyebar sama rata di seluruh kota London, semua menghirup udara seperti itu, tak terkecuali para bangsawan maupun anggota kerajaan. 

***

Handsome Lord & The Scar Lady [END]Where stories live. Discover now