Bab 15- Kenyataan Pahit

5.1K 190 4
                                    

"Lea tunggu!"

Aku menatap Lea yang berada dalam gendonganku dan kami sama-sama diam hingga lelaki yang setengah berlari itu mendekat.

"Apa kabar sayang? Udah lama nggak ketemu. Oh ya, Lea sama siapa?" tanya pria yang kini berdiri di hadapan kami.

Mata Lea terlihat berbinar-binar dan senyuman itu melengkung. "Uncle Pahli." pekik Lea.

Pria yang bernama Pahli, itu terkekeh lalu mengacak-acak rambut Lea gemas. Lea menoleh ke arahku.

"Ini Mommy, uncle."

Lelaki itu menatapku dan tersenyum. "Oh, jadi kamu istri Bram itu." Kerutan di dahiku semakin jelas dan mengangguk. "Gue Fahri, temannya Bram. Sorry, waktu kalian nikahan gue lagi berada di Amerika."

Senyumku terbentuk seiring kerutan itu menghilang. Ternyata dia sahabat Bram selain Ario.

"Aku Alen, Kak. Salam kenal," ujarku.

"Mau pulang?"

Aku kembali mengangguk.

"Kebetulan kita ketemu di sini. Bagaimana kalian, gue antar?"

Menatap Lea dan kami sama-sama mengangguk setuju. "Boleh deh, Kak. Tapi nggak ngerepotin kan?"

"Ya nggak lah, kan gue yang nawarin. Yuk." ajak Fahri.

Aku dan Fahri berjalan beriringan menuju tempat mobilnya terparkir. Setelah kami masuk, Fahri menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata meninggalkan mal itu.

"Tadi ngapain aja, Al?" tanya Fahri yang menoleh sebentar.

"Banyak Kak. Tadi aku, Lea dan Kak Bram main di timezone, trus makan, beli es krim dan jalan-jalan dulu ngelilingi mal. Cuci mata sebentar. Iyakan, Le?"

Lea yang duduk di belakang mengangguk.
"Selu loh, uncle. Tapi tadi Saddy pulang duluan. Katanya ada keljaan."

Aku melihat Fahri melirik Lea melalui kaca spion mobil sambil terkekeh.

"Jadi tadi bareng Bram juga."

Tanyanya padaku. Aku mengangguk kemudian mengalihkan pandangan ke luar jendela. Mobil ini masuk ke kompleks perumahan Bram. Beberapa saat berikutnya, mobil Fahri membelah pagar tinggi itu dan berhenti.

"Sampai. Thanks ya, Kak udah mau ngantar aku sama Lea pulang. Mau mampir dulu Kak?" tanyaku menoleh padanya.

Dia menggeleng. "Nggak usah, Al. Lain kali aja."

"Yaudah. Gitu aku turun ya, Kak.
Dia mengangguk. Aku menutup kembali pintu penumpang dan berjalan ke pintu belakang, di mana Lea duduk. Aku membuka pintu itu. "Yuk, turun sayang." kataku menggendong Lea.

Saat aku ingin menutup pintu itu kembali, Fahri memanggilku membuatku menoleh padanya.

"Istri gue pasti senang ketemu lo. Lain kali gue kenalin ya."

Aku tersenyum lebar dan mengangguk cepat. " Boleh, Kak."

Dia membalas senyumku. "Yaudah, gue balik dulu Al."

Aku menutup pintunya dan berdiri menunggu mobil itu menghilang di balik pagar rumah kemudian masuk ke dalam rumah yang seperti biasa terlihat sepi.

My Husband a Widower (Completed) Where stories live. Discover now