15 - 2?

2.2K 327 52
                                    

Happy Reading Readers

BEWARE LENGTH CHAPTER WITH 1035 WORDS!! 😶💞💋😜😘

- Min Yoongi POV -

Ku buatkan sup ayam kental untuk Hyerim, dulu Eomma sering membuatkan ini saat aku sedang sakit.

Beberapa menit kemudian sup yang ku masak telah matang , ku tuangkan perlahan-lahan ke dalam mangkuk, lalu mangkuk yang telah terisi tersebut, langsung ku letakkan di atas nampan, tak lupa dengan segelas air.

Sesampainya dikamar, ku taruh nampan di atas nakas.

"Hyerim, ayolah kau harus makan."

Aku masih posisi berdiri, melihatnya sedang tiduran.

"Rasanya lidahku tidak enak untuk menerima makanan Oppa."

"Kau harus makan biar cepat pulih kondisimu. Lebih baik aku suapi kau."

"Tapi.." ia tampak ragu.

"See, Tidak ada penolakan."

"Baiklah."

Pada akhirnya ia mengalah dan memilih menuruti perkataanku.

Aku mendudukan diri disisi ranjang, disamping Hyerim. Habis dipaksa barulah anak ini mau makan.

Dengan telaten aku menyuapinya, dengan tempo tak terburu-buru maupun cepat. Ku tunggu ia selesai mengunyah baru ku suapi kembali.

Ngomong-ngomong atas kejadian hari ini, meskipun ia tak tahu orang yang ku maksud saat bicara di atas Bianglala tadi adalah dirinya. Iya, diri dari sesosok wanita cantik bernama lengkap Yoon Hye Rim.

Awalnya aku marah dan kesal atas ketidaksadarannya , terlihat sekali dari reactionnya, padahal aku begitu nyata menunjukkan wujud kasih sayangku padanya, dimulai dari hal kecil misalnya.

Lama kelamaan setelah ku pikir , mungkin aku harus lebih bersabar, aku harus memberi dia kesempatan atau waktu lebih mungkin?

Ya , Hyerim pasti butuh waktu untuk belajar menerimaku sebagai kekasihnya bukan lagi sahabatnya.

So, aku harus berlapang dada untuk urusan ini jangan karena emosi aku malah menyakiti perasaannya.

"Oppa mengapa kau melamun?"
Tanyanya melihatku yang melamun setelah menyendokkan sup.

"Tidak. siapa yang melamun."

Sanggahku cepat dengan memberikan isyarat berupa gelengan kepala.

"Kau tak makan Oppa?" Tanyanya lagi.

"Nanti saja, aku belum lapar." Jawabku sekadarnya, aku malas makan sebenarnya.

"Kau harus makan eoh." Paksanya.

"Jangan khawatirkan aku."

"Tapi janji ya kau harus makan setelah aku selesai."

"Iya Nona cerewet."

"Biarkan, berarti aku peduli padamu Tuan Pendiam."

"Sstt.."

Jari telunjukku menahan bibirnya yang hendak bicara lagi.

Ini suapan dariku yang terakhir, sup telah habis tak bersisa, aku senang ia mau menghabiskannya. Tidak lupa aku memberinya segelas air putih.

"Minum dulu." Aku menyodorkan segelas air , langsung di terima Hyerim dengan senang hati dengan seberkas senyuman, ia pun meminumnya.

"Istirahatlah Hyerim." Kataku sambil tersenyum , hanya dua kata memang tapi kata itu berarti supaya ia lekas membaik.

Ketika aku ingin beranjak dari ranjang, ia malah menahan tanganku.

𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang