30 - Hope

1.3K 197 9
                                    

🐄 Happy Reading 🐄

WARNING BELUM DIREVISI , MASIH ORIGINAL VERSION.

》》》《《《

[Yoon Hyerim's POV]

"Kakak pulang, Hyerin."

Ku langkahkan kaki menuju ruang keluarga. Ada Hyerin disana, ia tersenyum melihat kedatanganku dan Yoongi.

Ia beranjak dari sofa panjang. Bermaksud menyambut kedatangan kami.

"Annyeong, kak!" Seraya melambaikan tangan. Ia terlihat bahagia sekali, wajahnya berseri.

"Annyeong, Rin. Eomma sudah sampai?" Tanyaku, kalau - kalau beliau ada disini.

"Belum."

Aku mengangguk mengerti.

"Kak, namja disebelahmu ini yang kau bilang padaku , bukan?"

Pandangan matanya mengarah pada pria yang memakai kacamata senada dengan warna rambutnya.

"Hhmm, iya." Balasku

"Kapan kalian jadian?"

"Rahasia."

Kataku disertai kekehan pelan.

"Uh, kau ini."

Ia menoyor tinjuan pelan pada lenganku.

"Aw.." Aku meringis , pura - pura kesakitan.

"Jangan sakiti aku!"

"Hihihi..."

Tiba - tiba saja ia mengulurkan tangan.

Aku bingung.

Ada apa ini?

"Selamat ya , kak. Akhirnya Tuhan mempertemukan kalian."

Ya Tuhan..

"Thank U , my lil sis."

Kemudian Hyerin memberanikan menyapa Yoongi.

"Annyeong, Oppa." Sapanya dengan senyuman hangat.

Tampaknya ia sedikit malu, semu kemerahan terlihat jelas mewarnai pipinya.

Uuhh, merona.

Hyerin ingat! Dia milikku. 😳😳😳

"Annyeong , Rin." Balasnya kembali, disertai gummy smile.

"Kau pasti sudah mengenalku jadi aku tidak perlu re-introduce."

"Benar, Oppa."

"Apa kabar? Lama tidak bertemu?"

"Aku baik Oppa, oh iya.. Kapan kalian official?"

"Rahasia."

Jawabnya sama denganku.

Good Job, Mr. MIN.

"Ekhem!"

Jimin berdeham.

"Apa sih, Jiminnie!" Gerutu adikku sebal.

Hyerin menatap tajam Jimin.

Jimin malah tetap stay cool, dan tak mempedulikan Hyerin.

"Kau tidak halal dengannya."

"Sekali - kali berpegangan tangan dengan cogan tak masalah dong."

"Hush! Sudah punya jangan serakah ya."

Aku memperingatinya.

Hyerin-ah , Hyerin-ah ada saja.

Min Yoongi ikut tertawa.

"Aigo, Rin kau berlebihan."

"Kau sudah punya yang lebih tampan. Bahkan lebih muda dariku."

"Maaf hehe, aku jadi salah tingkah begini. Sayang, jangan marah okay."

Jimin segera menyingkirkan tangan Hyerin dari tautan Yoongi.

"Kau hanya boleh bersentuhan denganku."

Hyerin lalu mempersilakan aku dan Yoongi duduk.

"Ayo duduk , Oppa. Silakan!"

"Sayang, aku permisi sebentar kau mengobrol saja dulu dengan Jimin."

"Hyerin, bantu aku nde."

¤¤¤

Meanwhile at kitchen

Aku dan Hyerin menyiapkan minuman, tak lupa snack kecil.

"Kak."

"Ne, ada apa?"

"Jimin melamarku?"

"Mwoga!" Pekikku cukup keras. Sampai - sampai ia menutup mulutku rapat.

"Ssstttt.. Jangan berisik." Melepas bungkamannya.

Aku mengangguk.

Oh My God , I'm losing control..

Ini adalah kebiasaanku yang terburuk. Berlebihan menyikapi hal yang baru ku dengar.

"Kapan?"

Suaraku mendadak merendah , jangan sampai didengar orang lain kecuali Hyerin.

"Sebelum kau datang?"

"Lalu? Bagaimana dengan kuliahmu?"

"Jimin bilang tak masalah. Jadi meski aku menikah, kuliahku akan tetap berjalan."

"Asal kau hidup bahagia dengan Jimin, Kakak mendukung keputusanmu."

"Kakak.. kita akan berpisah 😭"

"Tak apa, aku akan baik - baik saja."

"Maafkan aku , jika Eomma dan Appa menyetujuinya maka.."

"Maka apa? Maksudmu kau akan mendahuluiku?"

"Jangan khawatir. Bahkan aku tak mempermasalahkannya."

"Aku beruntung memiliki kakak sepertimu."

"Aku juga Hyerin-ah, adikku sudah semakin dewasa."

Kami saling menhamburkan pelukan hangat. Meski ia kadang menyebal seperti anak kecil, aku selalu memakluminya.

Dia adalah moodmakerku, kita selalu berbagai segala hal bersama. Semoga aku bisa menyusulmu. Tentu aku sangat berharap bisa menikah dengan kekasih idamanku.

Siapa lagi, kalau bukan menikah dengan Min Yoongi. Semoga saja kita bisa, amin..

TO BE CONTINUED...

◇◇◇

𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓Where stories live. Discover now