26 - Peck

1.6K 226 9
                                    

💐Happy Reading 🐞

Enjoy my stories and I'll waiting for your vomment.

🎀🎀🎀

[Min Yoongi's POV]

"Semua baik - baik saja, percayalah padaku."

Sekujur tubuhku merasakan apa yang ia rasa secara tak langsung. Seperti ada ikatan batin di antara kami berdua.

Ia masih terisak , samar - samar dapat ku dengar suara tangisnya.

Kuusap punggungnya lembut, seraya meredakan segala perasaannya yang sedang berkecamuk di dalam hati.

"Tadi kau baru saja kesal , secara tiba - tiba kau menangis di hadapanku, awalnya aku bingung. Sampai akhirnya aku mengerti , ternyata kau memikirkan hal itu."

Aku merenggangkan dekapan diantara kami.

Jariku tergerak untuk menyentuh wajahnya. Memberikan usapan lembut disana.

Sepersekian detik , ku pandangi wajah polosnya. Hingga beralih pada manik hitamnya.

Wajah tak berdosa yang harus menanggung penderitaan.

Anehnya, kau masih bisa memancarkan aura kebahagiaan untuk orang - orang disekitarmu.
Seakan semuanya baik - baik saja.

Kau tidak salah mencintaiku Hyerim, karena aku memang telah mabuk hingga terjebak dalam cintamu.

"Molla, Oppa. Semoga kau tak bermain di belakangku."

Sorot matanya memancarkan kelamnya kehidupan yang dahulu ia jalani tanpaku.

Aku mengumpat dalam hati, mengapa kita harus berpisah hanya karena soal pendidikan.

Sial!

Tidak sampai disitu, kemudian ia kembali berujar.

"Aku hanya membayangkan jika seandainya ada seseorang yang ingin kita berpisah.
Hiks, sudah cukup enam tahun itu Oppa. Jangan lagi ada perpisahan."

"Maaf Hyerim , aku bukan tipe lelaki pecundang.
Dan satu lagi, hati dan jiwaku, hanya ku persembahkan untuk satu wanita , yaitu Kau , seorang diri.

"Aku percayakan kau."

Pelukan kami berakhir dengan sebuah senyuman dibibir Hyerim.
Cepat - cepat ia menghapus air mata yang lolos melewati wajah mulusnya.

"Jangan menangis lagi, ini yang terkhir nona Min.
Aku tak mau melihat wanitaku bersedih."

Tanganku menyibak rambutnya, lalu mengecup pipi kanannya.

Pipinya bersemu merah, kembali aku tersenyum di buat olehnya. Perlahan ia mulai tersenyum lebar.

Gadis ini sangat cengeng dan lemah, tak sepertiku. Oleh karena itu, aku selalu ingin melindunginya.

"Oppa, terimakasih, maaf aku terlalu berlebihan."

"Itu wajar Hyerim, aku tahu ketakutanmu.
Bahkan, hal itu muncul dalam otakku. Mari kita jaga jalinan cinta ini bersama - sama mulai dari sekarang."

"Dengan senang hati , ayo Oppa kita lakukan."

Senyuman terbentuk dari lekukan bibirku.

Kuusak kembali rambutnya.
Tak pernah sekalipun merasa salah memilihmu.

Kaulah menjadi cintaku.

Dirimu adalah alasan mengapa aku harus selalu menjauhi setiap wanita yang kutemui.

Dirimu adalah alasan mengapa aku rela menunggu.

"Good girl, kalau begitu aku mandi dahulu."

Tanpa meminta izin , aku memberikan sentuhan dari material basah ini tepat di atas keningnya. Hyerim tampak terkesiap.

Sesudah insiden itu, aku meloloskan diri. 100% aku berani bertaruh, pipinya sudah terbakar sekarang akibat ciuman tiba - tiba.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To Be Continued..

Sorry for the short chapter

𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓Where stories live. Discover now