25 - Promises

1.6K 230 7
                                    

🍀Happy Reading 🌿

Vote and Comment please

[Writer's POV]

Entah sejak kapan wanita bermarga Yoon di hadapannya bersandar pada headboard ranjang.

Hyerim memutar bola matanya malas. Kedua tangannya bersidekap.

Dalam hati ia mengutuk keras segala keangkuhan dan rasa membanggakan diri akut yang melekat pada diri namja pucat ini.

Yang di tatap jengah justru tertawa kecil, lucu baginya melihat kekasihnya kesal. Dia tahu benar titik kelemahan putri pertama dari keluarga Yoon Hae Min itu.

Tubuhnya mendekati Hyerim, gerakannya perlahan namun dengan pasti , mencuri kecupan ringan di bibir mungilnya.

Bibir yang selalu menjadi pusat atensinya, sekaligus mengoyahkan pertahanannya.

Bukan hanya kecupan pada bibir ranum Hyerim, ia juga mengecup puncak kepalanya.

Mengalirkan segenap kehangatan dan kasih sayang disana. Sesekali mengusik surai hitam pekat itu.

Samar - samar kekasihnya mengukir sebuah senyuman.
Berharap dalam hati bahwa ini bukan untuk sekali , dua kali saja, tetapi selamanya.

Terus seperti ini.

Saling menyuratkan perasaan masing - masing melalui bahasa tubuh. Meskipun bentuknya sederhana.

Hyerim tidak membutuhkan harta kekayaan , barang barang branded mahal , bahkan uang berlimpah.

Dalam pegangan hidupnya, ia hanya membutuhkan seseorang yang setia di sisinya.

Ia berdoa kalau sosok tersebut adalah kekasih yang ada di hadapannya.
Semoga Yoongi adalah tipe yang ia cari selama ini.

Semenjak meresmikan hubungan selang beberapa jam yang lalu, Hyerim tak mampu mengelak gejolak batin yang sungguh menyiksa dalam dirinya.

Ia takut suatu saat, momen - momen membahagiakannya bersama Min Yoongi berlalu terhempas angin.

Banyak celah kemungkinan bahkan tantangan yang harus mereka hadapi selanjutnya, di kemudian hari.

Mengingat mereka tak pernah tahu skenario Tuhan.

Hyerim hanya berharap , semoga Tuhan selalu memberikan kekuatan padanya , tentu tak hanya dirinya tetapi juga kekasihnya.

Bayangan masa lalunya yang pedih lagi menyayat hati terputar jelas, menghantui otaknya.

Hyerim tak sanggup jika hal itu harus terulang kembali. Sungguh tak terbayangkan, bila menimpa hubungan mereka.

Setelah memberi kecupan lembut , ia sedikit menjauh dari Hyerim. Yoongi mendapati gadisnya tertunduk lesu.

Baru saja gadis ini mengambek padanya. Mengapa tiba - tiba begini?

Keningnya mengernyit, tak paham, apa ada yang salah?

Seingatnya ia tak melakukan kesalahan apapun.

Yang tadi juga sekadar gurauan saja, lagipula dia tahu sifat Hyerim seperti apa.

"Nona Min, kau kenapa , huh?"

Yoongi menatap Hyerim lekat, tak biasanya wanita cerewet ini mendadak kaku. Kedua tangannya meremas bahu Hyerim, sedikit mengguncang tubuhnya.

"Sayang, jawab aku!"

"Apa ada yang mengganjal pikiranmu? Katakan."

"Aku mendengarmu."

Lelaki bermarga Min itu kian khawatir melihat perubahan ekspresi Hyerim secara mendadak.

Jemarinya tergerak untuk mengangkat dagu Hyerim lembut.

"Sayang."

Panggil Yoongi sekali lagi, Hyerim tak kunjung meresponnya.

"Takut.. Aku takut kehilanganmu."

Akhirnya gadis mungil itu memberanikan diri menatap kedua mata Min Yoongi.

"Kau tau , seperti apa jadinya kita berpisah?"

"Aku tak bisa melakukan apapun bersamamu lagi.."

"Mungkin.."

"Sstt..Jangan berpikiran negatif."

Telunjuknya menempel tepat di bibir Hyerim.
Iris hitam legamnya intens terfokus pada gadisnya.

"Ingat!"

sampai kapanpun kau tetap Min Hyerimku. Kekasih sertasahabatku. Kita adalah dua jiwa dalam satu raga yang tak terpisahkan."

"Benarkah Oppa?"

"Apa aku bisa memegang janjimu?"

"Kau tetap Min Yoongiku kan?"

"Hubungan kita tidak akan pernah berakhir kan?"

"Apapun yang terjadi?"

Suara Hyerim bergetar , perasaan takut kehilangan Yoongi mencuat ke permukaan batinnya begitu saja.

Sungguh, Hyerim berpisah dengan Yoongi selama enam tahun karena tuntutan kesibukan masing - masing sudah cukup menyedihkan.

Apalagi bila hal mengerikan yang ia khawatirkan terjadi.

Entah bagaimana?

Cairan bening mulai membasahi mata indah Hyerim.

Yoongi tak tega melihat kekasihnya menangis untuk kesekian kali.

Ibu jarinya menghapus liquid yang membasahi pipinya.

"Percayakan padaku."

"Takkan ada yang berubah, terus seperti ini, hanya ada kita."

"Aku telah berjanji pada Tuhan tuk menyerahkan diri ini untukmu. Aku adalah Min Yoongimu."

"Dan aku adalah Min Hyerimmu?"

Tanpa berlama - lama , langsung saja tubuhnya merengkuh Hyerim, menenangkan seluruh kegusaran dan kegundahan hati perempuan yang ia cintai, kedua setelah sang ibu.

Tangannya mengusap lembut punggung Hyerim.

"Ne sayang, kau adalah Min Hyerimku. Ingatlah selalu, hingga maut memisahkan kita."
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To Be Continued

𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang