Bukatsu~

6.9K 906 77
                                    

"Ohayou, Kageyama-kun." Sapaku setelah melihat si maniak yang sudah beberapa hari ini telah dekat denganmu. Hanya gumaman 'Osu' pelan yang bisa kamu dengar.

Melihatnya agak kelelahan membuatmu tersenyum maklum. Kamu tahu bahwa dia telah mengikuti latihan rutin voli, klub kebanggaan yang diikutinya.

Jika mengingat aniki mu, kekuatan klub voli di sekolah ini memang biasa saja. Tak terlalu kuat, atau tak terlalu lemah.

Melihat kamu yang terlihat melamun, Kageyama mencoba menarik perhatianmu dengan menggoyangkan telapak tangannya ke depan wajahmu.

Kamu terperanjat. Lalu menoleh ke si pemilik tangan besar. Menyadari siapa pemiliknya, membuat jantungmu berdebar dan wajahmu menghangat.
Mencoba untuk tenang, dan menanyakan maksud si 'pengganggu'.

"A—ano. Go—men. Ada apa, Kageyama-kun?" Tanyamu agak gugup.

Kageyama menumpukan kepala dengan tangannya. Lalu dengan santai berkata padamu.

"Aku hanya berpikir. Klub apa yang kau ikuti?"

"Klub ya?" Kamu berfikir sejenak. Kageyama terlihat menanti jawaban.

"Aku mengikuti klub vokal." Ucapmu kemudian. Kageyama terlihat kaget. Apa sebegitu mengagetkannya mengenai fakta bahwa kamu mengikuti klub vokal. Kamu terkekeh dalam hati.

"Benarkah?" Akhirnya Kageyama melampiaskan keterkejutannya dengan pertanyaan retoris.

Kamu tersenyum.

"Kau tahu, Kageyama-kun. Aku tak bisa apa-apa selain bernyanyi." Katamu.

"Ti—tidak. Ma—maksudku, ma—maksudku," Kamu terkekeh pelan melihat orang dihadapanmu salah tingkah ditandai dengan wajah memerah serta wajah gusar. Lalu kamu tersenyum.

"Kageyama-kun, mengikuti klub voli kan?" Tanyamu retoris. Setelah berpikir bahwa pertanyaan itu sudah basi, kamu segera melanjutkan.

"Aku pernah melihatmu pagi-pagi buta. Kebetulan rumahku dekat sini. Kageyama-kun saat itu sedang berlari dengan, siapa itu? Eu— partner klub mu yang memiliki rambut cerah seperti jeruk?"

Kageyama segera menjawab dengan raut wajah yang menurutmu menyebalkan. Daripada 'mengerikan', raut wajah yang dimiliki Kageyama itu 'menyebalkan'.

"Ah, Hinata-boke."

"Boke?" Tanyamu memastikan. Apa orang yang dimaksud Kageyama sebegitu payah, hingga bisa mendapatkan panggilan itu.

"Ya, ya. Lupakan saja dia." Tutur Kageyama yang memasang seperti enggan berbicara lagi.

"A—ah. Sou." Setelah itu, tak ada pembicaraan lagi sampai guru pengajar pelajaran pertama memasuki kelas.

————————————————
Bel pulang sekolah berbunyi.
Dengan malas kamu sesegera mungkin merapikan mejamu, dan memasukan alat tulis kedalam tasmu. Melihat kesamping kanan. Orang itu juga hampir sama sepertimu. Walau 'muka bantal' nya masih sangat kentara di wajahnya. Kamu tersenyum sedikit.

"(y/n)-chan, bukatsu?" Tanya Hibiki yang berada di meja belakangmu.

"Ah ya. Menyebalkan." Ucapmu. Orang yang berada di belakangmu hanya terkekeh sambil menepuk pundakmu.

"Aku tahu, (y/n)-chan akan pulang larut. Kau harus mempersiapkannya secara matang." Ucap Hibiki sambil mengambil tasnya lalu segera melewatiku sambil berkata 'jaa' dan 'semangat'. Aku hanya tersenyum getir.

'Inikah yang namanya hidup?' Tanyamu dalam hati.

Kamu sangat lelah hari ini. Bukan lelah tapi malas. Keinginan 'mulia'mu hari ini adalah pulang dan segera bergelung dikasur empuk milikmu. Hah, terlalu memikirkannya membuat batinmu semakin terasa berat.

'Aku ingin pulang.'

"Kaageeyaamaa!!" Suara membahana membuatmu agak berjengit kaget. Karena jaraknya begitu dekat. Dan juga meneriakan seseorang yang kamu kenal.

"Urusai, Boke!" Jawab orang yang dipanggilnya dengan nada kesal. Lalu orang itu menoleh kearahmu. Kamu terdiam.

"(y/n)-san ada klub ya? Aku duluan ya, si boke ini terlalu berisik. Jaa." Ucap Kageyama setelah menyampirkan tas kepundaknya. Aku hanya bergumam pelan untuk menjawab.

Setelah orang itu dan temannya yang memiliki warna seperti jeruk hengkang dari kelas. Kamupun menunduk. Lalu tersenyum karena dadamu terasa menghangat, sambil membisikan sebuah nama.

————————————————

Kamu menggerutu sepanjang koridor yang kamu lewati. Sekarang sudah pukul 19.05 dan kamu baru selesai dari kegiatan klub. Kamu mendesah lelah, ragamu terasa sangat lelah. Kamu terus menunduk hingga saat melewati gedung olahraga yang masih terang. Kamu mendongak sebentar. Berlari kecil untuk mencapai pintu gedung itu.

Hampir sampai, tiba-tiba lampu di gedung yang menjadi satu-satunya penerangan terdekt padam. Kamu berhenti. Hingga sebuah bayangan terlihat keluar dari pintu. Kamu memfokuskan pandangan. Banyangan itu semakin mendekat.

'Aku tidak takut.' Ucapmu dalam hati. Walau begitu keringat sebesar biji jagung turun dikeningmu. Hingga,

"(y/n)-san? Kenapa ada disini?" Ah, dari suaranya kamu kenal.

"Kageyama-kun. Ku kira siapa. Aku baru pulang dari klub. Kageyama-kun sendirian?" Tuturmu. Tanpa sadar kalian berdua mulai melangkah kearah gerbang bersama-sama.

"Ya, senpai-tachi menyuruhku untuk mengunci gedung. Dan Hinata-boke sedang ada urusan, jadi dia pulang terlebih dahulu." Tuturnya. Kamu hanya mengangguk sebagai balasan.

Disepanjang perjalanan, kalian membicarakan kegiatan klub yang kalian ikuti. Tentang bagaimana Hinata, yang kamu ketahui berambut jeruk, dengan lompatannya, tentangmu dengan senpaimu yang selalu iri dengan suaramu. Dan tak terasa kamu sudah sampai di gerbang rumahmu.

"Ah, sudah sampai. Mau mampir dulu Kageyama-kun?" Tanyamu.

"Ah, tidak. Sudah malam, jaa." Jawab Kageyama seraya berjalan melanjutkan perjalannya.

Disepanjang perjalanan, Kageyama tersenyum. Seyuman yang selalu dianggap menakutkan oleh rekan di klubnya. Sambil berkata lirih.

'Mungkin lain kali.' Kemudian memandang langit yang telah terdapat beberapa bintang.

————————————————

Part 3 update .. 🙆🌌🌌

Thanks for Read, minna .. 😊

All about Kageyama & You [KageyamaxReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang