Terungkap

3.2K 370 34
                                    

"Jadi kalian sudah berciuman?" Tanya lelaki tinggi berambut pirang secara tiba-tiba, bahkan kamu tak mengetahui bahwa orang ini berada di dekatmu. Kamu sedang berada di taman dekat gedung olahraga yang agak sepi. Sekarang memang waktu istirahat. Agak aneh melihat tempat ini agak sepi. Kamu menjawab dengan tergagap karena efek terkejut, dan jangan lupakan pertanyaan yang membuatmu mendadak syok.

"H—hah?! K—kau-"

"Jujur aku cemburu, (y/n)." Kamu terdiam dan mencoba menguasai diri kembali. Kamu mendekatinya, agar jarak antara kalian tak terlalu jauh karena tak ingin berteriak-teriak untuk mengucapkan sesuatu.

"Cih, ku dengar Hinata-san menyatakan cinta padamu kemarin. Kau sebaiknya membuka hatimu padanya, Kei." Kamu berujar sembari menampilkan ekspresi menggoda yang direspon dengan wajah jengah, enggan membicarakan hal yang membuatnya geli.

"Tsk, meskipun hal itu benar adanya, aku tak akan mau menerimanya." Ucap Tsukishima pelan. Kamu membalasnya dengan cibiran.

"Haha, tapi kurasa kalian terlihat cocok."

"Urusai." Ucap Tsukishima seraya mendekati kursi dan mendudukinya. Kamu mengekorinya. Setelah berada di posisi cukup nyaman, si kacamata melanjutkan dengan pertanyaan yang belum kamu jawab.

"Jadi, kalian belum melakukan'nya'?"

"Memangnya jawaban yang ingin kau dengar?" Tanyamu kembali. Didalam kepalamu kamu berpikir, 'kenapa si kacamata ini selalu menjadi pribadi yang penasaran mengenai perkembangan hubunganmu dengan ekhem-Kageyama?'

"Entahlah." Ucap Tsukishima pelan, terkesan tak peduli. Tetapi sebenarnya, Tsukishima cukup penasaran.

"Tidak. Te-tepatnya be-belum." Ujarmu kemudian dengan wajah agak memerah. Tentu saja membicarakan hal seperti ini akan membuatmu merasakan malu.

"Kau tahu, ada hal lebih penting yang perlu dibicarakan." Ujar Tsukishima. Rona diwajahmu hilang seketika. 'Rupanya hanya basa-basi? Sialan.'

"Seseorang mengetahui perasaanku padanya." Kamu terdiam. Ingin mengatakan 'apa peduliku?', tapi kamu tak cukup berani. Menurutmu, walaupun Tsukishima seperti ini, tapi sebenarnya dia itu baik. Sebenarnya kamu yang terlalu naif.

"Dan kau menuduhku?" Tanyamu ringan.

"Tidak. Aku yakin kau bukan orang seperti itu." Kamu menghela nafas pelan. Lalu melanjutkan dengan bertanya,

"Jadi, siapa yang mengetahui itu? Dan dari mana dia tahu?"

"Hinata." Kamu terdiam. Dalam hati kamu tak menyangka dan ingin tertawa.

"Eh?! Ini benar-benar mengejutkan! Dari luar, dia kelihatan tidak peka dan tidak terlalu pintar. Apa takkan apa-apa?" Jelasmu dengan ekspresi yang tak ditutup-tutupi, wajah memerah menahan tawa. 'Pasti si kacamata sedang bercanda.'

"Oh, terimakasih karena telah khawatir." Seketika kamu terdiam. Kamu menampilkan senyum tipis, seperti menyeringai.

"Kupikir mungkin tak akan apa-apa. Dia memang bodoh. Pernyataan bahwa aku menyukai 'dia' memang membuatku terkejut, tetapi selanjutnya dia membuatku kesal karena terlalu bodoh." Kamu menutup mulut, mencegah tawa untuk keluar lagi. Kamu mencoba tenang lalu memberikan respon.

"Ah, coba kutebak. Pasti dia menganggapmu gay, dan kelakuannya kemarin saat menyatakan cintanya padamu itu sebagai tes saja. Apa aku benar?"

"Ya. Dia menganggap bahwa aku mencintai 'dia'. Tidak ada tempat untuk hal menggelikan macam itu diotakku." Kamu memang sudah bisa menduga-duga mengenai isi pikiran Hinata yang agaknya cukup mudah dibaca.

All about Kageyama & You [KageyamaxReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang