Hujan, Jaket, dan Pengakuan

4.3K 643 106
                                    

Terjebak di ruang kelas dengan seorang Kageyama Tobio bukanlah sesuatu yang kamu harapkan, setidaknya untuk saat ini. Dan lagi, waktu semakin sore dan air yang tumpah dari langit tak kunjung berhenti.

Awalnya karena memang kamu yang enggan pulang cepat-cepat dan tak menyadari langit di luar sana yang semakin menghitam. Kamu yang sangat malas untuk pulang, dan berakhir dengan kepala yang diletakkan di meja serta kehilangan kesadaran membuatmu tak menyadari hujan di luar sana. Kesadaranmu kembali sesaat setelah merasakan kedinginan disekujur tubuh. Lalu menyadari bukan hanya dirimu yang terdiam di ruang kelas. Dan saat pandanganmu menoleh pada orang lain tepat di sampingmu, kamu sadar bahwa dia, Kageyama juga baru saja mendapat kesadarannya kembali. Kalian saling berpandangan sebentar, lalu saling membuang muka, merasa canggung. Jangan lupakan mengenai rona di wajah yang entah dari kapan selalu menempel di pipi apabila kalian melakukan kontak verbal atau nonverbal.

Kalian masih dengan posisi yang tak berubah. Merasakan udara yang semakin dingin, kamu mengigil. Kamu tak membawa jaket, tentu saja. Ini musim panas. Dan entah kenapa tiba-tiba hujan lebat datang di langit yang sedari pagi berwarna biru.

Sebuah jaket hitam terhempas pelan ke meja didepanmu. Secara refleks kamu segera menoleh kesamping. Memandang seseorang berambut eboni yang sedang sibuk menyembunyikan rona merah.

Itu jaket miliknya. Yang selalu dipakainya. Setiap hari. Jaket klub voli.

Kamu terdiam sambil merona sambil membisikan kata 'Arigatou.' yang dijawab dengan anggukan oleh Kageyama.

Kamu mengambil jaket didepanmu dan segera memakainya perlahan. Jaketnya membuat kedua lenganmu tenggelam dan melindungi seluruh bagian atas.

'Hangat.'

Inginnya untuk mengirup aroma si pemilik yang tertinggal di jaket. Tapi kamu terlalu malu untuk melakukannya. Dan lagi, pemiliknya sedang memperhatikan gerakmu tak jauh dari tempatmu. Meskipun tak disengaja, ternyata aroma Kageyama tertangkap oleh indra penciumanmu, membuatmu salah tingkah.

'Ah, ini aroma Kageyama-san. Parfumnya masih tertinggal. Bagaimana ini. Aku salah tingkah. Jangan sampai Kageyama-san mengetahui apa yang kurasakan.' Pikiran-pikiran itu membuatmu tak tenang, dengan wajah memerah kamu mencoba melirik Kageyama.

"Ah! Kageyama-san akan pulang? Ini pakai saja jaketnya, kau pasti sangat membutuhkannya." Ucapmu tiba-tiba tak enak hati dan hendak membuka jaket yang kamu pakai.

'Tak apa. Yang penting aku sudah membaui aromanya.'

"Ti—tidak, (y/n)-san. Aku sedang menunggu hujan reda. Kau pakai saja. Kau yang sangat membutuhkannya." Sanggah Kageyama gelagapan dan segera tersenyum meyakinkan.

Aku hanya berbisik 'Benarkah?' dan dijawab dengan senyuman.

'Ah dia, kenapa akhir-akhir ini selalu merona?'

Hening.

Kamu yang sibuk karena merasa gusar karena hujan yang tak kunjung reda. Ya, meskipun kamu tak lupa membawa payung. Eh?. Bukannya karena kamu yang susah untuk pulang. Ini memang murni karena kamu yang enggan pulang cepat. Awalnya kamu hanya ingin menikmati keheningan di kelas sampai pukul 5 sore. Dan karena adanya seseorang selain dirimu, kamu merasa tidak enak untuk meninggalkannya sendirian, walaupun sekarang sudah hampir pukul 6.

"Nee, Kageyama-san. Belum pulang? Menunggu seseorang?" Kamu bertanya karena melihat gelagat aneh yang ditunjukan olehnya sedari tadi.

"A—Ah. Be—be—tsuni." Jawabnya panik.

Alismu semakin menukik dalam. Tak mengerti. Dan kemudian dikejutkan dengan Kageyama yang tiba-tiba bangkit dan segera mendekati tempat dudukmu. Dan tepat duduk di kursi depanmu. Kamu kaget dan juga bingung. Hendak melontarkan pertanyaan, tapi Kageyama segera membuka mulut.

"(y/n)-san!" Ucap Kageyama dengan suara nyaring, membuatmu tersentak kaget.

"Ha—hai!" Jawabmu refleks.

"Apa kau pernah menyukai seseorang? Ma—maksudku, kau tahu menyukai seorang pria?"

"A—apa? Bi—biar ku ingat-ingat dulu. Ano.. eto.."

"Me—memangnya ada apa, Kageyama-san?"

"Aku ingin memastikan perasaan yang menggangguku baru-baru ini." Ucapnya mantap.

"A—ah, memangnya bagaimana?"

"A—apa kau selalu memikirkannya dimanapun dan kapanpun?"

"Ya."

"Merasa senang jika dia melakukan suatu hal untukmu?"

"Ya."

"Apa kau akan merasa jantungmu berdetak dua kali lebih cepat ketika berdekatan dan berbicara dengannya?"

"Ya."

"Apa kau ingin terus bersamanya?"

"Ya."

"Apa kau menyukaiku?"

"Ya."

Hening.

Eh, tu—tunggu dulu. Ba—barusan Kageyama bertanya apa? Ah, dirimu terlalu refleks rupanya. Diam-diam kamu merutuki hal itu.

Wajah kalian berdua memerah sempurna. Hingga menjalar hingga ke telinga.

"Ma—maksudku, Ka—kageyama-san, a—anoo. e—etoo.." Ucapmu gugup. Bagaimana ini? Apa Kageyama menganggapmu aneh. Apa yang Kageyama rasakan terhadap pengakuanmu yang tak di sengaja tadi. Dan tak sengaja matamu melihat ke luar jendela. Hujan sudah reda.

"A—ah. Nee, Kageyama-san. Hujannya sudah reda. Sebaiknya kita pulang." Ajakmu agak terbata seraya menyampirkan tas ke pundakmu. Begitupun Kageyama yang masih menunduk, segera mendekati kursinya dan menyampirkan tasnya. Kalian berdua pun keluar area sekolah tanpa berkata-kata.

————————————————

"Kageyama-san, aku sudah sampai. Oh, jaketmu! Arigatou." Ucapmu ketika berhenti tepat di depan gerbang rumahmu seraya mencoba melepaskan jaket yang melekat di tubuhmu.

"Tidak usah. Kau pakai saja. Kau bisa mengembalikannya besok. Me—mengenai yang tadi,"

"A—ah. Ka-kageyama-kun, aku harus segera masuk. Kau juga, hati-hati dijalan. Jaa.." Kamu segera memasuki gerbang dengan langkah lebar. Kamu sengaja menghindari ucapan terakhir Kageyama tadi. Kamu khawatir tidak bisa menahan rona merah di depan Kageyama.

Dan Kageyama hanya bisa sweatdop melihatmu terburu-buru memasuki rumah. Kageyama pun tersenyum tulus menatap kepergianmu dan segera melanjutkan perjalanan pulangnya. Bahkan tanpa kamu sadari, kamu telah memanggil Kageyama dengan suffiks '-kun'. Ah, Kageyama semakin mengembangkan senyumnya.

'Ternyata, perasaan kita sama.'

Hujan, jaket, dan ruang kelas menjadi saksi bisu akan pengungkapan perasaan, walau tak disengaja.

'Semoga ini akan menjadi awal yang baik bagi kita.'

————————————————

Update update ..

Thanks for read and vote. ≧﹏≦

All about Kageyama & You [KageyamaxReader]Where stories live. Discover now