Keluarga, teman, dan kebahagiaan kecil

3.1K 325 11
                                    

"Huwee,(y/n)-chan!! Jangan pergi! Hiks." Teriakan histeris bergema di kediaman Oikawa sore itu. Kamu yang sedang berdiri memperhatikan seseorang yang sedang tersedu dan mulai mendekatinya lalu menepuk bahu lebarnya sambil berkata dengan nada penuh penghayatan.

"Aku hanya pergi tuk sementara."

"Kalian sedang apa?" Suara datar mengintrupsi suasana penuh haru diantara kamu dan lelaki yang masih mengeluarkan air mata buaya. Kamu menoleh kebelakang dan menemukan lelaki yang lebih muda darimu (namun lebih tinggi darimu) dan menghiraukan lelaki yang masih mengeluarkan air mata. Toru hanya bisa mencak-mencak kasar. 'Mengganggu momen' batinnya.

Hari ini, tepatnya sore ini, kamu akan kembali kerumahmu, karena Aniki berniat untuk pulang karena kuliah libur. Sedangkan ayah dan ibumu masih dan belum berniat untuk pulang dan bertemu dengan anak-anaknya yang semakin terlihat kurusan. Menyedihkan. Dan sekarang, waktu dimana seorang Oikawa Toru yang merasa sedih karena kehilangan karena sepupu-sepupu tersayangnya akan pergi dari kediamannya.

"Ekhem. Aku harus pulang, Toru-nii. Aniki takkan betah tinggal disini." Ucapmu masih membelakangi si tuan rumah. Umpatan terhenti, digantikan dengan pandangan tersakiti yang membuat lelaki lain di sampingmu menatapnya jijik.

"Kau sangat jujur, Nee-chan." Tutur adikmu senang karena telah berhasil membuat Toru menahan nafas. Selepas itu Toru berseru dengan nada tersakiti.

"Kenapa seluruh lelaki di keluargamu terlihat membenciku?"

"Karena kau menyebalkan." Jawab adikmu. Kamu terdiam, lalu menghela nafas lelah.

"Sudahlah. Jaa, Toru-nii! Jangan mencuri." Kamu pamit pada si tuan rumah dan segera berlalu meninggalkan Toru yang masih tertunduk. Dia memang agak berlebihan.

"Ini rumahku! Mou, kalian semua menyebalkan." Teriakan dengan nada kesal itu adalah ucapan milik Oikawa Toru yang terakhir kamu dengar setelah melewati pagar rumah.

————————————————

"Apa ini!? Kau mau membuat mataku menjadi katarak karena ini?!" Teriakan penuh amarah dan kekagetan terdengar di salah satu kamar tidur bernuasa feminim. Kamu hanya bisa menunduk dengan wajah bosan yang kentara. Bahkan kamu hampir saja menguap kalau seseorang disampingmu tidak memukul kepalamu dengan manga R18 ditangannya.  Kamu mendelik.

'Oh ayolah ini sudah larut malam.'

Setelah sampai dikediamanmu yang terlihat sepi, adikmu segera melangkah cepat untuk membuka pintu dengan kunci ditangannya. Bisa dilihat, disana berdiri lelaki dengan wajah tak sabar. Kamu menyapanya pelan, tanpa mengharapkan respon, kamu segera menaiki tangga dan memasuki kamarmu, tanpa sadar anggota keluargamu yang lain juga mengekorimu. Dan pada akhirnya seperti ini.

Kamu menghela nafas, lalu menuturkan kalimat yang terkandung arti 'Cepat pergi! Aku lelah!'.

"Kau berlebihan, Aniki." Ucapmu pelan.

"TsukiKage? Ini pairing nya? Dan mereka bergender lelaki? Berbatang? Hiks, kembalikan imouto ku yang dulu, hiks." Ujar Aniki yang menangis tersedu, didepannya terlihat seonggok barang elektronik menyala dan menampilkan aplikasi pengelola kata yang sudah terisi dengan berbaris-baris kalimat yang ditulis dengan font Calibri, yang belum sempat kamu edit.

Kamu mendengus. Ini yang tak kamu suka dari Aniki mu. Dia sangat SANGAT merepotkan. Kamu menghela nafas, lalu mencari sesuatu untuk dijadikan sandaran. Kamu mulai mengantuk.

"Sudahlah, Aniki. Nee-chan! Cepat beri penjelasan!" Ucap otoutomu dengan nada khawatir. Kamu mundur perlahan lalu menyandarkan punggung ke almari baju.

All about Kageyama & You [KageyamaxReader]Where stories live. Discover now