Seem The Sky at Night

5.2K 715 20
                                    

Kamu terdiam dengan wajah kesal dan geram. Didalam hati, kamu terus menggerutu.

'Kenapa mendadak sekali? Mereka ingin mengerjaiku ya?'

Kamu menutup kedua kelopak matamu, mencoba untuk tenang. Bukan hanya sekali dua kali, bahkan bisa disebut sering. Mereka, para senpaimu di klub, selalu saja membuatmu kesal.

"Ganbatte, nee (y/n)-chan. Aku tahu itu mendadak." Suara gumaman dari arah belakangmu mencoba menenangkanmu. Kamu hanya menghela nafas pasrah.

"Tadi pengumuman apa?" Tanya suara di meja samping. Kamu membungkam terlebih dahulu meskipun yang bertanya adalah dia. Hibiki yang mengerti akan keadaanmu, segera menjawab pertanyaan Kageyama.

"Pengingat untuk anggota klub vokal."

"Ah, (y/n)-san ada kegiatan klub hari ini?" Kamu mengangguk seraya melirik sedikit kearah Kageyama yang menyampirkan tasnya.

'Sepertinya, Kageyama sedang terburu-buru. Latihan di klub kah?'

Mengerti arti lirikanmu terhadap seseorang di sebelahmu, Hibiki, yang entah sejak kapan, mungkin sejak formasi tempat duduk yang diubah, sudah menjadi teman baikmu, segera menyerukan isi pikirannya.

"Ah, Kageyama-san ada kegiatan klub juga. Klub voli bukan?" Tanya Hibiki seraya melirikmu. Kamu membuang muka dengan wajah memanas, Hibiki hanya terkekeh pelan karena melihat tingkahmu yang sangat berubah.

"Tidak. Tidak ada latihan hari ini." Jawab Kageyama singkat, lalu pandangannya menuju ke arahmu.

"A-ano, (y/n)-san. Eum-" Kamu menoleh dan memandang Kageyama yang entah kenapa mendadak salah tingkah dengan wajah aneh bersemu.

"-Mata ashita." Setelah mengucapkannya dengan cepat, orang itu langsung berjalan cepat menuju pintu kelas dengan daun telinga berwarna merah. Tak jauh dengan kamu yang memasang ekspresi kaget dengan wajah merah sempurna.

----------------

"Untung tidak seperti minggu kemarin."

Kamu menggerutu setelah keluar dari ruangan klub. Memang tidak seperti minggu kemarin, hari ini kegiatan klub berakhir lebih cepat.

Entah kenapa kedua kakimu melangkah ke koridor yang menghubungkan dengan gedung olahraga yang sering digunakan latihan klub voli. Lampunya sengaja tidak dinyalakan. Tentu saja, klub voli tidak ada latihan hari ini.

Kamu terus berjalan lurus sambil menunduk, hingga merasakan sebuah tepukan ringan dipundakmu. Kamu menoleh kesamping.

"Ah, Hibiki. Baru selesai? Dimana 'Masato mu'?" Kamu tersenyum menggoda dan membuat gadis disampingmu merona di kedua pipinya. Senyum di wajahmu semakin lebar. Kalian melanjutkan langkah. Kebetulan arah jalan pulang kalian searah.

"Ya. Dan hey, apa yang kau maksud masato 'mu'? Aku tak menyukainya." Tutur Hibiki. Wah, ternyata dia tsundere. Malas mempermasalahkan hal itu, kamu hanya menggumamkan kata maaf.

"Hey, kenapa sendiri?" Wah dia mengejekmu. Sebuah perempatan siku muncul di keningmu.

"Kau mengejekku? Kau tahu aku memang selalu pulang sendirian. Baka!" Ucapmu penuh kesal. Hibiki disampingmu hanya terkikik.

"Tapi yang aku dengar, seorang (y/n) tepat minggu kemarin, saat pulang kegiatan klub, diantarkan dengan selamat oleh seseorang yang memiliki rambut seperti langit dimalam hari dan-"

Kamu segera membungkam bibir Hibiki dengan telapak tanganmu. Setelah yakin temanmu itu tak akan meneruskan kata-kata yang menurutmu memalukan, kamu segera melepaskan tanganmu. Hibiki tersenyum lebar.

"Hey, wajahmu memerah. Kau demam?" Jelas sekali orang itu hanya mengejekmu, sebuah perempatan siku kembali hadir dikeningmu. Memberikan satu atau dua pukulan kepada teman, tak apakan?

"Nee, sekarang aku serius. Sepertinya Kageyama-san mempunyai perasaan kepadamu, (y/n)-chan. Kau ingat saat tadi, orang itu hanya menjawab pertanyaanku dengan kalimat seperlunya. Aku yakin, jika kau yang bertanya, pasti dia tidak akan buru-buru untuk pulang." Kalian menemukan belokan pertama. Langkah kalian sekarang agak melambat.

"Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan, Hibiki." Ucapmu dengan nada yang dibiasa-biasakan. Kamu menunduk. Pipimu serasa menghangat. Bolehkah kamu berharap?

"(y/n)-chan! Jangan pura-pura tidak peka." Seringai menggoda itu hadir. Hibiki tahu aku menunduk untuk menyembunyikan rona di wajahku. Kamu semakin menundukan wajah, tanpa ingin beradu argumen dengan Hibiki.

"Aku tahu wajah kalian berdua selalu merona dengan alasan yang sama. Kau karenanya, dan dia karenamu." Ucapan Hibiki membuat wajahmu semakin merah saja. Sebuah kikikan menyebalkan keluar dari mulut Hibiki.

Kamu menegakan kepala tiba-tiba. Kamu mengingat sesuatu. Mengetahui nyawanya sedah terancam, Hibiki segera mempercepat langkahnya untuk menjumpai belokan, jalan kemana tempatnya pulang.

"N-nee, (y/n)-chan, aku kearah sini. Jaa." Ujar Hibiki agak gugup tak lupa mempercepat langkahnya. Hingga punggungnya tak terlihat lagi oleh matamu.

"Kono yaro, ternyata benar dia yang membaca kertas itu." Ujarmu. Kamu memang menuliskan ingatan itu saat kamu sedang bosan mendengar penjelasan tentang Seni tadi siang. Saat sadar dengan apa yang kamu lakukan, kamu segera merobek kertas itu, dan segera meremasnya erat. Kamu benar benar teledor membiarkan kertas remasan itu berada di meja, saat waktu makan siang, dan kamu akan membuang kertas itu, barang yang akan kamu buang telah berada dengan keadaan terbuka. Kamu tentu kelabakan, dan segera menyobeknya kecil-kecil, meremasnya, lalu membuangnya. Dan yah, sekarang kamu sudah tahu siapa pelaku yang tidak sopan membaca coretan penting milikmu. Namun kamu sedikit bersyukur, untung saja Hibiki yang membacanya, bagaimana jika Kageyama yang membacanya. Bisa-bisa kamu akan bolos karena alasan malu.

Ngomong-ngomong, tak terasa langit sudah gelap. Kamu berhenti dan mendongak, menengadah.

Mengingat coretan yang kamu tulis di buku tulis yang disobek menjadi kertas, yang menjadi remasan, dan menjadi sobekan yang telah kamu buang.

'Dirimu merupakan sesuatu yang baru kutemukan'

'Menyejukan hati, namun membuat jantung ini berdebar'

'Tak seperti langit cerah di siang hari'

'Tapi seperti langit malam di kala senja sudah pergi'

----------------

Yosh, update ..

Saya tak akan pernah bosan untuk mengucapkan banyak terimakasih atas read and votenya./terharu.

Kemarin saya gak sempet update. /gomen

Sebenarnya saya gak terlalu yakin dengan kalimat italic terakhir. Duh otak saya buntu. Gomennasai./bow

See you next chap.. ≧﹏≦

All about Kageyama & You [KageyamaxReader]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt