~ Silent Home ~

10K 684 15
                                    

.

.

Author pov.

Suasana pagi hari yang indah di Seoul. Terlihat banyak orang yang mulai beraktivitas. Ada yang berangkat bekerja atau yang lainnya. Hingga jalanan Seoul mulai bertambah ramai. Tapi, tak seramai disebuah rumah yang cukup mewah. Rumah yang lumayan besar dan mewah itu terlihat sangat sepi. Seperti tak ada seorangpun yang menghuninya. Meski kenyataannya ada tiga bersaudara yang menghuni rumah itu.

Ya, rumah itu dihuni oleh keluarga Park. Tepatnya tiga saudara Park. Park Seokjin, Park Jimin, dan Park Jungkook. Tapi sayangnya tiga saudara itu tak tampak batang hidungnya. Hingga..

Cklek!

Seorang namja sudah rapi dengan seragamnya. Tak lupa namja itu memakai kacamatanya. Berpenampilan layaknya seorang murid cupu. Park Jungkook nama namja itu. Satu dari penghuni rumah menampakkan batang hidungnya. Jungkook sudah siap untuk berangkat kesekolah. Jungkook menuruni tangga setelah merapikan seragamnya.

Seorang yeoja paruh baya keluar dari dapur dengan membawa nampan berisi sandwitch dan segelas susu. Yeoja itu menghampiri Jungkook yang duduk disofa sembari memakai sepatunya.

.

.

Jungkook pov.

"Ini sarapannya, Jungkook doryeon-nim."

"Ah~ Gomawoyo, Kang ahjumma." Aku tersenyum ramah kepada Kang ahjumma yang mengantarkan sarapan untukku. Kang ahjumma adalah pembantu dirumah ini. Ia sudah mengabdi ketika aku masih kecil. Ya, ketika kedua orang tuaku masih ada. Dan sampai sekarang, Kang ahjumma masih setia mengabdi untuk keluarga Park.

Aku memakan sandwitch dan meminum susu buatan Kang ahjumma. Keberadaan Kang ahjumma dirumah ini dapat membuatku merasa seperti memiliki seorang eomma. Meski, Kang ahjumma tak bisa menggantikan posisi eomma dalam hidupku.

"Ah~ mashita. Aku berangkat sekolah dulu, Kang ahjumma." Aku melangkah pergi setelah menghabiskan segelas susu. Aku lebih memilih naik bus kesekolah. Aku ingin menjadi mandiri. Lagipula aku tak mungkin naik mobil kesekolah. Aku tak ingin membuat teman-teman satu sekolah tau tentang kehidupanku.

Ya, appaku seorang pemilik perusahaan elektronik terbesar di Korea. Beliau mempunyai beberapa anak perusahaan. Perusahaan utama ada di Seoul dan yang lainnya menyebar. Ada yang berada di Jeju, Busan, Gyeonggi, Daegu dan Bucheon. Tapi, setelah kepergian appa, perusahaan itu berada dibawah kendali pamanku. Dia dapat diandalkan dalam memanage perusahaan.

Aku sudah sampai didepan gerbang sekolah. Aku berjalan masuk dengan sesekali membenarkan posisi kacamataku. Aku berjalan menyusuri koridor untuk menuju kekelasku.

Bugh!

Akkhh!

Aku memekik ketika lututku menyentuh lantai. Suara tawa terdengar dari mulut beberapa murid yang melihatku terjatuh karena tersandung kaki seseorang. Aku membenarkan kacamataku yang hampir terjatuh.

"Ya! Apa yang kau lakukan dibawah sana, si Nerd? Haha.." suara namja yang tak asing ditelingaku. Aku sudah sering mendengar suara itu. Kim Taehyung. Namja setingkat denganku yang terkenal karena kejahilannya. Kejahilannya terhadapku tentunya. Aku hanya diam tak menggubris pertanyaan Taehyung. Aku berdiri hendak melangkahkan kakiku kembali.

Namun lagi-lagi aku terjatuh. Bukan karena kaki Taehyung, tapi Taehyung mendorongku dari belakang. Aku menahan sakit dilututku yang kembali mencium lantai.

"Si Nerd yang malang, cucucu.." Ucap Taehyung dengan nada mengasihani. Tapi, itu tak terdengar mengasihani. Itu terdengar seperti sebuah ejekan dan membuat semua yang ada disana kembali tertawa. Aku hanya diam. Aku tau, aku tak akan bisa melawan Taehyung.

Aku berdiri untuk kedua kalinya dan melangkah pergi untuk kedua kalinya. Aku bisa mendengar Taehyung mendecih ketika aku berjalan pergi. Tiba-tiba Taehyung mencengkram kerah seragamku dan..

Bugh!

Aku kembali jatuh tersungkur. Aku mengusap sudut bibirku yang mengeluarkan darah. Pukulan Taehyung yang cukup keras membuat bibirku terluka. Taehyung tersenyum puas.

"Itu sebagai hukuman, karena kau mengabaikanku."

Taehyung berjalan pergi. Aku berdiri dan kembali berjalan untuk ketiga kalinya.

.

.

Author pov.

Sekolah berakhir dengan cepat. Jungkook terlihat berjalan keluar gerbang sekolah. Terlihat luka disudut bibirnya sudah membiru. Jungkook berhenti dihalte bus untuk menunggu bus.

Jungkook sudah sampai dirumahnya. Ia menjatuhkan dirinya di sofa. Menutup matanya sejenak untuk melepas lelah. Jungkook membuka mata ketika mendengar suara langkah. Jungkook melihat hyung tertuannya – Park Seokjin – masuk dengan pakaian jas yang rapi.

"Kau sudah pulang hyung."

Seokjin tak menggubris sapaan yang Jungkook utarakan. Ia terus berjalan dan masuk kedalam kamarnya. Jungkook hanya menghela nafas. Jungkook tau Seokjin pasti sedang lelah karena mengurus perusahaan.

"Oh, anda sudah pulang, Jungkook doryeon-nim?" Jungkook menoleh ketika suara Kang Saein. "Astaga! Doryeon-nim! Apa yang terjadi pada anda?" Saein terkejut ketika melihat sudut bibir Jungkook biru.

"Ah~ gwenchana, Kang ahjumma. Ini hanya luka kecil, nanti aku akan mengobatinya. Oh ne, dimana Jimin hyung? Aku tak melihatnya dari tadi. Bukankah, sekarang ia sudah pulang kuliah?"

"Ye. Tadi, Jimin doryeon-nim sudah pulang. Lalu, berangkat kembali untuk mengerjakan tugasnya. Ahjumma ambilkan air dingin untuk mengkompres, ne?"

"Aniya, Kang ahjumma. Aku akan mengambilnya sendiri. Lagi pula, aku ingin beristirahat. Entah kenapa aku merasa lelah hari ini." Jungkook tersenyum dan berjalan kedapur. Jungkook mengambil air dingin dan membawanya naik kekamarnya.

.

.

Hingga malam menjelang, rumah itu sangat sepi. Seokjin kembali kekantor untuk melakukan rapat sore tadi. Sedangkan Jimin.. ia tak terlihat sama sekali sejak pagi hingga hari mulai malam. Hanya tinggal Jungkook yang duduk di sofa sendiri. Kang ahjumma sudah pulang kerumahnya setelah menyiapkan makan malam untuk keluarga Park.

Rumah yang sepi membuat Jungkook seperti tinggal sendiri. Ia tak merasakan sebuah keluarga didalam rumahnya. Ia seperti tinggal disebuah rumah yang berada ditempat terpencil. Sangat sepi. Seperti tak berpenghuni. Jungkook tak bisa banyak berharap pada dua hyungnya.

.

TBC


hay, rei double up nih. nih chp awalnya, jdulnya.. bsa liat di atas. nih crita tkok awlnya oc, but rei change jdi kookie. mga suka ma critanya. mian klo critanya kepndekan. nih, ff udh lama bnget, so pndk lah.

soalnya, rei dlu buat ff nya pndek-pndek banget.  oke, selamat membaca, dan maafkan jka banyak kelsahan.

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt