~ Sick ~

5.9K 445 6
                                    

.

Author pov.

Keadaan Jungkook masih belum sadar. Setelah mendengar penjelasan Mingyu mengenai keadaan Jungkook, membuat Seokjin dan Jimin hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

Kini Seokjin dan Jimin hanya duduk diam melamun di depan kamar Jungkook. Wajah mereka kusut. Seperti gelandangan yang terlantar dirumah sakit. Mingyu berjalan mendekat kedua namja yang terlihat kacau.

Mingyu menyerahkan sebuah ponsel pada Jimin. Jimin mendongak ketika melihat tangan terulur kearahnya.

"Ini rekaman yang aku ambil ketika berada dicafe bersama dengan Jungkook."

Jimin menerima ponsel itu dan memutar videonya.

"Bagaimana dengan rencanamu, sayang?"

"Aish, jangan mengatakan hal itu ditempat umum!"

"Wae? Lagi pula disini tak ada Jimin kan? Tak akan ada yang tau, sayang."

"Aish, kau ini selalu saja. Aku berhasil membohonginya."

"Geuraeyo?"

"Ne. Jimin yang bodoh itu akhirnya percaya dengan apa yang aku katakan. Ah, dia memang bodoh. Sebentar lagi, mau tak mau Jimin akan menikahiku untuk mempertanggungjawabkan kehamilanku yang sebenarnya bohongan. Ah, aku sudah tak sabar ingin menikmati harta itu secepatnya. Setelah aku mendapatkan semua harta itu, maka akan aku tendang dua saudaranya itu dan dirinya."

"Dan jangan lupakan aku, sayang. Kita akan hidup bahagia bukan?"

"Tentu saja sayang. Aku akan selalu berada disisi Min Yoongi."

Seperti beribu pisau menancap di dada Jimin. Ia tak mengira jika Yoongi, teman dekatnya, adalah dalang dibalik semuanya. Mingyu bisa melihat wajah Jimin yang mengeras karena kesal.

"Brengsek kau, Min Yoongi!"

Jimin hendak pergi tapi ditahan oleh Seokjin. Seokjin menggeleng, Jimin hanya bisa kembali duduk dengan pasrah. Ia sangat kesal saat ini.

"Dan, mian hyungdeul, kalau aku tak memberitau kalian sebelumnya tentang keadaan Jungkook. Tapi, ini permintaan Jungkook. Ia tak ingin mengganggu kesibukan kalian."

Seokjin dan Jimin tak bisa berkata-kata. Benar saja kalau Jungkook merahasiakannya, karena selama ini mereka berdua tak pernah menganggap Jungkook ada.

.

.

Seokjin pov.

Hari ini merupakan hari terburuk yang aku alami. Kenyataan demi kenyataan yang pahit aku terima. Setelah keadaan Jimin membaik dan sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, kini Jungkook yang harus dirawat dirumah sakit karena penyakit yang parah.

Aku merasa sangat bersalah karena tak pernah menganggap Jungkook. Aku adalah hyung terbodoh yang pernah ada. Bagaimana mungkin aku tak mengetahui keadaan adikku sendiri, hingga sekarang tengah sekarat didalam sana.

"Seokjin Hyung?"

Aku menoleh ketika mendengar suara Mingyu memanggilku. Aku mencoba membuat diriku tenang didepan Mingyu.

"Aku tau hyung tengah sedih saat ini. Tapi, aku mohon jangan terlalu bersedih. Aku tak ingin melihat Jungkook menjadi sedih ketika melihatmu bersedih seperti ini."

"Aku tak pantas menjadi hyung untuk Jungkook, Mingyu-ya. Aku adalah hyung terburuk didunia."

"Aniya, hyung."

"Bagaimana tidak?! Aku tak pernah menganggap Jungkook ada, meski aku tau Jungkook adalah adik kandungku sendiri. Aku lebih memilih Jimin daripada Jungkook."

Aku meluapkan semua yang ada didalam pikiranku. Semua kebenaran yang selama ini aku simpan. Mingyu hanya terdiam mendengar semua penjelasanku.

"Hajiman, kau masih menyayangi Jungkook, hyung. Aku tau kau masih menyayanginya."

Aku terdiam mendengar perkataan Mingyu. Ya, aku memang masih menyayangi Jungkook. Meski aku selalu menolak kenyataan jika Jungkook ada. Aku masih peduli dengannya. Tapi, entah kenapa aku sangat sulit untuk memperlihatkannya pada Jungkook. Hanya perilaku buruk yang selalu aku tunjukkan pada Jungkook. Bukan perilaku seorang hyung yang menyayangi adiknya.

.

.

Author pov.

Dikamar rawat, Saein tengah menunggu Jungkook bersama dengan Jimin. Jungkook masih belum sadarkan diri. Tak lama kemudian, Seokjin masuk bersama dengan Mingyu.

"Bagaimana keadaan Jungkook, Kang ahjumma?" suara Mingyu memecah kesunyian didalam kamar Jungkook.

"Masih belum sadar, Mingyu doryeon-nim."

Setelah itu kesunyian kembali menyelubungi. Hingga pergerakan jari tangan Jungkook membuat semuanya terperanjat. Jungkook membuka matanya perlahan. Mata Jungkook menatap Mingyu yang berada disampingnya. Jungkook disambut oleh senyuman Mingyu yang terkembang dengan manis.

"Kau sudah sadar?"

"Eodie?"

"Kau ada dirumah sakit."

Jungkook menoleh dan terkejut ketika melihat Seokjin dan Jimin disana. Dengan wajah cemas pastinya.

"Hyungdeul?"

"Jungkook-ah, bagaimana keadaanmu?"

"Gwenchana."

"Mianhae, Jungkook-ah." Seokjin berucap dengan suara isakan yang terdengar. Jungkook terkejut ketika mendengar suara isakkan dari hyung tertuannya itu. Ia tak mengira jika Seokjin menangis dihadapannya.

"Mianhae, Jungkook. Aku selalu membuatmu kesusahan. Aku tak pernah menganggapmu ada. Aku.. aku.. hiks.." kini Jimin pun ikut menangis.

"Hyungdeul, aku sudah memaafkan kalian. Kalian tak perlu meminta maaf." Jungkook menjawab dengan suara yang lemah.

Mendengar suara Jungkook yang lemah, Seokjin dan Jimin kembali meneteskan air mata. Seokjin menggenggam tangan Jungkook dengan erat. Begitu juga dengan Jimin. Jungkook memegang tangan Seokjin dan Jimin yang mulai bergetar karena menangis.

"Mianhae. Nado jeongmal mianhae."

.

TBC

Last Day For Me [END]Where stories live. Discover now