~ Ending ~

7.8K 479 39
                                    

.

Author pov.

Satu bulan setelah kepergian Jungkook. Kehidupan semuanya kembali berjalan. Dirumah, Seokjin keluar dari kamarnya dengan setelan jasnya. Ia bersiap untuk pergi kekantor.

"Kang ahjumma, bisa buatkan aku kopi?" Seokjin termenung sejenak ketika mengatakan kata itu. Seokjin ingat, dulu ketika Saein sedang cuti, Jungkook menawarkan diri untuk membuatkan kopi dirinya. Tapi, Seokjin menolaknya secara mentah-mentah.

"Seokjin doryeon-nim?" Seokjin terkejut ketika Saein memanggilnya. "Dangsineun gwenchana?" Seokjin mengangguk. "Kopinya saya letakkan dimeja, doryeon-nim."

"Oh, kamsahamnida, Kang ahjumma." Seokjin duduk dan menyesap kopinya. Setelah meminumnya setengah, Seokjin segera berangkat menuju ke kantor.

Kini, Jimin keluar dari kamarnya dengan wajah kesal. Jimin mengumpat sendiri karena kesal dengan temannya yang menghubunginya lewat ponsel. Jimin berjalan dengan kesal menuju kepintu. Langkah Jimin terhenti ketika tangannya hendak menyentuh knop pintu.

Jimin berbalik menatap sofa yang kosong. Ruang tamu yang kosong. Biasanya Jimin akan mendengar suara Jungkook bertanya kepadanya. 'Kau mau kemana, hyung?' biasanya itu akan terdengar ditelinga Jimin. Namun kini sudah tak lagi. Jimin sangat merindukan suara adiknya itu. Ingin sekali Jimin mendengar suara Jungkook saat ini. Tak ingin berlarut sedih, Jimin berjalan keluar dari rumahnya untuk pergi ke kampus.

.

.

Disekolah, Mingyu tengah duduk di bangkunya. Ia tengah asik membaca sebuah buku. Dan terlihat sedang asik mengerjakan soal yang ada dibuku itu. Mingyu terlihat sangat serius dalam mengerjakan soal demi soal itu. Mingyu menggaruk tengkuknya karena mendapat soal yang sulit.

"Bagaimana caranya mengerjakan yang ini, Jungkook-ah?" Tanpa sadar Mingyu menyebut nama Jungkook dan menoleh kebangku disampingnya yang kosong karena tak ada pemiliknya. Atau lebih tepatnya ditinggalkan oleh sang pemilik.

Mingyu terdiam. Pikirannya dipenuhi dengan bayangan Jungkook yang tengah tertawa disampingnya. Bergurau. Saling membantu ketika mengerjakan soal yang sulit. Semua itu sudah tak bisa dilihat oleh Mingyu lagi. Tak ada yang bisa menggantikan Jungkook. Mingyu menundukkan kepalanya, mencoba mengusir perasaan sedihnya.

.

.

Taehyung tengah duduk dikelas. Tak ada yang dilakukannya. Ia hanya melamun. Melamunkan kejahilannya dulu pada Jungkook. Setiap pagi, menjahili Jungkook merupakan hal yang wajib yang harus dilakukan oleh seorang Taehyung. Namun sekarang semua itu sudah tak bisa dilakukannya lagi. Jika dirinya mendapat kesempatan untuk melihat Jungkook berangkat sekolah saat ini, mungkin Taehyung sekarang sudah bercengkrama dikelas Jungkook bersama dengan Jungkook.

"Jungkook-ah.."

Taehyung menghela nafas rendah. Ia mencoba merilekskan pikirannya yang kalut karena namja nerd yang sudah pergi untuk selamanya itu.

.

.

Kehidupan semuanya berjalan lancar namun tidak seperti biasanya. Jika biasanya mereka akan melihat Jungkook. Kali ini mereka tak bisa melihatnya. Hanya dengan mengunjungi makam Jungkook, mereka dapat melepaskan rasa rindu mereka pada Jungkook.

Saat yang sangat sulit dijalani oleh mereka semua, terutama Seokjin dan Jimin. Mereka baru merasakan bagaimana Jungkook benar-benar tak ada. Selama ini mereka hanya menganggap Jungkook tak ada. Dan sekarang anggapan mereka menjadi kenyataan, Jungkook sudah benar-benar tak ada.

Kehidupan baru mereka tanpa Jungkook sudah dimulai, tapi mereka semua tak bisa melupakan namja kelinci namun berpenamilan nerd itu. Mereka akan selalu mengingat namja itu. Namja yang selalu penuh dengan keceriaan. Hingga orang yang berada didekatnya tak mengetahui jika namja itu tengah sekarat.

Kepergian Jungkook merupakan sebuah kenyataan yang paling pahit yang harus diterima oleh semua orang terdekat Jungkook.

.

.

"Tuhan, gomawo Engkau telah memberikanku kesempatan untuk menikmati hari paling indah ini dimasa-masa terakhirku. Gomawo, Engkau telah mengabulkan keinginanku untuk melihat semua orang yang aku sayangi berkumpul sebelum aku pergi untuk selamanya. Kini, jika sudah saatnya aku pergi, maka aku akan pergi menghadap Engkau. Aku sudah tenang meninggalkan mereka semua. Sekali lagi, Gomawo Tuhan atas semua kehendakmu mengabulkan semua keinginanku." ~ Harapan dan doa Jungkook sebelum akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir.

.

END.

Oke, rei up buanyak bnget. So tngal 2 ff lgi yg blom slsai. Huh.. Fighting, rei!!

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Where stories live. Discover now