~ Please Hear Me ~

6.4K 509 48
                                    

.

Author pov.

Tiga hari setelahnya, Jimin sudah diperbolehkan untuk pulang. Seokjin dan Saein membantu Jimin pulang kerumah. Jungkook menunggu dirumah bersama dengan Mingyu. Ia tak ingin merusak keadaan Jimin yang baru pulang dari rumah sakit jika dirinya ikut menjemputnya. Maka dari itu, Jungkook lebih memilih untuk duduk dirumah menunggu kepulangan Jimin. Dan tanpa terduga, Mingyu datang kerumah dan membuat Jungkook punya teman untuk mengbrol.

Tak lama kemudian, Jimin, Seokjin dan Saein pulang. Mingyu tersenyum senang ketika melihat Jimin sudah kembali seperti dulu. Seokjin dan Jimin duduk disofa. Saein segera pergi meletakkan tas Jimin dan kemudian menuju kedapur.

"Bagaimana keadaanmu, Jimin hyung?"

"Cukup baik."

"Ah, syukurlah."

Jungkook hanya bisa diam ketika mendengar perkataan Jimin yang menjawab pertanyaan Mingyu. Jungkook sama sekali tak pernah mendengar Jimin menjawab pertanyaannya. Mungkin jika mejawab, Jimin akan mengatakan 'bukan urusanmu'. Jungkook sudah biasa mendapat jawaban seperti itu.

Mingyu menyenggol Jungkook. Hingga membuat Jungkook tersadar dari lamunnya. Jungkook menoleh kearah Mingyu. Mingyu memberi kode untuk memberitau Jimin kebenaranya. Kebenaran tentang Daerin. Jungkook menggeleng samar, tapi Mingyu memaksanya.

"Em.. Jimin hyung. Sebelumnya, mianhae. Tapi, kali ini aku mohon tolong dengarkan aku."

Jimin tak menggubris. Ia hanya mendecih kecil. Jungkook mengambil nafas dalam-dalam sebelum mulai berkata.

"Daerin nuna.."

"Sudah! aku tak ingin mendengar tentang dia."

"Aku mohon Jimin hyung, tolong dengarkan aku. Dae-"

"Geumanhae! Aku sudah bilang, jangan bicarakan tentang yeoja itu lagi!"

Deg!

Jungkook terdiam setelah itu. Ia tak berani melanjutkan perkataannya. Tak hanya Jungkook, Mingyu pun terdiam ketika mendengar Jimin membentak Jungkook. Jungkook tak mengira jika Jimin sebenci itu terhadap Jungkook.

Jungkook terdiam bukan karena bentakan dari Jimin. Ia terdiam karena menahan rasa sakit di dadanya yang kembali mendera. Seperti ditusuk-tusuk oleh beribu pisau, mungkin seperti itu yang dirasakan oleh Jungkook saat ini. Tangan Jungkook tanpa sadar menekan dadanya dan meremas bajunya.

"Akkhhh!"

Mingyu terkejut ketika mendengar teriakan Jungkook. Mingyu menangkap tubuh Jungkook yang hampir terjatuh di lantai. Ia bisa melihat wajah Jungkook yang kesakitan.

"Jungkook-ah! Neo Gwenchana?"

"Ne, nan- Akkkkhhh! Gwenchana.."

"Aniya! Kau tidak baik-baik saja!"

"Akkkhhh!"

Tes!

Mingyu terkejut ketika melihat cairan merah kental mengalir dari lubang hidung Jungkook. Mingyu menjadi semakin cemas ketika wajah Jungkook menjadi pucat. Tak hanya Mingyu, Jimin dan Seokjin yang melihat hal itu juga ikut terkejut.

"Kang ahjumma! Cepat hubungi ambulans!"

Mingyu berteriak pada Saein. Saein segera menghubungi ambulans. Seokjin dan Jimin bangkit dari duduknya dan menghampiri Jungkook dan Mingyu. Wajah dua namja itu menjadi bingung melihat keadaan Jungkook. Banyak pertanyaan yang muncul didalam benak dua namja itu.

Ada apa?

Kenapa?

Mungkin dua pertanyaan itu yang bergelut didalam benak dua namja bermarga Park itu.

Tak lama ambulans datang. Para medis segera membawa Jungkook masuk kedalam ambulans. Mingyu ikut masuk kedalam ambulans. Seokjin dan Jimin terlihat memasuki mobil dan mengikuti ambulans itu pergi.

.

.

Jungkook tengah ditangani oleh dokter didalam ruang ICU. Mingyu dan Saein hanya bisa menunggu dengan penuh rasa cemas. Seokjin dan Jimin ada disana dengan ikut bingung. Batin dua namja itu sangat tergoncang ketika melihat keadaan Jungkook. Dokter keluar dari ruangan itu. MIngyu segera berdiri. Diikuti oleh tiga orang lainnya.

"Bagaimana keadaannya, euisa?"

Dokter yang menanggani Jungkook hanya bisa menghela nafas panjang. Wajahnya terlihat sedih. Apa sesuatu yang buruk terjadi pada Jungkook? Batin Mingyu.

"Keadaan Jungkook-ssi mulai menurun. Jantungnya hampir rusak. Jungkook-ssi harus segera mendapatkan donor untuk jantungnya."

"Jika Jungkook tak mendapatkan donor jantung, apakah Jungkook dapat bertahan, euisa?" Tanya Mingyu lagi.

"Jika Jungkook-ssi tak mendapat donor jantung, kemungkinan Jungkook-ssi dapat bertahan hanya selama seminggu saja."

Mingyu tak bisa berkata lagi. Ia tau Jungkook tak akan bisa hidup lebih lama lagi.

Jantung Lemah..

Leukimia..

Dua penyakit itu menghinggapi tubuh Jungkook. Dan Mingyu tau, jika Jungkook mendapatkan donor jantung, maka Jungkook tak akan bisa hidup lama jika ia masih memiliki leukimia. Itu sama saja usaha yang sia-sia jika tidak bisa menyelamatkan Jungkook. Dokter berpamitan pergi meninggalkan Mingyu yang hanya tertunduk sedih.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada Jungkook?"

Suara Seokjin memecah keheningan diantara tiga manusia itu. Mingyu masih menundukkan kepalanya. Tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Seokjin. Seokjin menunggu dengan kesal.

Greb!

Seokjin mencengkram baju Mingyu. Menatap Mingyu dengan tajam. Saein hanya menganga melihat tingkah tuan mudanya.

"Katakan Mingyu! Ada apa dengan Jungkook?!"

"Kenapa hyung peduli? Bukankah selama ini hyung tak pernah menganggap Jungkook ada."

Perkataan Mingyu membuat Seokjin melepaskan cengkramannya perlahan-lahan. Seokjin hanya bisa terdiam mendengar perkataan Mingyu.

"Jungkook.. dia mengidap jantung lemah."

Seokjin mendongak terkejut. Begitu juga dengan Jimin. Seperti sebuah hantaman palu memukul dadanya. Begitu sesak ketika mendengar kenyataan pahit yang dialami oleh Jungkook.

"Mwo? Jantung lemah?"

.

TBC

Hohoho..

Miss me??

Kok kyk kta2 di flimnya annabel ya?? Ah... bomat lah.

Hai, yeoreobun..

Rei blik triple up nih..

Rei blk nih. Udh rei up critannya. Mian klo kmaren hiatus tnpa pamit. Ngilang tnpa jejk. Dan jga mian, klo blum smpet up ff yg lain, trutama kim tae ma last letter from god nya. Tpi udh rei lnjut kok. Cma tggl up aja.

Oke. Ntar rei up lgi y.

Bye. Jan lpa voment oke??

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Where stories live. Discover now