~ Gwenchanayo ~

6K 590 14
                                    


.

Author pov.

Seharian ini Jungkook hanya berbaring di sofa. Setelah memasak sup wortel untuk Jimin, tiba-tiba kepala Jungkook pusing. Ia memutuskan untuk berbaring sebentar. Tapi sampai siang pun kepalanya masih terasa pusing. Jungkook duduk dan meminum obat sakit kepala. Mungkin dengan ini, sakitnya terasa lebih baik.

Cklek!

Jungkook menoleh dan mendapati Jimin keluar dari kamarnya. Kini keadaannya terlihat lebih baik dari tadi pagi.

"Jimin hyung kau sudah bangun? Aku membuatkan sup wortel untukmu. Apa kau ingin aku ambilkan?"

Jimin tak menjawab. Ia hanya mengangguk. Jungkook berjalan kedapur untuk mengambilkan Jimin sup. Jungkook kembali dengan membawa mangkok berisi sup dan segelas air putih. Jungkook meletakkan nampan itu dimeja lalu duduk disofa, berhadapan dengan Jimin.

"Kenapa kau tak berangkat sekolah?" suara Jimin terdengar dingin seperti biasanya. Itu membuat Jungkook menjadi bernafas lega. "Ya! Kenapa kau diam saja?!"

"A-aniya, hyung. Tadi pagi keadaanmu sangat mengkhawatirkan. Ku kira kau sakit, jadi aku memutuskan untuk menjagamu."

"Dimana Kang ahjumma?"

"Tadi pagi Kang ahjumma bilang kalau tak bisa bekerja karena suaminya sakit."

"Lagipula, aku bukan anak kecil. Kau tak perlu menjagaku." Jimin beranjak dari duduknya. Ia menyambar jaketnya dan berjalan keluar.

"Hyung, eodiga?"

"Bukan urusanmu aku mau pergi kemana!" Jimin berjalan pergi. Jungkook hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan Jimin. Ia sudah terbiasa dengan sikap dingin Jimin.

.

.

Jungkook pov.

Deg!

Aku memegang dadaku. Entah kenapa tiba-tiba dadaku terasa sakit. Sakit sekali. Aku meremas bajuku hingga kusut.

"Ada apa denganku? Kenapa dadakku terasa sakit sekali?"

Aku bangkit dan berusaha berjalan menuju kekamarku. Dadaku terasa sangat sakit. Aku sudah tak kuat lagi. Tubuhku terasa sangat lemah. Berat sekali dan..

Brugh!

Tubuhku terjatuh dilantai. Mataku masih terbuka dan aku masih bisa melihat pintu rumahku terbuka. Seseorang masuk kedalam rumah. Ku harap itu Jimin hyung atau Seokjin hyung yang sudah kembali dari kantornya.

"Jungkook-ah!"

Aku melihat sosok yang aku kenal datang mendekatiku. Ya, Kim Mingyu, teman sekelasku yang sudah menjadi sahabatku. Mingyu berjongkok didekatku. Aku ingin sekali berbicara dengannya. Tapi, rasa sakit didadaku tak mengijinkannya. Mataku sangat berat dan akhirnya.. gelap.

.

.

Mingyu pov.

Aku memutuskan untuk berkunjung kerumah Jungkook. Aku sedikit khawatir dengannya. Meski aku tau Jimin hyung yang tengah sakit, tapi entah kenapa aku merasa cemas dengan Jungkook. Aku mengetuk pintu rumah Jungkook, tapi tak ada jawaban. Aku memutuskan untuk masuk kedalam. Rumah terlihat sangat sepi. Aku berjalan mengitari sofa dan..

"Jungkook-ah!"

Aku terkejut ketika mendapati Jungkook tergeletak tak berdaya dilantai. Aku berjalan mendekat. Jungkook perlahan-lahan menutup matanya dan pingsan.

"Jungkook-ah! Ireona! Ireona Jungkook-ah! Jungkook-ah!"

Pikiranku tiba-tiba kacau. Perasaanku sedari tidak enak dan sekarang melihat Jungkook tergeletak tak berdaya di lantai. Oh rasanya aku ingin menangis saat ini. Aku segera mengangkat Jungkook dan membawanya kekamarnya. Aku membaringkannya disana.

Astaga, Jungkook-ah. Apa yang terjadi padamu?

Neo jinjja gwenchanayo?

Cepat sadarlah, Jungkook-ah. Aku mencemaskanmu.

Aku duduk disofa dikamar Jungkook. Aku melihat Jungkook terbaring diranjangnya. Pikiranku melayang kemana-mana. Aku tak bisa berpikir positif saat ini.

"Jungkook-ah, apa yang sebenarnya terjadi padamu? Tadi kau bilang, kau baik-baik saja. Tapi, kenapa kau seperti ini? Jungkook-ah, ireona jebal. Banyak pertanyaan yang harus kau jawab, Jungkook-ah."

Aku menghela nafas kasar. Aku seperti orang gila saat ini. Berbicara dengan orang yang tak sadarkan diri diranjang. Tapi, hati kecilku yakin kalau Jungkook bisa mendengarnya. Ia pasti mendengarnya.

.

.

Author pov.

Jungkook terbangun. Ia merasa ada yang aneh dengannya. Kenapa ia berada dikamar? Bukankah ia berada diruang tamu tadi. Jungkook duduk diranjangnya. Ia menoleh kekanan dan betapa terkejutnya Jungkook ketika melihat MIngyu tertidur disana.

Jungkook melirik jam dinding. Sudah hampir jam lima sore. Jungkook bangkit dan berjalan menghampiri Mingyu. Jungkook tersenyum ketika melihat wajah MIngyu yang damai ketika tidur. Seperti tak ada beban dalam hidupnya. Jungkook ingin sekali menjalani kehidupan yang menyenangkan. Tapi, itu tak bisa didapatkannya sampai kapanpun.

"Mingyu-ya.." Jungkook mencoba membangunkan Mingyu. Terlihat Mingyu membuka matanya perlahan. Ia mendapati Jungkook berdiri dihadapannya, Mingyu segera duduk.

"Jungkook-ah, neo gwenchana? Apa kau sakit? Tadi pagi kau bilang kau tidak sakit. Tapi, kenapa tadi kau pingsan?"

"Aish! Pertanyaanmu banyak sekali. Bagaimana aku bisa menjawabnya? Lebih baik aku kembali pingsan jika kau seperti ini."

"Ya! Ya! Park Jungkook! Omo ya! Mianhae. Aku sangat cemas denganmu."

"Nan gwenchana. Tadi aku hanya lelah." Jungkook mencoba menutupi keadaannya yang sebenarnya. Ia tak ingin membuat Mingyu lebih mencemaskannya.

"Geuraeyo?" Jungkook mengangguk menjawab pertanyaan Mingyu. "Aku sedikit lega. Lalu, Jimin hyung eotteohkae?"

"Gwenchana. Tadi, sebelum aku pingsan, Jimin hyung berpamitan ingin kekampus untuk melanjutkan tugasnya." Bohong. Ah, harus berapa kali Jungkook berbohong terhadap sahabatnya ini.

"Ah, arraseo. Kalau begitu aku pamit pulang. Ini sudah mulai malam dan aku tak memberitau eomma jika aku berada disini. Jika, kau ada apa-apa, hubungi saja aku, ne?" Jungkook mengangguk. Jungkook mengantar Mingyu sampai didepan rumah. Bayangan Mingyu perlahan menghilang dari pandangan Jungkook.

Jungkook masuk kedalam rumah. Ia kembali naik kekamarnya. Ketika menutup pintu dan hendak berjalan kemeja belajarnya. Langkahnya terhenti ketika merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya. Tangan Jungkook menyentuh cairan itu. Matanya membulat ketika melihat tangannya.

"Darah?"

.

TBC

annyeong, rei up hri ini. mian, klo bsanya up ff yg ini. yg lain msih blom slesai. nih, rei bla-belain buat up, meski rei skrang lgi ujian kenaikan kelas.

so, hope you like it.

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Where stories live. Discover now