~ Sakura ~

4.8K 401 3
                                    

.

Author pov.

Hari ini adalah hari yang paling indah. Hari dimana pohon sakura bermekaran. Jungkook duduk diranjangnya dan melihat keluar jendela. Melihat langit biru disana sembari membayangkan bunga sakura yang banyak bermekaran. Ia ingin melihat bunga sakura yang bermekaran. Tapi, Jungkook tau keadaannya saat ini. Ia tak mungkin pergi keluar untuk melihat bunga sakura.

Cklek!

Jungkook menoleh dan melihat Seokjin dan Jimin masuk. Jungkook mengernyitkan dahinya. Hari ini seharusnya Saein yang datang, tapi kenapa dua hyungnya ini yang datang?

Seokjin berjalan menghampiri Jungkook dan duduk dikursi samping ranjang Jungkook. Jimin berdiri dibelakang Seokjin.

"Bagaimana keadaanmu saat ini?"

"Gwenchana hyung."

"Apa kau bosan disini?"

"Aniya. Ah, sebenarnya aku bosan. Tapi, aku tau, aku tak bisa keluar dari kamarku."

Cklek!

Kali ini yang masuk adalah Kim eusia. Dokter yang menjadi penanggungjawab Jungkook. Jungkook, Seokjin dan Jimin membungkukkan badannya pada Kim euisa. Kim euisa membalasnya.

"Bagaimana keadaanmu Jungkook-ssi?"

"Gwenchana, Kim euisa."

"Sepertinya memang begitu."

"Kim euisa, apa Jungkook bisa jalan-jalan diluar untuk satu hari ini saja?" Seokjin bertanya pada Kim euisa. Jungkook terkejut mendengar pertanyaan Seokjin.

"Keadaan Jungkook-ssi sudah membaik. Ia bisa berjalan-jalan diluar. Tapi, saya sarankan agar jangan terlalu kelelahan."

"Kamsahamnida, Kim euisa."

"Kalau begitu saya permisi."

Kim euisa pergi. Seokjin kembali menatap Jungkook. Jungkook tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia bisa keluar jalan-jalan hari ini.

.

.

Jungkook pov.

Aku duduk dibelakang. Seokjin hyung tengah menyetir mobil. Dan Jimin hyung duduk didepan disamping Seokjin hyung. Aku melihat keluar jendela. Aku tak menyangka bisa melihat keadaan luar saat ini.

"Kau melihat apa?"

Aku menoleh ketika suara Seokjin hyung mengagetkanku. Seokjin hyung tengah melihatku dari kaca sepion yang ada didalam mobil. Aku hanya tersenyum.

"Baru pertama kali aku melihatmu keluar tanpa mengenakan kacamata bulatmu itu. Kau terlihat sangat tampan." Seokjin hyung tersenyum.

"Aish, memang aku tampan. Tapi, aku merasa tak nyaman tanpa kacamata itu."

"Jika kau selalu mengenakan kacamata itu, bagaimana kau akan dapat yeojachingu? Mereka pasti menganggapmu nerd." Timpal Jimin hyung.

"Lagipula aku sudah punya yeojachingu." Cicitku asal.

"Mwo?!" Seokjin hyung dan Jimin hyung berteriak bersamaan. Aku terkejut mendengar kelaborasi antara dua hyungku itu.

"Jangan berteriak seperti itu, hyung!"

"Kau sudah punya yeojachingu? Aish, itu sangat tak bisa dipercaya. Siapa yeojachingumu?"

"Seorang yeoja manis dan cantik yang selalu mengganggu hidupku. Dia sangat dingin tapi, kenyataannya dia begitu perhatian dan lembut."

"Yah, kau sedang bercerita tentang yeojachingumu atau sedang berpuisi hah?" Jimin hyung berkata dengan terkekeh. Aku hanya mendengus kesal.

"Ireumi mwoya?" Seokjin hyung bertanya dengan pandangan yang terfokus pada kemudinya.

"Woon Hyeora."

"Sepertinya dia yeoja yang istimewa bagimu. Aku ingin bertemu dengannya? Bertemu dengan sosok yeoja yang bisa menyukai adikku yang nerd ini."

"Aish. Jika ada kesempatan, aku akan mengenalkannya pada kalian, hyung."

Seokjin hyung dan Jimin hyung hanya mengangguk mengiyakan. Aku kembali melihat keluar jendela. Entah Seokjin hyung mau membawaku kemana? Tapi, ia berkata kalau tempat ini sangat indah dan bagus. Entahlah. Banyak sekali tempat indah dan bagus di Korea.

.

.

Author pov.

Mobil Seokjin berhenti diparkiran sebuah tempat wisata. Seokjin dan Jimin serta Jungkook keluar dari mobil. Jungkook terkejut senang ketika melihat banyak bunga sakura yang mekar dan menghiasi tempat itu.

"Kajja! Kita akan mewujudkan keinginanmu."

Jungkook menoleh ke Seokjin. Seokjin tersenyum kearah Jungkook. Jungkook tersenyum pada dua hyungnya itu.

"Gomawo, Seokjin hyung, Jimin hyung."

"Kajja!"

Seokjin dan Jimin merangkul Jungkook. Ketiga saudara itu berjalan menyusuri tempat yang didominasi pohon sakura yang tengah bermekaran. Mereka duduk dibawah pohon sakura dan melakukan hanami bersama. Setelah selesai, Jungkook, Seokjin dan Jimin bersandar dipohon sakura dengan menutup matanya.

Gomawo, Tuhan. Kau sudah membuat Jungkook kami sembuh. Aku janji, aku akan menjaga adikku selamanya. Aku tak akan menyia-nyiakan adikku lagi. – Park Seokjin.

Ya Tuhan, gomawo. Kau sudah memberikanku adik yang sangat membantu. Aku tak pantas memiliki adik sebaik Jungkook. Aku terlalu buruk untuknya, Ya Tuhan. Tapi, jika ini adalah takdir yang harus aku terima, aku akan menerimanya. – Park Jimin.

Gomawo. Nan jeongmal gomawo, Tuhan. Engkau telah membuat kedua hyungku sadar. Aku ingin bersama mereka lebih lama lagi, Tuhan. Aku belum siap untuk meninggalkan mereka. Aku hanya memohon agar aku bisa berada lebih lama bersama dengan kedua hyungku, Tuhan. Hanya itu. – Park Jungkook.

Ketiga saudara itu membuka matanya bersamaan. Mereka bangkit dan melanjutkan jalan-jalan mereka. Jungkook sangat senang bisa keluar dan menghirup udara segar Seoul. Hidungnya sedikit aneh ketika mencium udara segar tanpa bercampur dengan bau obat-obatan dirumah sakit. Jungkook sangat menikmati kesempatannya untuk keluar. Ia menjajal banyak wahana permainan disana. Seokjin dan Jimin juga ikut bersenang-senang bersama dengan adik bungsunya itu. Hingga hari sudah beranjak sore dan mereka memutuskan untuk kembali.

.

TBC 

Last Day For Me [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora