처음으로

3.4K 386 30
                                    

Thanks a lot for you girls 😘
Thanks for ur VOTE and Comment *touched

°°°©Xyryllchia2017©°°°

YOONA'S POV

Aku mendengus kesal, lalu duduk dihadapan Irene dan Boyoung. Aku benci sekali hari ini. Song saem sangat menyebalkan. Bagaimana bisa tugas akhir semester ini dirubah menjadi individu disaat sudah dekat seperti ini. Ughhhh kalau saja dia bukan dosenku, mungkin sudah kucabik-cabik tubuhnya dan ku buang disungai.

"Yoong gwenchana?" tanya Boyoung padaku, raut wajahnya terlihat khawatir sedangkan Irene lebih memilih untuk mengupas jeruk ditangannya.

"Song saem mulai bertingkah lagi" ucapku singkat padat dan jelas.

"Wae?" tanya mereka kini bersamaan.

"Dia dengan santainya merubah tugas akhir menjadi individu..." belum sempat kuselesaikan ucapannku Boyoung sudah memotongnya terlebih dulu.

"Yasudah lakukan saja"

"Ugghhh,, seperti membuat 15 baju dalam 2 bulan itu mudah? Aku bahkan tidak memiliki mood saat ini" sergahku menopang dagu kesal.

"Kau butuh di 'charge', Yoong" ucap Boyoung membuatku dan Irene menatapnya bingung.

Di 'Charge', apa maksudnya di Charge? Dalam artian apa yang Boyoung maksud. Oh Tuhan Boyoung kumohon berhenti berbicara dengan bahasa yang tidak kumengerti terlebih lagi disaat seperti ini.

"Datangi Sehun, dan minta bantuannya menjadi muse untuk tugasmu" ucapnya santai lalu melahap jeruk yang barusan dia comot(?) dari Irene.

"Kau gila" ucapku kelewat datar. Aku tidak tau harus terkejut, senang, bingung atau marah padanya. Sebuah bayangan muncul dikepalaku. Bagaimana saat aku berjalan mencari Sehun, lalu saat bertemu aku dengan gamblangnya meminta dia menjadi Muse untuk Tugas Akhirku. Dan dia MENOLAK.

"Andwae... Andwae..." ucapku menepis ide bodoh Boyoung. Kuggelengkan kepalaku beberapa kali seraya berfikir.

Tapi ini memang mendesak. Aku butuh Muse untuk tugasku. Apa aku harus meminta Irene menjadi 'Muse'ku?

Aku membuka mataku dan
.
.
.
.
.
.
.
Voila~
.
.
.
.
.
.
Aku hampir terjengkang kalau saja tanganku tidak berpegangan pada meja. Mereka menatapku dengan wajah iba dan khawatir.

"Wae~?" tanyaku polos.

Mereka berpandangan sejenak sebelum akhirnya Boyoung mengangkat bicara, "Kau sungguh sehat-sehat saja, Yoong?" tanyanya hati-hati.

Damn!. Mereka kira aku sudah gila apa. Dasar 2 bocah menyebalkan. Eh tapi mereka juga sahabatku. Entah bagaimana aku bisa bersahabat dengan mereka. Sudah sudah... aku menghirup nafas dalam-dalam sebelum siap untuk menceramahi mereka.

TAP

Saat aku sudah siap untuk menceramahi mereka, tiba-tiba sebuah botol minuman bertengger ria di sebelah nampan makanku.
.
.
.
.
.
.
.
Kami diam, seakan waktu terhenti dan tak bergerak lagi kalau saja si 'namja' itu tidak berbica untuk menyadarkan kami dari serangan jantung berjamaah ini.

"Eoh... Min ahjumma menitipkannya padaku, katanya dia lupa memberimu ini di menu pesananmu" ucapnya lembut. Demi Tuhan aku hanya bisa diam.

BENAR. Aku memang tidak pernah salah memilih 'Muse'ku.

Suaranya...

Ternyata seperti ini suaranya. Halus dan lembut, rasanya ingin kurekam suaranya dan kudengarkan setiap pagi.

Your Sigh // SeYoon Where stories live. Discover now