Don't Panic!

652 98 46
                                    

Sebelumnya di Your Sigh.....

"Maaf, tapi bisa kupinjam Yoona sebentar sore ini?" ucap Sehun memecah obrolan.

※※※ Your Sigh, august 2020 ※※※

"Apa aku membuatmu tidak nyaman?" tanya Sehun saat berada di dalam mobil. Mereka sedang berhenti karena lampu merah.

"Ne?" tanya Yoona. Masih bingung. Jika pertanyaan ini tentang kejadian di kantin tadi, sebenarnya jika harus jujur bukan Sehun yang membuat Yoona tidak nyaman tapi mahasiswa lain yang memandangnya dengan tatapan 'tidak rela Yoona dekat dengan Sehun'.

"Kau tahu persis yang kumaksud" ucap Sehun, pandangannya masih lurus kedepan. Nada suaranya datar, tidak selembut sebelumnya. Ada rasa tidak suka dari nada yang dia keluarkan seakan-akan dia tidak suka sebenarnya menanyakan hal ini.

"Bu-bukan. Hanya saja. Orang-orang akan bertanya-tanya, kenapa kau bisa dekat denganku" jawab Yoona perlahan. Mencoba mencari kata yang benar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Sehun menoleh, melihat Yoona secara tiba-tiba membuat Yoona sedikit terlonjak kaget. Kemudian memperhatikan wajah Sehun yang penuh dengan pertanyaan. Aura disekitarnya tidak main-main, Yoona kelabakan mencoba mencari objek lain untuk dilihat selain OH SEHUN.

GAGAL.

Tatapan Sehun menelannya bulat-bulat. Rasanya dia membuat suatu kesalahan besar sampai membuat Sehun menampakan wajah seperti itu. Kalau saja bukan karena klakson mobil dibelakang mereka, Sehun akan benar-benar memakannya hidup-hidup dengan tatapan itu.

Tidak ada lagi yang bersuara setelah mobil melaju. Atmosfir mobil ini aneh. Disatu sisi  suasananya menegangkan dan berkesan dingin, aura biru menguar dengan wajah Sehun yang datar sepanjang perjalanan. Disatu sisi lagi berwarna oranye, yang menggabarkan kegugupan Yoona, rasanya dia seperti korban penculikan yang baru saja tertangkap basah berusaha melarikan diri.

Perjalanan 15 menit terasa seperti 2 jam, Yoona sudah tidak kuat. Dirinya ingin segera menghirup udara bebas di luar sana, langit jingga penuh kehangatan dengan angin sejuk sepertinya baik untuk paru-parumu. Abaikan polusi.

Seperti anak kecil yang penurut. Yoona turun setelah Sehun membukakan pintu untuknya, dan mengekor dengan patuh dibelakangnya, membuat jarak.

"Kau suka makanan Jepang?" tanya Sehun, kini nadanya lembut. Jauh dari kesan datar dan mengintimidasi seperti beberapa menit yang lalu.

"Aku tidak pemilih" jawab Yoona kaku setelah terkejut karena Sehun dengan gamblangnya merengkuh pinggang Yoona, membawanya berjalan sejajar memasuki resto Jepang.

"Private Room" ucap Sehun saat seorang pelayan menyambut mereka. Dan segera mengantarkan mereka menuju satu ruangan di ujung lorong.

Tipikal resto Jepang. Yoona bukan penggemar makanan Jepang karena dia tidak suka makanan mentah. Tapi tidak menolak jika ada makanan Jepang yang sudah terolah matang dengan baik. Dia hanya tidak suka makanan mentah, kecuali sayuran.

Mereka duduk berhadapan, dan Sehun mulai membaca menu. Yoona juga ikut andil namun terkejut karena harganya 'MAHAL', ah... Yoona tidak pernah menggunakan uang 50 ribu won hanya untuk 1 porsi makannya, dia lebih suka makan teokkpokki pinggir jalan karena murah meriah. 5000 won kau sudah bisa kenyang.

Your Sigh // SeYoon Where stories live. Discover now