Like Nothing Happend

603 77 16
                                    

Apa yang sudah terjadi beberapa hari lalu cukup menyita pikiran Yoona. Tetapi berkat kemarin pula, inspirasinya menjadi lancar. Hari ini dia memutuskan untuk hunting bahan dengan Irene dan Boyoung. Ah.. bicara tentang Boyoung, gadis itu semakin sulit ditemui karena asik berpacaran dengan Hyunsik. Jadi mau kemana-mana sekarang hanya ada Yoona-Irene dan Joy.

Setelah berkutat berjam-jam di toko kain dengan Irene, mereka berdua segera kembali ke kampus karena Irene ada kelas. Sedangkan Yoona akan menunggu yang lain di kantin dengan Joy. Boyoung? jangan tanya tentangnya lagi. Dia sibuk berpacaran dengan Hyunsik. Entah sampai mana project akhirnya. Yoona sebagai model sudah merasa di telantarkan begitu saja.

"Aku lelah sekali...." rengek Joy saat baru saja selesai memesan makanan dan kembali ke tempat duduk.

"Sedikit lagi, saat kita selesai kau bisa istirahat selama yang kau mau" jawab Yoona mencoba menenangkan Joy.

Yoona menemani Joy makan sebentar karena setelah ini Joy harus menemui Dosen di gedung sebelah. Dia merindukan masa-masa legang saat semester awal kuliah. Yoona, Irene dan Boyoung selalu pergi bertiga kemanapun itu. Bahkan untuk ke toilet. Sekarang ada si maknae Joy yang memberi suasana baru, selama ini dialah yang menjadi si maknae. Memperhatikannya membuat dia tersadar, menjadi seorang kakak harus lebih sabar, perhatian dan peduli. Seperti Irene dan Boyoung selama ini padanya. Ah... kenapa harus menyebut nama Boyoung lagi, dia bahkan hanya memuja Hyunsik dan melupakan Yoona dan Irene. Lupakan... nanti akan Yoona beri pelajaran dia.

"Eonni aku harus segera pergi, kau benar tidak apa-apa menunggu Irene eonni disini sendirian?" tanya Joy sedikit sungkan meninggalkan Yoona sendirian.

"Tidak apa-apa. Pergilah.. sebelum dosenmu menggila" sergah Yoona sebelum Joy akhirnya pergi dengan rasa tak enak.

Kantin sedikit sepi karena memang saat ini belum jam istirahat. Beberapa mahasiswa menggunakan waktu luang antar kelas untuk mengerjakan tugas atau berdiskusi tugas di taman atau di koridor. Jadilah Yoona duduk sendiri di meja paling pojok yang menempel di balkon. Dibukanya buku sihir miliknya (red. Sketch Book) dan mulai memperbaiki design sebelumnya. Menambahkan hiasan-hiasan elegan untuk kostum Irene. Dan....

TAP

Seseorang menepuk punggungnya lembut.

"Kau sendirian?" tanya seseorang itu. Suaranya menggema di kepala Yoona.

"Tidak ada kelas" jawabnya lembut.

"Lalu?" tanya seseorang itu sembari duduk di hadapannya.

"Menunggu Irene, kelasmu sudah selesai, Sehun?" tanya Yoona yang masih belum sanggup menatap Sehun ditambah lagi kejadian terakhir kali.

Jantungnya berdegub kencang. Dan nafasnya menyesak. 'KENAPA DIA DUDUK DIDEPANKU' kata itu melayang-layang dikepalanya. Yoona terlalu malu untuk menatap mata srigala Sehun yang mampu mengintimidasinya. Tidak setelah mata itu membuatnya menyerah, ditambah lagi bibir panas yang dapat mengikis pikiran polosnya.

"Sudah pesan sesuatu untuk makan?" tanya Sehun sekali lagi, kali ini tidak dengan berdiam diri, tangan kokohnya merengkuh lembut tangan Yoona yang menganggur, membuat Yoona reflek menatap matanya. 'Oh tidak!' pekiknya dalam hati.

Ekspresinya gugup sesekali melirik tangannya yang direngkuh Sehun yang masih acuh dan merasa tidak ada yang salah.

"Menunggu Irene" jawabnya kaku kemudian.

"Setidaknya minumlah sesuatu, akan kupesankan" ucap Sehun kemudian beranjak tanpa menanyakan apa yang ingin dipesan oleh Yoona.

Yoona segera menarik tangannya dan menyembunyikannya di pangkuan, mencoba mengatur nafasnya dan kembali melihat kanan dan kiri. Oke, tidak ada siapa-siapa. Memang belum waktunya istirahat untuk beberapa kelas. Hanya beberapa sekelompok anak di pojok belahan lain yang hanya menunduk sepanjang waktu dengan buku tebal. Dipikir-pikir ini kantin bukan perpustakaan. Masa bodo yang penting tidak ada yang memperhatikannya saat dengan Sehun tadi.

Your Sigh // SeYoon Where stories live. Discover now