Vue

3.1K 422 77
                                    

Hallo teman-teman \~.~/
Terimakasih ya sudah berbagi VOTE dan COMMENT ^^
Jangan lupa follow Xia ya ^,<

°°°©Xyryllchia2017©°°°

Yoona mendengus kesal pada sahabatnya yang sedari tadi tak kalanya berhenti menyerangnya dengan jutaan pertanyaan tidak penting. Bahkan sesekali tatapannya menggambarkan bahwa dia mengetahui sesuatu yang sebenarnya tak pernah terjadi. Mengingat kejadian tadi saat dengan tak tepatnya waktu mereka mengganggu moment yang sudah ia nantikan untuk menyampaikan apa yang selama ini mereka paksakan pada Yoona.

Flashback

Sehun dengan telaten mengobati luka gores pada lengan Yoona, sesekali meniupnya saat Yoona meringis perih.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanyanya memecah keheningan.

Ini. Ini kesempatan bagi Yoona untuk memintanya menjadi Muse Yoona. Kebetulan sekali Dr.Moon belum kembali dan tidak ada pasien lain disini.

"A-aku...
.
.
.
.
.
.
.
a-ak-akuu...
.
.
.
a-aku i-ing-ingin...
.
.
.
.
.
.
.
Meminta-mu......"

BRAAKKKKK

"Yoong... kau tidak apa-apppp........." teriak Boyoung heboh lalu diam seketika melihat pemandangan di hadapannya.

Sehun sedikit terlonjak dengan hentakan dibelakangnya, membuat ia mau tak mau memutar tubuhnya menghadap kearah yang ternyata adalah 2 orang gadis dengan wajah terkejutnya. Bahkan yang bertubuh lebih mungil menganga lebar sampai kedua tangan yang mencoba menutupi mulutnya tak berhasil.

Cukup hening sesaat sampai detik jam dinding di dekat meja Dr.Moon dapat didengar dengan jelas. Yoona merutuki kebodohan temannya satu itu. Sebenarnya Boyoung mati kutu. Benar-benar merugikan suasa Yoona-Sehun yang sedang berduaan di ruang medis. "Ah... mian... ka-kam-kami permi..." ucapnya canggung.

"Ani, aku sudah selesai mengobati lukanya. Kalian masuklah, Moon euisanim sedang mengambil plaster atletic di ruang penyimpanan" jelas Sehun kemudian menyelesaikan tugasnya.

Merasa tak ada yang dapat dicela dari pernyataan Sehun, ia akhirnya hanya berdiri dengan kakunya memperhatikan Sehun yang sedikit melanjutkan memasang plester pada lengan Yoona.
"N-ne..." ucap Boyoung menggantung.

"Karena temanmu sudah disini, aku akan kembali ke kelas" ucapnya lembut seraya menatap Yoona yang masih bersemu. Sedikit kecewa karena kehilangan moment berharganya. Ini semua karena 'teman klakson bis'nya itu. Ia hanya bisa menggerutu dalam hati dan menampilkan senyum 'berusaha' tulus agar terlihat 'aku baik-baik saja, terimakasih'.

"N-ne... " jawabnya kemudian, mengamati Sehun yang sudah menyampirkan tasnya dan berjalan menuju pintu.

Tunggu. Yoona tidak harus menjadi si bodoh yang ke 2. Jika kesempatan ini terlewat, setidaknya ia harus membuat jalan untuk mencapai kesempatan selanjutnya. Yoona tahu dia sangat tidak dekat dengan Oh Sehun. Tapi tekanan ujian membuatnya harus 'mendapatkan' Sehun entah bagaimana caranya setelah kesempatan ini menghilang. Harus ada kesempatan lainnya, walaupun tak digariskan oleh yang kuasa, dia bertekat untuk menggariskannya sendiri.

"Sehun-ssi..." Ucap Yoona kelewat datar. Dia bahkan merutuki mulutnya yang mengeluarkan ekspresi yang bahkan tidak akan diketahui maksudnya oleh para ilmuan. Entah itu sebuah panggilan atau hanya iseng menyebut namanya, terkesan sedang berusaha menghafal. Dan si 'Muse' berbalik kembali kearahnya, menatapnya tak kalah datar dengan tutur Yoona. Matanya mencoba menyelam kedalam retina soft hazel milik Yoona yang bahkan tidak berkedip karena sedikit terkejut saat Sehun menanggapinya.

Your Sigh // SeYoon Where stories live. Discover now