MUSE (7)

4.1K 370 58
                                    

°°°Xialee2017°°°

Jika cinta itu memang benar adanya.
.
.
.
.
Menurut kalian bagaimana wujudnya?
.
.
.
.
.
Bagaimana rasanya?
.
.
.
.
.
.
.
Dan bagaimana untuk mengakuinya?
.
.

=====

.
.

Entahlah...Setelah selama ini aku tidak pernah memikirkan tentang bagaimana cinta harus tumbuh atau jatuh cinta pada seorang pria. Yang aku tau perasaan ini menyebalkan. Aku tidak tahu apa ini cinta atau hanya sekedar ketertarikan semata. Aku cukup terganggu.

Bagaimana kalian tidak merasa terganggu saat kalian mulai memprioritaskan seseorang memenuhi pikiranmu. Terkadang membuatmu tak bisa tidur tepat waktu. Dan terkadang diam seperti orang bodoh, padahal saat itu kau hanya tidak dapat mengelak otakmu untuk memikirkan orang itu.

Terlebih lagi jika kau dan dia sudah berciuman, bahkan sebelum dia mengutarakan perasaannya.

Ah

Euhm

Itu

Salah satu yang kualami.

Tidak. Aku bahagia... aku senang bukan main jika kalian harus tahu itu. Tapi aku sendiri tidak mengerti kenapa aku harus sesenang ini, seperti rasanya kau lulus kuliah dengan gelar cumlaude dan langsung ditawari pekerjaan oleh perusahaan besar. Aku menyukai itu.

Tapi masalahnya kami tidak dalam hubungan dimana kami bisa berciuman sesuka hati.

Aku bahkan tanpa sadar selalu menyembunyikan diriku saat berada di jangkauannya.

Tidak

Bukan karena aku membencinya. Sungguh...

Hey... bagaimana bisa kau membenci seseorang yang membuatmu gila sepanjang malam? Bagaimana kau bisa membenci seorang Oh Sehun dimana orang lain sangat mendambakan bahkan hanya untuk mendapat balasan dari tatapan tajam itu.

Yah, itu semua bukan delusi. Delusi atau keinginan dari seorang penggemar pada idolanya. Tidak, aku tidak menggemari Sehun. Aku Membutuhkannya untuk menjadi Museku. Menjadi Muse bukan berarti kau disukai atau dicintai dengan orang yang menjadikanmu Muse. Kalian hanya menjadi sumber inspirasi orang itu dengan bayak alasan, entah itu parasmu atau bentuk tubuh idealmu atau apapun.

Tapi yang jelas aku masih tidak percaya jika yang kualami ini adalah fase tumbuhnya benih cinta atau kata-kata roman picisan yang sering dikatakan Boyoung.

Aku merasakannya.

Untuk kesekian kalinya hari ini aku merasakan tatapan tajam yang bahkan tidak dapat kulihat karena selama berjam-jam penuh aku sibuk menundukkan kepalaku dalam. Berusaha menghindari seseorang itu sulit terlebih lagi jika dia selalu berterbangan di sekitarmu.

Tidak...

Bukan seperti itu...

Aku tidak membencinya. Sungguh...
Aku hanya...

Aku hanya masih belum bisa mengontrol detak jantungku jika harus menatapnya barang sedetik. Seperti dalam sekejap aku mengidap penyakit asma yang sangat menyiksa. Seakan oksigen yang kuhirup itu harus kubayar dengan mahal setiap helanya sedangkan aku tidak punya cukup uang untuk membayarnya.

Arghhh...... Aku membenci situasi seperti ini. Tengkukku sudah sangat pegal dan rasanya akan segera patah sebentar lagi jika saja pria dengan tatapan mengintimidasi yang sedari tadi kuhindari tiba-tiba meraih daguku dan mendongakkannya. Membuat mataku tepat menatap iris hazel lembut nan hangat yang kini penuh sarat akan pertanyaan dan kebingungan.

Your Sigh // SeYoon Where stories live. Discover now