29

13.2K 1.5K 334
                                    

Di sinilah Naya, duduk sendiri di sebuah gedung yang sudah di desain sedemikian rupa, untuk acara pernikahaan. Memperhatikan dua pasangan yang sedang berdiri dengan senyum paling bahagia selama hidup mereka.

Yang laki-laki nampak gagah dengan jas abu-abu yang ia kenakan, sedangkan yang prempuan nampak anggun dengan gaun berwarna putih.

Naya tidak menyangka ia hanya menjadi tamu di pernikahaan Seok Jin—mantan pacarnya, bukan sebagai pedampingnya di sana.

Perlahan sudut bibir Naya mulai melengkung ke atas, ia senang melihat Seok Jin akan memulai hidup baru.

Ini bukan senyum miris, tapi senyum tulus yang pernah Naya tunjukan.

Naya tidak menyesal karena telah mengenal Seok Jin. Bertemu dengan seseorang yang akhirnya meninggalkannya, membuat Naya sadar, bahwa setiap hati yang tidak di takdir dengan kita, akan pergi dengan caranya.

Mungkin hal itu juga berlaku antara ia dengan Jimin.

Naya berjalan mengikuti antrian untuk bisa bersalam-salaman dengan sang pengantin.

"Cieee nikah." Naya nyengir, membuat matanya yang bulat menyipit.

"Naya?" Seok Jin kaget, ia pikir Naya tidak akaan datang.

Di lihat lebih dekat ternyata mereka lebih serasi, tinggi mereka hampir sama. Naya baru ingat, cewe itu Sowon, teman Seok Jin semasa kuliah dulu. Naya cukup kenal denganya.

"Ka Sowon nikung Naya nih?"

"Ih, ga gitu. Tapi ya, gitu." dari jawabanya, Naya tau Sowon jadi merasa tidak enak.

"Santai aja ka, gue cuman becanda kok." tawa Naya berderai. "Semoga langgeng sampe kakek nenek ya ka."

"Amin. Naya kapan nyusul?"

"Gila lo ka, SMA aja belum lulus."

"Ya kali, mau nikah muda."

"Hell, ya kali."

"Lo kok ga bareng Jimin, Nay?" Selidik Seok Jin. Pertanyaan itu membuat tawa Naya berhenti seketika.

"Ngapain harus bareng?"

"Bukanya kalian berdua pacaran?" Tanya Seokjin.

Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mencari-cari alasan agar bisa lepas dari pertanyaa ini.

"Duh, sakit perut. Gue ke kamar mandi dulu ya ka. Dah... " Buru-buru Naya turun dari singgah sana sang pengantin. Menghindari pembicaraan yang sama sekali tidak ingin Naya bicarakan.

Setelah menjauh dari sana, Naya melihat kesekeliling, tidak ada orang yang ia kenal. Sendiri lagi.

"Witwiw cewe..."

Naya nengok ke asal suara. Tiga curut yang tidak asing lagi, berjalan mendekati Naya.

"Ngapain di sini Nay?"Tanya Hoseok.

"Mulung."

Mereka bertiga ngakak, padahal apanya yang lucu.

"Sabi-sabi, dia harus di angkat sebagai anggota Bujangan Tamvan nih." Usul Taehyung.

"Goblok. Nayakan anunya ga panjang."

"Anu lu emang panjang? panjangan juga punya gue."

Ternodai sudah kuping Naya.

"Ngapain jadi ngomongin yang panjang-panjang? si bahlul!"

"Jimin mana?" Tanya Naya tiba-tiba, karena tidak melihat orang itu sejak tadi. Sedangkan ketiga temanya ada di sini. Masa iya, dia tidak datang, inikan acara pernikahan sepupunya sendiri.

Struggle;Pjm✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu