42

18.2K 1.3K 403
                                    

Beberapa tahun kemudian.



"Nay, aku berangkat kerja dulu ya. Udah aku masakin bubur nih, harus di makan."

Jimin udah suamiable belum? Ehe...

Naya masih tidur, meskipun begitu. Jimin tetap ngomong sama Naya seolah yakin, Naya pasti denger.

Setelah meletakan nampan berisi bubur dan teh hangat di atas nakas. Ia sempat menyelimuti Naya sebelum akhirnya ia bersiap-siap untuk pergi kerja.

Sepulang Jimin dari luar kota, ia malah menemukan Naya dengan kondisi tidak fit. Semalam ia muntah-muntah, Jimin kira Naya hamil. Jimin yang panik, langsung bawa Naya ke rumah sakit. Terus kata dokter Naya cuman masuk angin.

Kenapa juga Jimin mikir kaya gitu, di saat usia pernikahan mereka baru seumur jagung.

Bukan karena itu aja sih Jimin sampe berpikir ke sana. Abisnya sikap Naya mendadak berubah, jadi manja. Kalo deket Jimin jadi suka glendotan.

"Hap!"

Kaya sekarang, tiba-tiba aja Naya loncat meluk Jimin dari samping. Tanganya melingkar di leher Jimin, sedangkan badanya ia biarkan bergelantungan. Mirip anak monyet yang di gendong sama emaknya.

"Hap, hap. Lalu di tangkap~"

"Allahuakbar, kecekek Nay."

"Hehehe..."

"Udah mendingan?" Tanya Jimin. Tanganya menyentuh kening Naya, untuk memastikan.

Naya mengangguk "Ga usah kerja aja ya, hari ini."

"Biar apa?"

"Ga biar apa-apa sih. Jangan kerja aja."

"Harus ada alesanya dulu."

"Ih... Hari ini aja."

Jimin menggeleng "Ga bisa."

"Ish... Yaudah, sana pergi."

Naya nyuruh pergi tapi dia sama sekali ga ngerebuah posisinya. Bahkan sampai Jimin turun dari kamar, menuruni tangga. Naya tetep gelantungan.

"Kok ga pergi-pergi?"

"Gimana mau pergi, Nayanya aja masih betah glendotan."

"Aaaaaa~ jangan pergi makanya."

"Kalau ga kerja, nanti mau makan apa?"

"Ga boleh pergi pokoknya."

"Nanti pulangnya, aku beliin cilok."

"Ga mau cilok!"

"Aku harus ke kantor Nay. Ada rapat."

"Nanti pulang malem lagi, ee!"

Abis nikah Jimin malah jarang ada di rumah. Kerjaanya ke luar kota lah, keluar negri lah, sibuk ngurusin ini itu.

Naya bahkan udah di tinggal pergi ke luar negri sehari setelah menikah.

Kebayang kan, gimana sepinya di tinggal Jimin sendirian. Di rumah yang ukuranya cukup besar untuk dua orang.

Meskipun Yeonhwa-mamahnya, sering nemenin dia. Tapikan tetep aja rasanya beda(͡° ͜ʖ ͡°)

"Jam lima juga aku udah pulang."

"Lima sore?"

"Lima subuh hehehe..."

"Yeuhhhh..." Telapak tangan Naya terkepal. Tanganya ia angkat tinggi-tinggi sampai ke depan muka Jimin.

"Sore kok sore." Katanya. Sambil mengacak puncak kepala Naya, gemas. "Santuy."

Naya cemberut. "Ish... Yaudah."

Struggle;Pjm✔Where stories live. Discover now