39

11.9K 1.3K 344
                                    

               

Halo, ini Mark.

Gimana caranya nulis surat?
Oh iya, inikan aku lagi nulis surat. 

Surat ini, di tulis denganpulpen yang aku pinjem dan belum di balik-balikin ke pemiliknya. Buat, pemilik pulpen stan*dar ini. Iklasin aja ya. Hehehe...

Aku ga tau, kamu bakalan baca surat ini apa engga. Setelah apa yang udah aku lakuin. Tapi di sini, aku mau ngungkapin semua yang aku rasain. 

Kalau kamu tanya, aku suka sama kamu atau engga. Jawabanya, bukan suka lagi. Tapi udah sayang. Karena suka itu banyak artinya.

Kalau aku di suruh pilih tahu bulat atau kamu. Aku pilih makan tahu bulat, bareng kamu.

Eyaaa...

Eyaaa....

Ee...eee.... Eyaaa...

Aku serius, aku sayang kamu.

Ga percaya? Duariusdeh.

Pastinya, kamu sayang sama aku juga kan Seul? Yakan? Yega? Iyain aja.

Kalau sekarang kamu benci sama aku, karena aku udah nolak kamu. Aku terima.

Aku minta maaf. Aku yang salah, karena udah nyia-nyiain perjuangan kamu.

Tapi, aku ga suka kamu nyatain perasaan kamu duluan ke aku. Kesanya, aku kalah gentle sama cewe semanis kamu.

Aku ga mau, kamu yang perjuangin aku.

Karena berjuang sendirian, itu ga enak.

Kalaupun surat ini ga sampai ke kamu, dan kamu tetep benci sama aku. Ga apa-apa.

Itu artinya, giliran aku yang perjuangin kamu.

Tertanda Mark Tuan. Si gamers tamvan idaman(͡° ͜ʖ ͡°)























"Seul, kupasin apel lagi dong."

Seugi mendelik, namun tetap mengambil buah apel dari nakas. Ini sudah apel kelima yang ia kupas. Tapi perut Mark belum juga merasa kenyang.

Udah dua minggu berlalu semenjak Mark sadar dari komanya. Hanya saja ia masih harus di rawat, karena cedera kaki dan tanganya belum sembuh.

Hari itu. Saat kamar rawat Mark sunyi tidak ada suara yang berarti. Pandangan Seulgi tidak beralih sedikitpun dari layar monitor di samping Mark.

Bagi Seulgi, semuanya seakaan berhenti untuk sesaat.

Sampai garis itu kembali menampilkan garis bergelombang. Naik turun, turun naik.

Mungkin hari itu, hari di mana Seulgi mulai percaya dengan adanya keajaiban.

"Apa?" tanya Seulgi heran. Saat mendepati Mark menatapnya dengan mulut penuh dengan buah apel.

"Aku pulang kapan?"

"Kalau sembuh. Baru pulang."

Mulut Mark monyong sampai lima meter. "Besok aja pulangnya ya. Udah sembuh nih karena di jengukin kamu, tiap har- alahhhhh... Sakit." Mark meringis, sambil mengelus bagian tanganya yang di perbaan.

"Masih sakitkan? Berarti belom sembuh."

"Bosen tapi."

"Bosen liat gue ya? Yaudah, mau pulang aja."

Struggle;Pjm✔Where stories live. Discover now