It is Beautiful : 9

4.6K 345 181
                                    

Malam adalah setelah sore. Ya, ini sudah malam. Sekarang aku berada di kamarku dan baru saja selesai mandi.

Sejak aku berada di kamarnya Joe, seharian aku hanya memikirkan bagaimana cara agar Genta mau mendengarkanku. Maksudku, Genta itu penipu dan bermuka dua. Aku sudah tahu bagaimana cara dia pura-pura baik kepada orang lain, yaitu dengan hanya tersenyum. Wajahnya yang terlalu tampan membuat orang lain menilai kalau Genta adalah orang yang baik dan berhati lembut. Aku saja hampir tertipu sejak pertama kali bertemu dengannya.

Lalu, Ades. Kalau aku ingat-ingat sikapnya padaku, dia menggelikan. Dia suka menggodaku tetapi agak polos dan mesum. Aku masih bingung dengan Ades. Menurutku dia orang yang baik, tapi bagaimana bisa dia memusuhi ketiga adiknya sendiri? Atau mungkin ada salah satu diantara adiknya yang tidak dia sukai? Aku harus mencari tahu dengan cara bertanya padanya, seperti aku sudah membuat Gabriel dan Joe kembali akrab. Dan mereka sudah menganggapku sebagai teman.

Tapi, sejak pagi sampai malam ini aku tidak melihat seujung rambutnya pun. Ke mana dia? Awalnya aku tidak peduli dia menghilang atau sudah lenyap sekali pun. Namun, aku sadar bahwa dia jugalah bagian dari Avalous, apalagi dia adalah pangeran pertama. Aku telah mengabaikan orang yang paling tua. Jika saja dia tidak terlalu suka menggodaku, aku tidak akan menjauhinya karena jijik.

Aku duduk di tempat tidurku sambil memandang boneka porselen pemberian Joe. Kata Gabriel padaku, makan malam akan dilaksanakan pada jam 8 malam. Ini masih jam setengah 7. Itu berarti aku punya waktu untuk melakukan sesuatu.

Walaupun mereka tidak akur, tetapi mereka tetap makan malam di ruangan yang sama. Aku yakin mereka masih ada keinginan untuk kembali akur. Tapi, mereka malah saling menghindar. Sulitnya membuat mereka sadar.

"Salsa," ucapku kepada boneka porselenku sambil mengelus rambut pirangnya lembut, "aku pusing. Mereka membingungkan. Kenapa mereka bermusuhan? Kenapa mereka berjauhan membuat jarak yang begitu jauh? Hubungan persaudaraan mereka membuatku kecewa sampai jantung sihir Avalous terpengaruh dan mati. Dan aku ada di sini, di Avalous untuk memperbaiki apa yang sudah merusak mereka. Aku tahu diriku hanyalah penyihir biasa yang terlalu berharap ingin menjadi ahli sihir. Tapi aku tetap yakin untuk bisa menyelesaikan misi ini, karena aku sudah berjanji kepada Miss Delisa."

Aku memeluk Salsa sesudah mencurahkan keluh kesahku kepadanya. Perasaanku sedikit lega dan ringan walaupun hanya aku curahkan kepada boneka. Rasa letih membuatku menghempaskan diriku ke atas tempat tidur yang empuk dan luas. Aku merasa ingin istirahat dari semua beban yang memikulku. Tapi, aku bukan orang yang gampang menyerah. Akan aku lakukan sebisaku untuk membuat keempat pangeran itu berdamai. Dan setelah jantung sihir Avalous kembali hidup, aku bisa membantu mereka mengembalikan para penjaga dan pelayan istana yang berhenti bekerja di istana Avalous.

Aku beranjak dari tempat tidur sambil membawa Salsa di peganganku dengan seringaian penuh rencana iseng yang sudah aku pikirkan dari siang. Boneka cantik ini akan melakukan sesuatu yang bisa membuat rasa letihku menghilang. Ya, aku akan lakukan rencanaku.

"Hehehehehe ... Gabriel, aku punya sesuatu yang menarik untuk ditunjukkan kepadamu. Aku harap kau suka dengan boneka baruku. Hehehehe," tuturku sambil terkekeh jahat. Untuk sementara, aku akan menjadi orang jahat di istana ini.

Aku berjalan santai keluar dari kamarku. Lorong istana terlihat sepi dan tidak ada yang berlalu-lalang. Langkahku berhenti di depan pintu kamar sebelah, yaitu kamar milik Pangeran Gabriel. Aku mengetuk pintu kamar Gabriel sebanyak tiga kali. Tapi setelah ditunggu lama, tidak ada respon apa-apa dari dalam. Dia tidak ada di kamar?

"Mungkin sedang mandi. Ya sudahlah, mungkin lain kali," ucapku dengan kecewa karena tidak jadi mengerjai Gabriel. "Tapi, apa lagi yang harus aku lakukan sambil menunggu jam makan malam? Ahh, membosankan."

It is BeautifulWhere stories live. Discover now