It is Beautiful : 43

647 76 0
                                    

Pagi ini lumayan cerah. Aku bisa mendengar burung-burung bersiul merdu dari balik jendela. Sambil bersenandung kecil, aku menyisir rambutku di depan cermin. Senyumanku hari ini begitu cerah. Entah kenapa aku merasa bersemangat. Apa karena kejadian kemarin? Kurasa begitu. Dan yang lebih kusuka pada hari ini adalah akan ada banyak sihir yang terjadi di istana ini.

Ah iya, aku sebenarnya harus menghemat energi sihirku. Jika aku terus membuat Indra ada di dunia ini, energi sihir yang ada di kalung mutiara sihirku bisa-bisa habis. Aku harus membuat Indra kembali dulu ke dalam lingkaran sihir.

Tok tok tok!

"Kak Sica~ Kak Sica sudah bangun?" Suara Joe yang tidak asing bagiku terdengar dari luar pintu. Rupanya dia yang mengetuk pintu kamarku.

"Sudah!" seruku menjawab dari dalam.

Aku meletakkan sisir ke meja cermin. Inginnya aku yang menyambutnya ke luar, tapi tidak tahunya Joe membuka pintu kamar dan langsung masuk ke dalam. Dia menghamburkan pelukannya kepadaku. Aku tersenyum dan gemas membalas pelukannya.

"Ah, kalian semua ini suka sekali memeluk, ya?" ujarku sambil mengelus gemas rambut pirang Joe.

Joe langsung menjauhkan kepalanya untuk menatapku. Dia merengut tidak menerima ucapanku. "Cuma Joe yang boleh memeluk Kak Sica."

"Hahaha! Kau memang yang paling manis, Joe," balasku kemudian melonggarkan pelukan agar dia bisa melepaskan pelukannya duluan. "Apa yang lain sudah bangun?"

"Ya, semuanya sudah bangun. Ayo ke ruang makan. Joe sudah menyiapkan sarapan untuk semuanya," ajak Joe menarik tanganku keluar dari kamar.

Seperti biasa, Joe selalu membuatkan sarapan untuk semua orang. Dan pastinya Zata ikut membantu meski Joe sering melarangnya membantu dengan alasan tidak mau rasa masakannya jadi berbeda-beda.

Sampainya di ruang makan, aku melihat semuanya sudah duduk di dalam. Mereka semua menyapaku dengan mengajak sarapan bersama.

"Beauty, selamat pagi. Duduklah di sampingku dan makanlah," ajak Ades menepuk kursi kosong di sebelahnya.

"Princess, kau sudah datang. Aku menyisakan secangkir teh hangat untukmu. Minumlah selagi hangat," ucap Genta ramah dengan senyum khasnya.

"Selamat pagi, Queen," ucap Gabriel memberikan ucapan selamat pagi kemudian dia kembali pada sebuah buku yang dibacanya. Dia membaca sambil menyeruput secangkir teh.

Aku tersenyum kepada semua yang ada di ruang makan. "Selamat pagi juga, semuanya. Terima kasih."

Aku memutuskan duduk di dekat Kanta dan di sebelahku juga ada Gabriel. Ades yang melihat itu tampak kecewa karena ajakannya ditolak. Aku harus menolaknya, karena kalau ada di dekatnya kemungkinan aku tidak bisa makan dengan tenang.

Aku menyeruput teh hangat terlebih dahulu kemudian menyantap sarapan manis buatan Joe. Seperti biasa, masakan Joe memang enak.

"Kanta, bagaimana lukamu sekarang?" tanyaku kepada Kanta yang juga sedang makan.

"Semakin berkurang. Kau tidak perlu khawatirkan lukaku. Ades merawatku dengan baik," jawab Kanta tenang.

"Syukurlah," ucapku lega mendengar jawaban Kanta. Aku menyantap sarapanku dengan lahap. "Oh ya, apa kau akan selalu membuat Leila ada di sini? Aku nanti akan mengembalikan Indra ke lingkaran sihir karena harus menghemat energi dari mutiara sihirku ini."

Kanta membuka lebar mata coklatnya. "Benarkah? Kalau begitu aku juga akan mengembalikannya setelah sarapan," ujar Kanta mengangguk.

Aku tersenyum padanya kemudian memperhatikan yang lain. Menyadari tidak ada Indra di ruang makan, membuatku bertanya-tanya di mana dia.

It is BeautifulOù les histoires vivent. Découvrez maintenant