It is Beautiful : 15

4.4K 314 234
                                    

Pagi ini, Genta terlihat bersemangat. Dia tiba-tiba masuk ke dalam dapur untuk membantu Joe memasak sarapan. Aku melihatnya dengan tampang heran. Sedangkan Joe terlihat biasa saja.

"Selamat pagi!" sapa Genta kepada kami yang tengah sibuk memasak. "Boleh aku bantu?"

"Pagi juga, Genta," balasku menyapa dengan senyum menjeda potongan tomatku sebentar. "Kau mau membantu kami? Bol---"

"Tidak boleh," potong Joe membuatku memandangnya bertanya. Joe melihat Genta sekilas dengan sinis. "Aku tahu Kak Genta tidak bisa memasak. Masakannya tidak enak."

"Adikku Joe bohong. Aku bisa memasak lebih enak dibandingkan masakan Joe, kok," sanggah Genta tersenyum padaku, "Princess, aku ingin membuatkan sesuatu untukmu. Kau pasti akan menyukainya."

Genta mengambil salah satu celemek lalu memakainya. Dia mengambil bahan-bahan makanan dari dalam lemari atas dan menyiapkan alat memasak. Hm, aku penasaran apa yang akan dia masak untukku.

"Apa yang akan kau masak, Genta?" tanyaku kepada Genta.

"Omelet!" jawab Genta bersemangat. "Apa kau suka omelet?"

Aku tersenyum, "Suka!"

Genta pun mulai memasak. Sedangkan aku juga melanjutkan potongan tomatku untuk diberikan kepada Joe. Aku lihat Joe, wajahnya merengut kesal sejak munculnya Genta. Hihi! Jadi lucu.

"Kenapa Kak Sica mau saja mendengarkan Kak Genta?" tanya Joe kepadaku.

"Memangnya kenapa? Dia ingin memasakkan sarapan untukku. Lagipula, omelet itu enak, kok!" jawabku yang dibalas dengan dengusan Joe.

"Terserah kau saja. Aku sudah mengatakan kalau masakan Kak Genta itu tidak enak. Tapi, kau tetap menerimanya di sini. Sebal," ucap Joe terlihat kesal denganku.

Aku tersenyum miris. Joe sepertinya tidak terlalu suka dengan Genta. Aku harus membuat Joe bersikap baik dan akrab dengan kakak keduanya itu. Tidak hanya selalu akrab dengan Gabriel, dia juga harus akrab dengan kakak-kakaknya yang lain.

Akhirnya aku dan Joe selesai memasak. Joe yang akan membawakan semua sarapan ke ruang makan istana. Sedangkan aku menunggu Genta menyelesaikan masakannya.

"Princess, omeletnya sudah jadi!" seru Genta telah selesai memasakkan sarapan untukku. Dia menyodorkan omeletnya kepadaku beserta sendok. "Terimalah omelet dariku."

Kalau aku perhatikan omeletnya, peletakkannya rapi dan warnanya pas. Terlihat sempurna dan lezat. Aku jadi penasaran dengan rasanya. Pasti akan menambah penilaianku terhadap omeletnya. Aku menerima omelet itu dan ingin mencicipinya sekarang.

"Wah! Kau benar-benar membuatkan omelet untukku? Terima kasih!" ucapku seraya memberinya senyuman lebarku.

Genta terlihat kaget melihatku. Lalu kembali tersenyum, "Sama-sama. Kau mau memakannya sekarang?"

"Iya. Bolehkah?"

"Tentu saja. Selamat menikmati!"

Aku pun menyuap sesendok omelet buatan Genta ke dalam mulutku. Belum aku mengunyah omeletnya, indra perasaku sudah menemukan rasa omelet ini begitu cepat. Ini mengejutkan, rasanya sangat berbeda dari omelet yang pernah aku rasakan sebelumnya!

"Bagaimana rasanya, princess? Enak, kan?" tanya Genta tidak sabar menunggu komentar tentang masakannya.

Joe kembali ke ruang dapur. Dia melihatku dan segera menghampiriku. Tangannya merampas omelet Genta dari tanganku dan meletakkannya di meja. Wajahnya memancarkan kekhawatiran.

"Kak Sica! Minum air ini!" kata Joe seraya memberikan segelas air dari meja. Dengan cepat aku menerima air itu dan meminumnya sampai tandas. Joe berpaling ke arah Genta dengan tatapan benci. "Kak Genta jahat! Kenapa kau berikan masakanmu kepada Kak Sica?"

It is BeautifulDove le storie prendono vita. Scoprilo ora