It is Beautiful : 23

3.7K 335 302
                                    

7 tahun yang lalu pada saat umurku masih menginjak 10 tahun.

Aku bersekolah di sebuah sekolah dasar untuk menimba ilmu. Awalnya aku masih tidak mengerti, untuk apa aku bersekolah? Ibu dan Ayah sudah mengajariku cara membaca dan menulis. Kata mereka, aku harus lebih banyak belajar tentang hal-hal yang tidak aku ketahui di sekolah karena itu wajib dilakukan oleh semua orang. Alasan utamanya agar aku tidak menjadi orang yang bodoh. Dan itu ... sangat penting.

Aku sudah mencapai kelas 5, di mana katanya ada pelajaran tambahan yang harus dikuasai dan sangat berpengaruh pada nilai sekolah. Aku jadi penasaran. Kelasku dimulai pada pagi hari yang agak mendung. Suhu udara jadi terasa dingin. Aku ingin minum susu coklat panas.

"Selamat pagi, murid-murid!" sapa seorang guru berlenggang masuk ke dalam kelasku.

"Selamat pagi juga, guru!" balas semua murid termasuk aku dengan semangat sambil beranjak dari kursi sebagaimana menghormati kedatangan guru yang akan menyampaikan ilmu.

Wanita yang menjadi guru di depan kelas itu terlihat masih muda. Kulitnya sawo matang, rambutnya keriting berwarna merah darah, dan pakaiannya ... ketat. Entahlah, aku tidak bisa mendeskripsikan pakaian seksinya itu.

Pokoknya, aku tidak menyukai pakaiannya. Bahkan rok itu kelihatan begitu pendek dan ketat. Dua gunung di dadanya itu juga sangat menonjol. Apa dia tidak merasa kesesakan?

"Wah! Lihatlah semua murid-muridku ini! Tampan-tampan dan cantik-cantik! Mulai sekarang, akulah wali kelas kalian. Nah, sebelum aku akan menyampaikan sebuah pelajaran baru kepada kalian, aku ingin mengabsen kalian semua dan sambil mengenal nama dan wajah kalian. Duduklah kembali," tutur guru itu dan kami pun serempak kembali duduk rapi di kursi. "Namaku Glamora Retha. Kalian bisa memanggilku Miss Mora. Nah, aku akan mulai mengabsen, ya!"

Satu per satu murid di kelasku dipanggil namanya untuk diabsen. Acungan tangan kanan dan berseru 'hadir' adalah tugas kami ketika giliran absen telah tiba. Dan absen nama yang terakhir adalah namaku.

"Sica Zarsaca!" ucap Miss Mora akhirnya mengabsen namaku.

"Hadir!" sahutku seraya mengacungkan tangan kanan ke atas.

Miss Mora menutup buku absennya, "Baiklah, semuanya hadir dan aku sudah mengingat nama dan wajah kalian semua. Sekarang, waktunya belajaaaarrr!"

Miss Mora meletakkan buku absen kelas di mejanya, lalu kembali mengedarkan pandangan ke arah kami semua yang tengah memperhatikannya. Aku sangat penasaran, pelajaran baru apa yang akan diajarkan oleh guru seksi ini kepada kami.

Dia mengambil sebuah kapur baru dari bawah papan tulis, lalu menggoreskan sebuah kata yang tidak pernah kami baca dan temukan di buku-buku pelajaran mana pun.

S-I-H-I-R!

Sihir? Apa itu?

"Apa bacaannya?" tanya Miss Mora kepada kami setelah menuliskan lima huruf itu.

"Sihir!!" jawab kami semua serempak dengan lantang.

Seorang murid perempuan mengacungkan tangannya. Miss Mora melihat ke arah murid itu dan bertanya, "Ada apa, muridku?"

"Sihir itu apa?" tanya murid itu dengan suara manis anak-anaknya. Miss Mora tersenyum.

"Kebetulan sekali, karena aku akan menjelaskannya sekarang kepada kalian apa itu sebenarnya sihir," jawab Miss Mora membuat kami semua melotot penasaran kepadanya. Dia sedang berjalan pelan melewati kami seraya mulai menjelaskan.

"Sihir! Sesuatu yang bisa kalian gapai, rasakan, dan disentuh dengan tangan halus kalian. Sebuah karunia yang diberikan oleh Tuhan untuk membenarkan keadilan, melindungi sesama menciptakan perdamaian dunia, menguasai sebuah elemen, menjadikan manusia yang berilmu sebagai seorang penyihir yang tulus mencintai bumi ini!"

It is BeautifulOù les histoires vivent. Découvrez maintenant