3 - Kidnapped

2.7K 286 36
                                    

Im Yoona POV

Tanganku terasa panas karena ulah Siwon. Lihatlah, dia bahkan sudah melakukan KDRT sebelum pernikahan. Tanpa berpikir panjang dia menyeretku seperti koper sampai masuk ke dalam mobilnya. Untung saja dia tidak membawa supir, sehingga Siwon mau melepaskan tanganku untuk mengemudi. Aku tidak bisa membayangkan jika selama perjalanan pulang tanganku terus dicekal olehnya. Pasti warnanya akan sangat merah, dan sudah pasti perih.

Dari tadi Siwon belum mengeluarkan suaranya. Saat aku mengintip melalui ekor mataku, Siwon kelihatan fokus pada jalanan di depan kami. Siwon adalah pengemudi yang baik, dia mematuhi rambu-rambu, dan tidak pernah ugal-ugalan di jalan seperti yang sering dilakukan aku dan Jessica. Kami sangat berbeda. Dalam masalah hukum, mungkin Siwon berada jauh diatasku, tapi dalam masalah norma dan etika, tentu aku berhasil unggul dari Siwon. Pria pemaksa dan suka mengintimidasi seperti Siwon jelas bukan pria yang beretika. Aku tidak salahkan?

Ngomong-ngomong soal pemaksaan, aku jadi ingat bagaimana Siwon menarikku tadi. Astaga! Apa yang harus aku katakan pada Sehun? Aku tidak mau dia tahu kalau Siwon adalah tunanganku. Entahlah, aku hanya merasa belum siap untuk bercerita pada Sehun. Aku takut pertunanganku mempengaruhi persahabatan kami. Jessica sering bilang padaku kalau Sehun menyukaiku. Tapi aku tidak percaya pada perkataannya. Mana mungkin Sehun menyukaiku? Aku tidak bisa percaya kalau Sehun mengkhianati persahabatan kami dengan jatuh cinta padaku.

Memikirkan Sehun membuat kepalaku pusing. Kenapa kami belum sampai juga? Aku sudah ingin istirahat. Mataku beralih melirik Siwon. Aku harap dia mengerti kenapa aku melakukan sandiwara seperti itu di depan Sehun. Siwon sudah menerima syaratku untuk menutupi hubungan kami, seharusnya dia tidak berhak marah jika aku mengakuinya sebagai seorang kakak di depan Sehun.

Ahh... Memang dasarnya Siwon seperti itu. Dia pemarah, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.

Siwon menghela nafas beratnya, lagi, untuk yang kesekian kali. Atmosfer diantara kami terasa dingin, selalu begitu saat dia sedang kesal. Siwon mampu membuatku tidak tahan jika harus didiamkan olehnya. Aku tidak tahu kapan persisnya, suara Siwon menjadi sesuatu yang wajib ada dalam setiap detik hidupku. Aku seperti akan mati jika tidak mendengar suara Siwon.

Mataku mengedar, menatap gedung-gedung di sepanjang jalan. Astaga! Aku bahkan baru sadar kalau ternyata Siwon tidak mengemudikan mobilnya ke rumah Daddy. Kemana Siwon akan membawaku? Apa dia berniat menculikku, kemudian membunuhku seperti kasus penculikan yang sering aku lihat di TV?

Membayangkan tubuhku dimutilasi lalu dimasukan ke dalam koper sebelum di buang ke tempat sepi adalah imajinasi paling liar yang pernah aku bayangkan. Aku benar-benar merasa ngeri. Tapi ayolah.... Kenapa otakku sesempit ini? Siwon tidak mungkin membunuhku. Dia mungkin pemaksa, tapi tidak dengan kejam.

"Kita mau kemana? " suaraku terdengar lucu seperti tikus terjepit.

Fantasi pembunuhan itu sudah membuatku gila hingga kehilangan suara merduku. Aku merasa malu saat Siwon melirikku sesaat sebelum dia menyodorkan botol air mineral ke arahku.

"Minumlah, kau terlihat pucat, " sahutnya sambil menggoyangkan botol air yang tak kunjung aku ambil.
Benarkah wajahku pucat? Apa efek samping nya sampai separah itu?

Tanpa mengindahkan senyuman miring Siwon, aku mengambil botol air itu darinya. Aku menghabiskan setengahnya, entah kenapa tenggorokan ku terasa kering, rasanya seperti sedang berjalan di tengah gurun yang tandus dan gersang.

Reprisal Revenge Where stories live. Discover now