5 - Shameful

2.3K 254 33
                                    

Im Yoona POV

Aku menguap lagi untuk yang kesekian kali. Sementara pria sinting di depanku masih sibuk mengunyah makanannya. Aku baru bisa tidur jam 1 pagi karena acara menangisku semalam. Entah kenapa aku jadi cengeng seperti itu. Siwon juga tidak henti-hentinya membujukku untuk berhenti menangis tapi yang ada tangisku malah semakin menjadi-jadi saat dia memelukku. Aku hanya bingung dengan hubungan kami. Siwon bersikap seperti dia mencintaiku tapi hatiku tidak bisa merasakannya. Terkadang aku bahkan merasa asing saat bersama Siwon.

Sudahlah, aku tidak ingin membahas masalah itu lagi.

Aku melirik Siwon, dia sudah bersikap seperti biasa, seolah tadi malam tidak terjadi apa-apa diantara kami. Kepalaku melengos saat Siwon tiba-tiba menatapku. Hanya sebentar, dia sudah kembali sibuk memotong daging panggang di piringnya. Mataku mengedar, menatap ke sekeliling kami yang jujur tidak ada hal yang menarik. Semua tampak sama layaknya tempat makan dipinggir pantai dengan pasir putih dan deburan ombak. Bedanya, ditempat ini hanya ada kami berdua tanpa pengunjung yang lain.

Siwon si pria sinting itu sudah membooking tempat ini untuk sarapan kami berdua. Sebenarnya tanpa perlu dia repot-repot mengeluarkan banyak uang, aku yakin tidak akan ada orang lain yang datang kesini. Lagipula siapa juga yang mau mati kedinginan hanya untuk menikmati sarapan di jam setengah 5 pagi seperti yang kami lakukan. Hanya Siwon yang punya inisiatif gila seperti itu.

Bayangkan!
Jam setengah 5 pagi!
Saat kau masih betah bergelung dengan selimut tiba-tiba dipaksa sarapan di tempat yang benar-benar dingin dengan angin pantai yang tidak segan-segan membekukan tulang-tulangmu. Apa kau masih berselera menghabiskan sarapanmu seperti Siwon? Aku rasa jika kau merasa nyaman-nyaman saja, maka kau sama sintingnya dengan pria itu.

Arghh!!! Aku butuh selimut!

"Kenapa tidak dimakan? Apa mau aku suapi? "

Aku mendongak, Siwon menatapku seperti biasa, datar namun tegas. Dia kelihatan biasa-biasa saja. Berbeda sekali denganku yang ingin cepat-cepat kembali ke hotel dan menenggelamkan diri didalam selimut.

Tangan Siwon hendak menarik piringku, ternyata ia benar-benar ingin menyuapiku seperti yang ia katakan.

"Tidak perlu! Aku bisa makan sendiri, " Ujarku dengan cepat, Siwon menarik kembali tangan dia lalu melanjutkan kegiatan makannya.

Terpaksa aku menelan daging sialan yang rasanya seperti ingin menyumbat kerongkonganku. Baru satu potong dan aku sudah menghabiskan satu gelas air. Tanpa aku sadari Siwon sudah menatapku lekat-lekat. Membuat aku jadi gugup saja.

"Kau tidak berniat sarapan dengan menu air putih kan? "

"Heh? " Aku menatap balik Siwon.

Otakku rasanya belum on, sehingga perlu beberapa waktu untuk mencerna kalimat Siwon.

"Tidak. Sudahlah, aku tidak mau makan, aku belum lapar Siwon, " ujarku dengan nada rendah. Semoga dia mau mengerti dan tidak terus memaksaku.

Siwon terlebih dulu meneguk airnya, sebelum menjawab, "Tidak perlu lapar untuk memakan sesuatu sayang, "

Ahhh... Aku menyesal karena tadi sudah berharap pada Siwon.

"Ayo habiskan sarapanmu, setelah ini kita akan pergi ke suatu tempat, "

Aku mengernyit, "Pergi kemana? "

Reprisal Revenge Where stories live. Discover now