21 - Stella Kim

1.8K 180 27
                                    

Choi Siwon POV

Hari ini aku tidak bisa berkonsentrasi penuh pada pekerjaan. Aku hanya duduk diam di depan laptop sambil menyenderkan punggungku pada kursi kerja dengan memijit pelipisku yang berdenyut. Seharusnya saat ini aku sedang rapat bersama dewan direksi Andara Group, jika saja tadi pagi aku tidak bertemu dengan Stella di jalan.

Yang ada di pikiranku sekarang hanya wanita itu. Dia memenuhi kepalaku dan menyita seluruh fokusku untuk memikirkannya.

Arghh! Sial. Kenapa juga aku harus bertemu dengan Stella?

Flashback on

"Bagaimana kabarmu? "

Aku tersenyum kecut mendengar pertanyaan wanita yang kini duduk dihadapanku itu. Dia adalah Stella Kim.

Aku tidak menyangka bisa bertemu dengannya lagi. Selama lima tahun dia menghilang tanpa kabar. Meninggalkan ku begitu saja dan membuatku patah hati. Aku menyia-nyiakan satu tahun hidupku hanya untuk membalas dendam padanya, dan dia malah kabur entah kemana. Aku menunggu Stella kembali. Aku masih menanti penjelasan darinya kenapa dia meninggalkan ku disaat kami akan menikah.

Stella Kim.

Nama itu terus menghantuiku. Membayangi setiap langkahku dan menghambatku untuk maju, serta meninggalkan semua kenangan kami sama seperti yang sudah ia lakukan.

Aku menegakkan punggung. Berniat mengambil cangkir kopi di atas meja. Tapi sialnya, tatapanku justru jatuh pada cincin berlian di jari manis Stella.

Benda berkilau itu seperti menamparku dengan sangat keras. Membuatku mengingat kekalahan ku dulu.

"Aku baik, bagaimana denganmu? " Aku balik bertanya pada Stella hanya untuk berbasa-basi.

Jika saja Stella bukan wanita yang ku cintai, aku pasti tidak akan sudi berbicara dengannya. Dia sudah menyakitiku. Mengkhianatiku. Dan mengubah persepsiku pada sebuah komitmen. Dia membuatku tidak percaya kalau benar ada cinta dalam sebuah hubungan. Semua hanya omong kosong!

Stella masih menatapku. Terlihat sekali dia merasa bersalah dengan semua yang ia lakukan padaku, "Seperti yang kau lihat, Tuhan selalu melindungiku, " jawab Stella dengan senyum anggunnya.

Dia masih tetap sama. Garis lengkung itu bahkan terlihat jauh lebih dewasa. Tidak banyak yang berubah dari dirinya yang dapat ku lihat dengan mataku. Kecuali pipinya yang semakin tirus.

"Kau kemana saja? " Stella menghentikan pergerakan tangan dia untuk meraih ponsel disisi cangkir tehnya.

Dari dulu Stella memang lebih menyukai teh. Berbeda sekali denganku yang pencinta kopi, terutama espresso.

"Beijing, " Stella mengeluarkan suara lembutnya, kemudian melanjutkan, "Aku mendapat tawaran pekerjaan yang bagus disana, "

Bullshit! Stella pikir aku tidak tahu apa kalau dia melarikan diri dengan pria lain?

Huh, bodohnya aku selama ini menunggu dia kembali. Ekspektasi kalau aku akan mendapat jawaban atas semua pertanyaanku, ternyata hanya sekedar harapan sia-sia. Stella tidak akan mengaku kalau dia sudah mengkhianatiku lima tahun yang lalu, sama seperti yang dulu ia katakan, dia tidak mau dicap sebagai pengkhianat.

Aku mengutuk pertemuan ini. Untuk apa aku bertemu dengannya lagi setelah aku memiliki hidupku sendiri?

Stella kembali hanya untuk mengingatkan tentang seberapa bodohnya Choi Siwon yang dulu. Yang berhasil mereka permainkan seperti boneka.

"Kau sendiri? Apa yang sudah kau capai disini? " Tanya Stella tepat setelah aku menyesap kopi yang ku pesan.

Aku meletakkan cangkir itu kembali sebelum menjawabnya, "Aku membangun perusahaanku sendiri, juga melanjutkan perusahaan keluarga, "

Reprisal Revenge Where stories live. Discover now