Reprisal Revenge

4 - Be Protector

Im Yoona POV

Setelah melewati penerbangan gila bersama Siwon. Akhirnya sekarang aku bisa bernafas lega, meluruskan kakiku dan menikmati empuknya kasur hotel di Jeju. Kami dijemput oleh anak buah Siwon menggunakan porsche keluaran terbaru yang aku yakini harganya mampu untuk membeli dua buah apartemen mewah di Seoul.

Awalnya aku berpikir kalau anak buah Siwon akan ikut dalam mobil kami, setidaknya jika ada dia, aku tidak akan merasa dag dig dug der karena hanya berdua bersama Siwon, tapi seperti biasa, Siwon selalu menghancurkan segalanya. Dia meminta kunci mobil pada pria itu dan langsung menarikku untuk ikut bersamanya. Aku tidak tahu bagaimana nasib anak buah Siwon setelah kami meninggalkan dia.

Ngomong-ngomong soal Siwon, pria sinting itu belum juga kembali setelah tadi dia menelantarkan aku di lobby hotel. Dia sudah menculikku dan tidak mau bertanggung jawab. Seharusnya aku kabur saja tadi. Siwon juga seenaknya sendiri pergi tanpa mengajakku. Dia hanya bilang ada urusan penting dan akan kembali sebelum jam makan malam. Tapi dia belum juga pulang sampai perutku sudah keroncongan.

Acara TV favoritku sudah selesai sepuluh menit yang lalu. Daritadi kerjaku hanya menggonta-ngganti channel sambil sesekali melirik jam dinding untuk melihat waktu. Aku merasa sangat bosan berada di kamar ini terus. Hotel bintang lima yang kami tempati memiliki arsitektur bergaya eropa kuno, klasik dan membuatku merasa seperti hidup di tahun pertengahan. Sangat disayangkan jika kita menginap di hotel ini tanpa berkeliling menikmati setiap sudut arsitektur hotel. Dan aku adalah salah satu orang yang bernasib sial. Aku menginap dihotel seindah ini tapi tidak bisa keluar kamar untuk menikmatinya.

Siwon sengaja menyuruh petugas hotel untuk mengunci kamar yang aku tempati. Kalau tahu akan dikurung begini, aku lebih baik mati kedinginan di lobby hotel daripada setuju untuk beristirahat di kamar hotel yang nyaman. Biar saja saat Siwon kembali nanti aku akan langsung mencubit perutnya keras-keras.

Krukk.... Krukkk....

Cacing di perutku sudah kembali berdemo. Siwon sialan. Dia menculik ku tanpa memberi jatah makanan. Aku rasa para penculik profesional saja masih berbaik hati memberi makanan pada tawanan mereka. Tapi ini? Jangankan makanan, air putih saja tidak dia berikan. Oh ayolah, aku sungguh kelaparan sekarang. Berapa lama lagi aku harus menunggu Siwon untuk dapat jatah makan malam?

Atau jangan-jangan, Siwon sengaja mengunciku di hotel ini agar dia bisa bebas bermain dengan wanita-wanita di luaran sana? Awas saja kalau dia sampai berani melakukannya. Akan ku patahkan semua tulang-tulangnya, kalau saja aku mampu.

Arghh!! Bulan madu macam apa ini? Dia bilang ingin mengajakku bulan madu tapi dia malah pergi bulan madu dengan orang lain. Sialan. Sadarlah Im Yoona. Kenapa kau jadi ikut-ikutan sinting seperti Siwon? Kau pikir ini lelucon?

Cukup cukup cukup.

Aku sudah tidak kuat. Aku bosan, perutku lapar, rasanya seperti ingin meledak detik ini juga. Siwon menyita ponsel ku. Dia pasti takut kalau aku menghubungi Daddy untuk menjemputku. Tapi aku merasa aneh juga, kenapa Daddy tidak mencariku? Tadinya aku bepikir aku harus menonton TV, siapa tahu Daddy membuat iklan pencarian orang hilang. Dan aku adalah orang hilangnya. Tapi Daddy tidak melakukan itu. Dia tidak mencariku.

Apa dia sungguh tidak khawatir kehilangan putri semata wayangnya? Aku ini cantik dan pintar. Masa dia tidak merasa rugi sih kalau aku benar-benar diculik? Omong kosong!

Tidak lama setelah aku mematikan TV, samar-samar aku dapat mendengar suara ketukan sepatu seseorang, dari irama langkahnya aku tahu betul siapa orang itu. Dia adalah pria yang sudah mengurungku. Choi Siwon.

Tidak sabaran aku menyibak selimut yang menutupi kakiku, lalu berjalan cepat mengitari dinding yang menutupi penglihatanku dari Siwon. Aku bisa melihat Siwon tengah berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Dia sungguh tidak adil. Ponselku diambil olehnya sementara dia malah sibuk menelpon dengan seseorang.