#7 Bantuanmu

694 91 16
                                    

Dr. Tan menurunkan stetoskopnya.
"Detak jantungmu lemah. Apa kau sering menggunakannya akhir-akhir ini?".

"Tidak. Mungkin hanya sekitar sepuluh kali dalam seminggu ini? Terkadang aku malas bergerak, jadi aku menggunakannya", cengir Rachel.

Dr. Tan tersenyum mendengar jawaban Rachel.
"Tapi, kau harus ingat, Rachel, tubuhmu sudah lemah sejak kecil. Jadi, jangan sering menggunakannya jika kau benar-benar tidak membutuhkannnya. Aku akan memberimu vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuhmu. Minumlah secara rutin dan kurangilah menggunakan kekuatanmu", kata dokter itu sambil mencatat di sebuah kertas lalu memberikannya kepada Rachel.

"Dan ini", kata Dr. Tan sambil menyerahkan sebotol pil. "Ini obat yang kuracik sendiri, jadi bisa di pastikan ini tidak ada efek sampingnya karna aku memakannya juga. Kalau kau mulai merasa pusing karna sudah memakai kekuatanmu, makanlah obat ini. Ini akan membuat tenagamu terisi kembali".

Rachel mengambil pil itu dan mengangguk."Terima kasih dan jangan mengingatkanku tentang hal itu. Aku bahkan tidak ingin memikirkannya kalau aku sudah lemah sejak kecil", jawab Rachel sambil mengibaskan tangannya.

"Itulah yang membuat tubuhmu semakin hari semakin lemah", balas dokter.

"Kau menyebalkan sekali, sukbu (paman -adik laki-laki ayah yang sudah menikah). Makanya aku lebih suka kalau salah satu perawatmu yang ke sini", ucap Rachel sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aku hanya ingin melihat keponakanku saja. Dan kalau salah satu staff ku yang kemari, mereka tidak bisa memberikanmu apa yang kau butuhkan karna mereka tidak tahu", jawab dokter itu yang ternyata paman Rachel dengan santai.

"Nah, kan. Lihatlah, sukbu sungguh menyebalkan", kata Rachel.

Paman Rachel hanya tertawa lalu merentangkan tangannya, Rachel langsung menuju pamannya dan memeluknya. Sejak umur lima tahun, saat orang tuanya meninggal, Rachel dirawat oleh paman dan bibinya yang saat itu baru menikah dan belum mempunyai anak. Maka dari itu, Rachel sudah menganggap paman dan bibinya sebagai orang tuanya, begitu pula sebaliknya.

Setelah tamat sekolah menengah atas, Rachel pun pindah dari tempat paman dan bibinya karna mereka berdua sudah di karuniai anak walaupun paman dan bibinya tidak keberatan jika Rachel tetap tinggal bersama mereka.

"Sudah lama tidak bertemu, Rachel. Kau tidak tambah besar dan hanya terus begini-begini saja", sapa Dr. Tan. "Apa pacarmu tidak memberimu makan?".

Rachel langsung melepaskan pamannya. "Pacar yang mana?", tanya Rachel bingung.

"Emangnya kau punya banyak pacar? Itu, lho, pacar yang kemarin kau kenalkan kepada sukbu dan sukmo (istri dari paman). Teman kuliahmu itu. Siapa namanya? Han-Ryu?", tanya Dr. Tan.

"Oh, itu. Aku sudah putus dengannya", jawab Rachel singkat.
"Kenapa?".
"Dia memutusku".

"Sepertinya kau tidak suka membahasnya", jawab Dr. Tan. "Oh ya, sukmo memintamu makan malam bersama kami besok malam. Besok Nico berulang tahun yang ke dua belas. Dan dia merindukan noona-nya yang sudah lama tidak mengunjunginya".

Rachel langsung mengecek tanggal di handphonenya lalu menepuk keningnya, "Oh, astaga! Hampir saja aku lupa ulang tahun Nic. Aku pasti datang".

---

Jam kecil di atas mejanya menunjukkan pukul 01:00, tapi Rachel juga tidak bisa tidur. Akhirnya ia mengalah dan bangkit dari tempat tidurnya menuju dapur.

Ia sangat sulit tidur akhir-akhir ini, tapi ketika sedang beraktivitas tiba-tiba saja ia terlelap tanpa sadar dan sangat susah untuk di bangunin.

"Bisa gila aku. Kalau begini terus, bisa-bisa tiap pagi aku telat bangun", keluh Rachel sambil mengaduk secangkir cokelat panas.

D.O's StylistWhere stories live. Discover now