#22 Pengakuan

553 74 7
                                    

D.O mondar-mandir di kamarnya. Lalu dengan asal ia menghempaskan badannya ke tempat tidur, memukul-mukul bantal dan guling lalu kembali mondar-mandir lagi.

Ia sangat gelisah, sampai-sampai bersikap tenang seperti biasa pun ia tidak bisa.

Tiba-tiba pintu terbuka.
Kai yang baru pulang dari rumah sakit masuk ke kamarnya dan menatap D.O dengan heran.

"Lho, kapan hyung sampai dorm? Dan.... kenapa mukamu kusut begitu?", tanya Kai.

Lalu matanya tidak sengaja melirik ke tempat tidur yang berantakan.

"Astaga, hyung. Kau apakan tempat tidurku? Kenapa jadi berantakan seperti ini?", seru Kai.

"Argh! Aku tidak tahu", jawab D.O lalu menghempaskan badannya lagi ke tempat tidur itu.

Kai langsung mendorong D.O jatuh dari tempat tidurnya.

"Argh!", erang D.O ketika kepalanya terjedot lantai.

"Apa kau tahu butuh berapa lama aku untuk membereskan tempat tidurku? Kenapa kau membuatnya berantakan lagi!", seru Kai tanpa mempedulikan D.O.

"Berantakin saja tempat tidurmu sendiri!", sambung Kai lalu mulai membereskan tempat tidurnya yang di berantakin D.O.

D.O kembali menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur Kai tanpa peduli dengan omelan Kai.

"Ya! Hyung! Pergi sana", Kai berusaha mendorong D.O keluar dari tempat tidurnya.

Tapi D.O tetap bertahan di tempat tidur itu dan uring-urigan.

Kai menghela nafas panjang lalu duduk bersila menghadap hyung-nya yang bertingkah seperti anak kecil.

"Keluarkan apa yang ada di pikiranmu itu, hyung!", ucap Kai.

D.O berhenti uring-uringan dan duduk bersila menghadap Kai juga. Ia sangat bersyukur bahwa dongsaeng-nya yang satu ini memang sangat peka padanya.

"Jong-ah, apa yang sedang kulakukan sekarang?", tanya D.O dengan frustasi.

"Ada apa?".

"Aku tidak tahu. Pikiranku kacau balau dan perasaanku tidak menentu", jawab D.O lalu tiduran lagi.

"Karna Rachel?", tanya Kai.

D.O langsung kembali duduk dan menatap Kai, "Kenapa kau bisa bilang begitu?".

"Apa kau tidak sadar hyung? Akhir-akhir ini kau selalu membicarakannya. Dulu selalu nama Irene noona yang keluar dari mulutmu, sekarang nama Rachel lah yang sering kudengar", jawab Kai.

"Kau juga selalu ada setiap kali Rachel membutuhkanmu. Walaupun kau sangat sibuk, tapi kau selalu pergi ke tempatnya ketika ia meminta", lanjut Kai.

D.O menghela nafas panjang sambil berpikir tentang yang Kai katakan. Akhir-akhir ini ia memang selalu bercerita kepada Kai apa yang ia lakukan, dan rata-rata semuanya berkaitan dengan Rachel.

Ia juga sering mengantar dan menjemput Rachel ketika mobil staff tidak dapat menjemputnya.

"Hyung... Apa kau tahu artinya?", tanya Kai.

"Apa?"
"Kau menyukainya!"
"Siapa?"
"Tentu saja Rachel, jadi siapa lagi?"
"Benarkah?"

Kai menghela nafas, "Apa kau benar-benar tidak tahu? Atau kau pura-pura bodoh?".

D.O menggeleng pelan. Ia kan menyukai Irene, bagaimana mungkin ia bisa menyukai Rachel?

"Begini.. Aku akan bertanya padamu, hyung. Dan jawablah dengan jujur", ucap Kai.

D.O's Stylistजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें