Mimpi yang keempatbelas:
Semoga lelaki yang akan menjadi masa depan saya, bisa menerima kekurangan saya. Apapun itu, dan separah apapun itu. :)
🌈
Nazwa begitu serius memperhatikan Tentor les yang sedang menerangkan materi Biologi di depan.
Bel berbunyi. Tanda istirahat dimulai.
"Baiklah, karena waktunya sudah habis, kita akhiri sampai di sini dulu. Terima kasih, Asslamu'alaikum." Guru Biologi itu kemudian meninggalkan ruang kelas.
Seperti biasa, Nazwa masih menulis materi yang berada di papan tulis. Sedangkan teman-temannya yang lain sudah keluar kelas untuk pergi ke kantin.
Kali ini, Nazwa tidak sendirian.
Di pojok paling belakang, ada cowok yang juga sedang menulis materi di papan tulis.
Iya, cowok itu Adi.
Cowok yang minggu kemarin mengintip Nazwa yang sedang berada di dalam kelas sendirian.
Oh tidak, Adi bukan menulis sungguhan, ia hanya berpura-pura menulis.
Adi memperhatikan Nazwa dari tempatnya.
Nazwa menoleh, mendapati Adi yang sedang menatapnya terkejut karena ketahuan memperhatikannya. Adi ke-gap oleh Nazwa.
"Lo lihatin gue?" tanya Nazwa to the point.
"Geer banget, lo." Adi berusaha mengontrol dirinya.
Setelah itu, Nazwa tak lagi menggubris jawaban dari Adi. Ia membereskan bukunya, memasukkannya ke dalam tas. Kemudian Nazwa keluar kelas menuju kantin, sendirian.
Setelah dirasa aman, Adi bangkit dari duduknya. Ia melihat keluar kelas dari balik pintu. Sepi. Itu yang dilihatnya.
Adi menghampiri meja Nazwa. Ia mengambil tas Nazwa kemudian membuka resletingnya.
"Ketemu."
🌈
![](https://img.wattpad.com/cover/108178956-288-k928797.jpg)
YOU ARE READING
Bottle Dreams [COMPLETED]
Short StoryBerawal dari kehilangan mimpi-mimpi yang Nazwa tulis di kertas dan dimasukkan ke dalam botol yang diberi nama Bottle Dreams. Penasaran? Baca aja ya!^^ copyright, 2017 by riskaapram