Bottle Dreams : 15. Ke Mana Perginya?

1.9K 175 1
                                    

"Assalamu'alaikum," ucap Nazwa saat masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya Bi Neneng berjalan menghampirinya.

"Wa'alikumsalam, Non," balas Bi Neneng.

"Mama mana, Bi?" tanya Nazwa.

"Ada di ruang makan, Non, Nyonya sama Tuan udah nungguin Non buat makan malam bersama." Mendengar ucapan Bi Neneng itu, Nazwa tersenyum senang.

"Yaudah, Nazwa ke sana dulu ya, Bi!" Nazwa berlari sembari loncat-loncat kesenangan. Ini adalah pertama kalinya makan bersama kembali bersama papanya setelah sebulan penuh papanya tidak pulang ke rumah akibat pekerjaannya di luar kota.

"Hai Ma, Pa." Nazwa mencium Mama dan Papanya secara bergantian.

"Baru pulang les?" tanya Papa setelah Nazwa mencium pipi kirinya.

Nazwa mengangguk semangat. Rasa lelahnya setelah les hilang begitu saja. "Iya, Pa."

Papa mengusap puncak kepala Nazwa sembari berkata, "Jadi anak yang pintar, ya? Supaya bisa membanggakan semua orang yang sayang sama kamu dan kamu sayangin."

"Iya, Pa, Nazwa belajarnya rajin, kok!"

"Yaudah, duduk dulu, kita makan sama-sama. Papa kangen makan sama kalian!"

"Nazwa juga kok, Pa!"

"Mama juga!" sambar Mama membuat Papa dan Nazwa tertawa bersama.

Keluarga yang harmonis.

Setelah aksi makan bersama dengan Mama dan Papa, Nazwa berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Ia membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Setelah itu, Nazwa berbaring di atas kasurnya. Membuka ponselnya yang banyak sekali terdapat notif di setiap aplikasinya. Nazwa memang tidak pernah membalas semua pesan-pesan itu. Karena mereka hanya membutuhkan Nazwa saja untuk mencontek PR di sekolah, atau para lelaki yang mengejar Nazwa yang selalu menggombali Nazwa. Nazwa muak dengan semua itu.

Nazwa menutup ponselnya kembali. Ia mengambil tas lesnya yang berada di bawah meja belajarnya. Ingin mengambil sesuatu yang sudah menjadi moodbosternya selama dua minggu ini.

Bottle Dreams.

Tangannya bergerak ke sana ke mari di dalam tasnya. Tetapi benda itu tidak juga diraihnya. Nazwa membuka tasnya lebih lebar, ia mencarinya dengan matanya sendiri. Bahkan Nazwa mengeluarkan semua isi tasnya hingga buku-bukunya jatih berserakan. Nihil. Botol itu tidak ada.

Nazwa panik setengah mati. Seingatnya, sebelum pergi les ia menulis sebuah mimpi dan memasukkannya. Lalu menaruh kembali botol itu di dalam tasnya. Nazwa ingat betul, Nazwa tidak lupa menaruh.

"Ke mana perginya?" gumam Nazwa panik.

Ia bangkit keluar kamar. Tepat saat Nazwa keluar dari kamarnya, Bi Neneng lewat. Nazwa langsung bertanya pada Bi Neneng.

"Bi, Bibi!" panggil Nazwa.

Bi Neneng menoleh. "Kenapa, Non?"

"Bibi tadi beresin kamar Nazwa, nggak?" tanyanya.

Bi Neneng mengangguk. "Iya, Non, ada apa ya?"

"Bibi lihat botol warna putih, nggak? Tutup botolnya warna emas, Bi."

"Nggak lihat tuh, Non, Bibi cuma beresin kasur aja tadi sama ambil pakaian yang kotor, tapi nggak lihat apa-apa," jawab Bi Neneng.

"Aduh! Mama nih, pasti!" Nazwa menepuk jidatnya pelan. "Makasih ya, Bi!"

"Iya, Non."

Nazwa langsung berlari menuruni anak tangga untuk menemui mamanya. Dilihatnya mamanya itu yang sedang duduk berdampingan di sofa di ruang keluarga sembari menonton TV.

"Mama, Mama!"

Mama menoleh ke arah anak tangga, terlihatlah anak tunggal yang cantiknya itu. "Ada apa sih, lari-lari gitu?"

"Mama lihat botol di kamar Nazwa, nggak? Warnanya putih, tutup botolnya warna gold."

"Botol apaan memangnya?" tanya Mama.

"Aduh, Ma, itu botol penting. Mama lihat atau enggak?" tanya Nazwa panik.

"Enggak, tuh. Seharian ini Mama nggak masuk kamar kamu."

Nazwa menganga, tubuhnya lemas.

"Ke mana perginya, sih...?!"

🌈

Bottle Dreams [COMPLETED]Where stories live. Discover now