Kado untuk Sasuke (5)

2.5K 300 51
                                    

.
Disc : MK
By : beeBroke
.
.

Seperti dipaku pada lantai kayu pijakannya. Lelaki itu tak mampu bergerak meski seinci, dengan kedua pandangannya yang menyorot penuh emosi yang berbaur tak menentu dalam hatinya.

Tremor sedang ia rasakan, membuat seluruh tubuhnya seakan kehilangan darah. Ia nyaris tak bergerak selama lebih dari lima menit, dan tersadar ketika sepasang tangan mungil menarik pergelangan tangan kanannya untuk digiring ke tempat seorang wanita yang mengisi hatinya.
"Sasuke, kita bertemu lagi." Lirihan itu terdengar menggelitik tapi tak dapat ia jawab.

Mulutnya masih terkatup rapat bersamaan dengan detak jantungnya yang kian menggila.
"Paman Suke! Ayo duduk." Tapak kecil menepuk alas duduk, memberinya isyarat untuk bergegas mendudukinya. Dan langkah yang ringan entah bagaimana membawanya pada perintah itu.

Sarada tersenyum senang, dengan lesung pipit manis di masing-masing pipinya. Bocah itu lantas kembali pada tempatnya, duduk dengan nyaman di samping sang wanita, tepat di hadapannya.
"Paman, kenalkan, ini mamaku! Dia cerewet dan suka perintah!"

"Girl, mama tidak akan cerewet kalau Sa tidak membantah."

"Uuh, tapi mama menyebalkan! Suka suruh ini itu!"

Percakapan yang manis tercipta dan menyita perhatiannya, tapi Sasuke bahkan tidak tahu bersikap. Bagi kedua orang itu ia hanyalah orang lain, yang kebetulan menjadi masa lalu Naruto, dan kebetulan pula mengenal gadis kecil yang kenyataannya membuat hatinya remuk redam.

Kelereng gelapnya mengedar, mencari kemanapun seorang pria yang mungkin persis gadis kecil itu, sebagai bukti bahwa Naruto telah benar-benar berkeluarga, benar-benar tak dapat ia raih.
Dunyut nyeri menghias hati, Sasuke bahkan telah beberapa kali membasahi kerongkongannya dengan berat. Tubuhnya merespon rasa sakit itu dan membuat jemarinya mendingin nan perih.

Ini semua adalah kesalahannya, kesalahan besar yang membuat segalanya menjadi kacau. Ia telah merusak 'kakak' tersayangnya dan sekarang ia bahkan telah kehilangan satu-satunya wanita yang sangat ingin ia miliki.
Pantas jika ia tak bahagia, pantas jika ia mengalami ini semua. Karena ia hanyalah seorang bajingan busuk dan ayah tak berguna.

"Rilexs, jangan pikirkan apapun." Dayu suara merdu membuyarkan segala pemikirannya. Sasuke yang tersadar tengah menunduk segera mendongak. Melihat pada wanita yang sekarang menegak teh dalam gelas.
"Kita tak akan bahas apapun itu yang kau pikirkan. Tidak selama ada Sarada di dekat kita." Lanjutnya.

Pada sudut matanya, Sasuke dapat melihat Sarada tengah mencuci tangannya di washtaffle agak jauh dari mereka. Gadis itu juga sempat menoleh ke arahnya dan tersenyum manis sebelum berlanjut pada aktifitasnya.
"Cantik bukan?"
"..."

"Dia anak yang cantik seperti ibunya, ia juga cerdas seperti ayahnya."

"..." Seolah hanya percakapan satu arah, lelaki dengan segala perasaannya yang berkecamuk itu menjilat bibirnya yang kering. Mengalihkan perasaan gugup serta denyutan paling menyakitkan yang pernah ia rasakan.

Sampai sebuah pertanyaan Naruto membuat ia tercenung dan tak mampu mengontrol gerak kagetnya..
".. Kau tak mengenalinya ya, ayah?"
.
.
.

Dear Sasuke

Aku tidak tahu, apakah surat ini akan benar-benar sampai padamu..

Sedari kecil yang kurasakan untukmu hanyalah keinginan untuk melindungimu, aku tak pernah sanggup melihatmu terpuruk karena orang lain terus menyalahkan sikapmu..

Kau memang pembohong ulung, aku tahu itu, tetapi aku tak pernah memikirkannya.. karena aku ingin terus menjadi wanita pertama yang akan selalu membelamu..

Shoot StoriesWhere stories live. Discover now