Jalan setapak (2)

1.1K 220 22
                                    

Naruto@Massashi Kishimoto
Jalan setapak, by : Broke bee
Chara : Naruto(fem), Sasuke, Kiba etc
Genre : Fantasy
.

.

"Capek!"

Tubuh terbalut kaos panjang dan celana training itu tergeletak pasrah di atas karpet, beberapa bagian serat kain terlihat menempel dan basah oleh keringat. Begitu juga dengan poni pirang yang berantakan dan penuh peluh.

Di atas sofa, lelaki cantik yang tidak diketahui asal usulnya asik duduk diam mengamati seluruh ruangan. Mata merahnya yang tajam berpendar di bawah cahaya lampu yang menyala. Tidak merasa bersalah sama sekali telah membuat gadis itu bersusah payah mencari solusi masalahnya.

Pagi tadi, Naruto menyeret si lelaki aneh ke kantor polisi, tentu saja dengan sembunyi-sembunyi karena takut di sangka mesum oleh beberapa tetangga, tentunya mulut tetangga lebih berbisa daripada ular. Namun begitu sampai, para polisi itu malah menyuruhnya pulang lantaran membawa gadis terlantar dan membual tentang ini dan itu.

Cih, sejak kapan tubuh tegap dan dada bidang itu mirip gadis? Naruto tidak akan mengumpat jika itu dilihat hanya wajahnya saja. Bahkan wajah lelaki aneh itu bisa dibilang lebih cantik dari Naruto sendiri. Sial.

Dan sekarang ia terpaksa membawa kembali Sasuke ke rumahnya. Setelah ini mungkin ia akan menerapkan beberapa aturan sampai otak lelaki itu bekerja kembali, setidaknya sampai pria aneh yang terkadang gerak geriknya mirip bayi baru menetas itu ingat punya sanak saudara dan segera minggat dari rumahnya.

"Hei, tuan." Panggil si gadis pirang sedikit ketus setelah napas yang keluar kembali normal. Tetap pada posisi terlentang, ia melirik si lelaki yang mulai mencoba berbuat iseng dengan menyentuh remot tv, mengamati benda itu dengan sorot tertarik. Sesekali memutar remot itu atau memenceti tombolnya dengan dahi berkerut.

Melihat reaksi yang abnormal menurut pandangan Naruto itu, si gadis pirang tertegun. Kemudian bayangan seorang anak kecil yang tengah menjalani hari barupun terlintas. Pria itu, tidak mungkin kan, dia seorang autis?

Tidak ada tanda-tanda dia mengalami ayan mendadak seharian ini, tingkahnya sangat normal kecuali sorot ketertarikan pada hal sepele dan sikap hati-hatinya pada beberapa hal yang lain. Seolah lelaki itu datang dari tempat antah berantah dan tersesat di kota kumuh nyaris modern ini.

"Tuan, apa kau punya nama?"

Benar, pertama yang harus ia ketahui adalah nama. Si pria cantik mendongak, menatap Naruto sambil mengerutkan dahi.

Tahu bila si lelaki tengah kebingungan, dengan cepat Naruto mengambil duduk, dan membawa tangan kanannya untuk di bawa ke dada, sambil berucap, "Na-ru-to. Namaku Naruto. Anda?"

"..."

"Hei, tuan."

"Sasuke."

"Hah?"

Jemari tangan kanan yang lentik beralih, menyentuh bahu kiri dan bergumam, "Sasuke."

Dan ketika untuk pertama kalinya suara berat yang merdu itu keluar, tanpa sadar menimbulkan senyuman lega di paras sawo matang si gadis. Senang karena untuk kali ini, Sasuke paham dengan ucapannya.

.

.

..

Dua hari sejak kedatangan Sasuke ke rumahnya, ujian tiap ujian dilalui Naruto dengan berat. Selain harus menyembunyikan keberadaan Sasuke dari orang-orang termasuk rekan kerjanya, ia juga harus mengajarkan lelaki cantik itu banyak hal. Dan yang paling berat adalah mandi.

Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang