Jalan setapak (1)

1.5K 257 52
                                    

Naruto@Massashi Kishimoto
Jalan setapak, by : Broke bee
Chara : Naruto(fem), Sasuke, Kiba etc
Genre : Fantasy

.
enjoy ~

.

Malam gelap menyambut dengan cepat, tanpa bintang maupun sang dewi bulan. Kota kohona menjadi sangat sepi di menjelang malam sejak gosip tentang makhluk alpha berkeliaran menyebar. Namun tak membuat Naruto repot untuk merasa ketakutan, ia justru senang karena tak perlu bersusah ria menghindari pejalan kaki yang nakal. Terkadang ia memang menyukai suasana sepi, yang nyaman dimana ia bisa menikmati kesendiriannya.

Lolongan anjing tetangga saling bersahutan ketika ia sampai di komplek perumahan, menambah kesan suram namun tetap tak menggetarkan jiwa gadis berambut pirang yang dikuncir satu itu. Jaket tebal dari sulaman kain woll di eratkan dalam pelukan, Naruto sempat begidig ketika tiba-tiba saja angin kencang berhembus di sekitarnya. Memberi dampak pada bulu-bulu halus di tiap permukaan kulitnya meremang.

Sekelebat bayangan seolah melewatinya, nampak jelas saat ia berhenti di bawah lampu merkuri komplek. Kedua matanya pun menyipit untuk mendapat penglihatan lebih jeli. Namun hanya kekosongan yang ia dapat.

Tak mau ambil pusing, gadis dengan kaki jenjang yang ramping itupun berbelok pada sebuah pekarangan mini dari rumah sederhana. Melirik pada kotak surat sejenak dan mendesah lelah begitu tak mendapatkan apapun.

Rumah kecil ini milik ibunya, sebelum beliau meninggal, kepemilikan jatuh pada si putri sulung, dan berakhir dirawatnya saat sang kakak memilih bekerja di luar kota. Untungnya, meski Naruto tak  senang bersolek, ia tetap senang merawat rumahnya dengan baik, sampai terlihat lebih nyaman dipandang mata.

Setelah masuk dan mengunci kembali pintu rumah, gadis itu mendesah lelah, ia buka jaket tebal yang melingkupi tubuh bagian atasnya untuk di bawa ke sandaran sofa ruang tamu, disusul pula tubuh ramping yang jatuh di atasnya sambil memejam mata. Membiarkan rasa lelah yang menggerogoti tiap otot dan sendi hilang sedikit demi sedikit.

Bayangan kilas balik tentang semua kejadian di hari ini secara otomatis terbayang, begitu pula tentang pria cantik namun aneh yang baru ditemuinya di kedai ramen. Mata merah itu terlihat tak umum, namun disaat yang sama membuat Naruto diam-diam mengaguminya.

Juga bagaimana tatapan yang datar itu terus mengarah padanya, membuat ia tidak nyaman dan merasakan hal aneh. Hal yang tak ia rasakan bila berhadapan dengan orang lain. Tingkahnya, keterdiamannya. Semua itu, cukup mampu membuat banyak pertanyaan terngiang-ngiang di kepalanya, dan terangkum dalam satu kalimat pertanyaan yang lebih pas.

Pria itu, siapa sebenarnya?

.
..

Pagi datang secepat malam menyambut, tidur dalam keadaan duduk bersandar di sofa terkadang menjadi kebiasaannya. Meski berakhir dengan punggung sakit, tapi ia cukup puas karena tidurnya selalu tenang. Seperti saat ini, Naruto sadar dia tertidur di sofa. Dalam keadaan duduk santai bersandar di sandarannya, dan terpenting sendirian.

Ya, sendirian.

Lalu bagaimana ceritanya tiba-tiba ada bahu tegap yang menempel padanya, menjadikan dirinya sandaran kepala Naruto?

Si pirang bahkan sampai menahan napas begitu sadar ada orang lain di rumahnya. Tidur saling bersandar dengan posisi wow begini. Oh, tidak mungkin pula kakak perempuannya. Dilihat dari tangannya yang besar walau lentik dan putih tetap saja bentuknya bentuk tangan seorang lelaki. LE-LA-KI.

"...!" Berbagai pikiran buruk melintas, seperti pencurian atau mungkin pria hidung belang. Tapi langsung di tepis ketika Naruto melirik pakaiannya masih utuh, sangat utuh dengan berbagai hiasan oli di celananya.

Shoot StoriesWhere stories live. Discover now