Just You 3

1.3K 149 99
                                    

Naruto©Massashi Kishimoto

Just You

Broke bee

.

enjoy~

.

.

Ting!

Sebuah pesan masuk mengalihkan perhatian Naruto. Gadis itu baru saja selesai mandi malam setelah beberapa saat ditawan Hinata di atas kasur. Bukannya apa, dia hanya malas mandi sore tadi, dan baru ingin melakukannya beberapa menit yang lalu. Sejak kejadian pelecehan di gang waktu itu, Hinata sepertinya mengalami sedikit trauma. Dia sering bermimpi buruk, dan ketika akan tidur gadis raven itu biasanya meminta Naruto menggenggam tangan atau mengelus punggung dan memeluknya hingga terbuai mimpi.

Naruto tidak mengerti mengapa gadis ini memilih orang asing untuk mengatasi traumanya daripada berlindung kepada pria yang notabenenya ialah kakak kandung, Uchiha Sasuke. Beberapa hari yang lalu, saat setelah Naruto nekad menemui pria itu di restaurant, mereka saling bertukar nomor. Pria itu memperkenalkan diri sebagai seorang putra pengusaha perhotelan yang menguasai hampir 70 persen perekonomian negara. Seorang Alpha ningrat, dan kakak dari Uchiha Hinata yang kabur beberapa hari lalu karena perihal penolakan perjodohan. Dan yang terakhir, mereka memiliki umur yang sama, jadi ungkapan formal saya- anda tidak diberlakukan pria itu untuk saling bercakap- cakap dengannya.

Sasuke adalah kakak protektif, juga sedikit memiliki penyakit sister kompleks yang membuat dia tidak bisa melepaskan Hinata untuk tinggal dengan orang asing meskipun itu wanita sekalipun. Banyak yang mengincar nyawa, dalihnya. Tapi karena Hinata telah memilih dan berlaku keras kepala, pria itu hanya bisa memasrahkan adiknya dengan syarat Naruto harus memberi kabar setiap harinya tentang kondisi Hinata.

Seperti saat ini, pria raven di seberang sana akan mengirim pesan terlebih dahulu ketika Naruto lupa dengan tugasnya sebagai pemberi informasi. Tangan ramping yang baru saja mengeringkan rambut dengan handuk itupun mulai meraih ponsel di atas meja nakas. Memencet tombol power dan membuka kunci sebelum berlari ke pesan baru yang diterimanya.

'Sedang apa?' Hanya dua kata. Naruto dengan cekatan memencet keypad pada ponsel sebelum mengirimnya kembali.

'Sudah tidur.' Lalu disusul jepretan foto candid Hinata yang tertidur dalam posisi miring dan memeluk guling besar di dalam selimut hangat.

'Baju itu apakah milikmu?' Sasuke membalas sama cepatnya.

Mencari tempat yang nyaman, Naruto merebahkan tubuh di samping Hinata. Salah satu kakinya dengan santai ditekuk dengan lutut menantang langit- langit kamar, membuat celana longgar pendeknya turun dan memperlihatkan paha tan yang mulus, tidak gemuk dan terlihat ramping selayaknya milik seorang model.

'Dia bersikeras menggunakan baju bekas milikku. Aku tidak bisa berbuat apapun.' Dibenaknya, Naruto dapat membayangkan Sasuke mendengus dan menggelengkan kepalanya. Sebagai tanda dia tidak mengerti dengan jalan pikir si adik kecil.

'Besok sore temui aku di halte C, aku akan menjemputmu. Jangan bilang pada Hinata kau akan menemuiku. Dia akan marah.'

Mengernyitkan dahi, Naruto tidak melihat alasan kenapa mereka harus bertemu. Tidak mungkin bukan jika pria itu akan memukulnya seperti waktu pertemuan pertama mereka, hanya karena membiarkan sang adik yang punya kulit delicate harus menggunakan baju bekas?

'Kenapa kita harus bertemu?' Tuntut Naruto, dan penjelasan Sasuke sedikitnya memberi ia gambaran kondisi Hinata.

'Berbelanja. Adikku butuh beberapa pakaian yang nyaman. Dokter mengatakan padaku jika heat-nya sedang tidak teratur karena hormonnya tidak seimbang, apalagi setelah kejadian buruk yang menimpanya. Secara garis besar, dia sedang mengalami stress.'

Shoot StoriesWhere stories live. Discover now