Step by step (final)

1.8K 283 104
                                    

.

"Kau belum jawab pertanyaanku?"

Erangan pelan terdengar, asalnya dari sosok pirang berkemeja putih di sebelah Sasuke.
Lelaki yang baru saja berhasil menghindari lemparan botol saus itupun terkekeh ringan ketika Naruto sama sekali tak menjawab pertanyaannya. Baik tentang mengapa ia di sini sampai ukuran bra yang dikenakan.

Lebih dari itu, ia senang karena setelah perang dingin mereka, ada saat dimana mereka bisa duduk bersama dan hanya berdua. Seperti sebelum dirinya menggila.

"Kau sudah tahu ya?" Celetuk Naruto lirih, amat lirih sampai Sasuke harus menghentikan kekehannya dan mulai mendekatkan telinga.

"Ha?" Balas lelaki itu meminta pengulangan.

Naruto mendengus sebentar, sebelum menyembunyikan wajah di lipatan ke dua tangan. "Kau sudah tahu!"

"Maksudmu tentang kau punya fetis pada barang-barang milik wanita?"

Cepat, sepasang shafir menatap Sasuke tajam. Nampak marah meski dengan wajah merah padam. Membuat Sasuke mati-matian menahan diri untuk tidak meraih pipi itu dan menggigitnya keras-keras.
"Haha, apa kau mau mengatakannya sendiri?"

Daripada memulai perang, Sasuke memilih tersenyum manis. Mendekatkan wajahnya pada Naruto yang semakin tenggelam karena malu.
Baginya ini saat yang bagus untuk memulai hal baru, yang lebih baik daripada memaksakan kehendak.

Bila memang Naruto menginginkannya. Gadis itu pastilah mau membagi rahasianya. Dan jika tidak,

Sasuke akan tetap berusaha.

"Sasuke."

"Ya?"

"Kau tidak benar-benar kencan dengan Nejikan?"

"Tidak."

Hal yang aneh mendapati nada lembut dari ucapan Sasuke. Pria dingin tapi aneh itupun entah kenapa menjadi sangat berbeda dari ketika terakhir Naruto melihatnya. Tatapan mata hitam pun terkesan tak mengintimidasi, lebih berperasaan dan.. mendebarkan.

"Kau berharap aku berpacaran dengannya?" Lanjut si raven, dan mendapat gelengan cepat Naruto.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat, saling menatap dalam jarak dekat. Sasuke yang menundukkan tubuh, sedang Naruto masih menyembunyikan separuh wajahnya di balik lipatan kedua lengan.
"Lalu?"

"Aku.. hanya mau bilang. Jangan."

"Dan, kenapa aku harus menurutimu?"

"Karena.."

Untuk sebentar, gadis blonde itu merasa ragu. Namun melihat kesungguhan Sasuke, ia berusaha tak gentar, ".. kau mencintaiku." Lanjutnya berbisik pelan.

Mendengar jawaban Naruto, ada rasa bangga dalam dirinya. Seperti euforia kemenangan yang bahkan lebih dari ketika dirinya mendapati kemenangan jagoannya di Liga Otto. Sambil mengusak rambut pirang lembut di depannya, Sasuke tertawa senang, "Ya, aku masih mencintaimu." Balas pria itu tegas.

Dan kejadian berikutnya, membuat Sasuke terbelalak lebar. Mendapati wajah merah padam Naruto melesat padanya, juga kecupan lembut yang menyentuh permukaan pipinya.

Ia bahkan merasa tak percaya, ketika bisikan lembut terdengar dan memenuhi kepalanya.

"Sasuke, ayo menikah."

.

.

..

End

Naruto©Massashi Kishimoto
Step by step, oleh : Broke
Pair : SasufemNaru

.

Wkwkwk, akhirrrnyaaaa, tamat. TAMAT.

Yeah, tamat buat fiveshoot ini..

Makasih sudah membaca manteman. Mampir lagi di lapak saya, dung, hehe, nggak maksa tapi ya.

Ya wis, gitu wae..

See you next story..

Moga nggak mengecewakan.

Salam,
Broke be

.

Omake :

Lima tahun kemudian.

Sore yang damai di kediaman Sasuke. Lelaki yang telah menjadi seorang ayah sejak dua setengah tahun yang lalu ini tengah menikmati waktu bebasnya untuk melihat acara tv, di temani jagoan kecil yang ikut sibuk bermain lego di depan sofa.

Tombol remot dipencet, mencari hal menarik untuk di tonton. Sedang sepasang mata hitam arang menatap tanpa minat pada seorang vokalis cantik berbaju seksi yang tengah bergoyang heboh.

Dah-siat.

Siapa yang tak kenal acara di TV swasta itu. Yang saat ini menayangkan lagu "syo lo lo lo lo, jos!". Semua masyarakat, baik kalangan atas maupun bawah selalu menyukai hal beraliran dangdut. Selain karena biduannya yang seksi dan merangsang, musik yang dibawakan selalu enak di dengar.

Sasuke salah satunya, dan tak perlu tahu kenapa dia yang kharismatik harus ke'cantol' dengan musik rakyat seperti itu. Mungkin dia punya cara lain untuk menikmati tontonannya.

Dengan membayangkan Naruto misalnya, bergoyang seksi dan berkedip genit padanya. Hah, hebat sekali otaknya yang condong itu.

"Pah!" Panggil sebuah suara mungil, beraksen cadel dan menggemaskan.

Sasuke melirik anaknya. Anak lelaki yang wajahnya sebelas dua belas dengannya itu, namun memiliki mata cantik Naruto, nampak serius menatap layar tv. Dimana sang biduan sedang menunjukkan kebolehannya bergoyang.

"Apa sayang?" Tanyanya.

Si anak menoleh, mengerutkan dahi pada Papah-nya sambil menunjuk layar tv dengan jari telunjuk yang gemuk.

"Jalan apa itu?"

"Ha..?"

"Jalan goyang?"

.


"... A, apa, nak?" Memastikan pendengarannya tidak bermasalah, Sasuke turun dari sofa. Duduk di samping anaknya sambil berkerut bingung.

Barusan, apa Menma mengatakan biduan itu seekor jaran (kuda)?

"Mbak cantiknya apa itu? Nggak pakai baju, iya?"

My God! Apa dia tanpa sengaja meracuni anaknya?!!

THIDHAK MUNGKHIINN~

"Nak, Papa tahu Menma itu anak Papa. Tapi jangan genit kayak Papa ya? Nanti Papa digilas Mama-mu. Oke? Kita nonton Toya saja ya."

.

The End

Dan silahkan simpulkan sendiri pesan moralnya. He he

Shoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang