Derita si Androgini

3.1K 331 83
                                    

Naruto©Massashi Kishimoto
Derita si androgini by ; Broke

Rated : T
Genre : romance, humor gagal
Summary : punya wajah cantik itu anugerah, tapi kalo cowok yang punya, juga nggak bisa dibilang anugerah kan, so?? Gimana dong??
.
.

Kulit putih mulus, bibir bawah tebal merah merekah, dan alis tebal a la salon dengan bulu mata lentik. Sasuke Uchiha, terlahir dengan wajah luar biasa rupawan cenderung cantik. Itulah kenapa dia begitu di idolakan tetapi tak pernah diharapkan menjadi pasangan.

Dia terlalu berkilau, hingga para wanita enggan berdekatan. Takut tersaingi itulah katanya, meski Sasuke memiliki tubuh tinggi semampai yang cukup_dikit_ berisi, jago basket dan suka bertingkah layaknya lelaki normal yang macho, tidak menutupi bahwa betapa ia sangat indah dipandang, sejuk dibayang, dan sentuh didamba.

Bukan salahnya terlahir cantik, salahkan saja gen ibunya yang melewati Itachi dan lebih memilihnya untuk dijadikan induk semang. Selayaknya remaja pria pada umumnya Sasuke selalu punya ambisi mengencani seorang gadis. Tetapi, entah karena kutukan kondisi dirinya atau karena memang caranya merayu yang buruk, tak ada satupun wanita cantik bohay yang menerima pernyataan cintanya. Ia di idamkan, tetapi mereka tak pernah mau bersentuhan. Hell, sebenarnya apa maunya para wanita itu! Sasuke pusing sendiri.

"Hei, mau jadi pacarku?" Ucapan berulang yang ia lakukan pada beberapa gadis di hari ini. Sasuke berharap cemas, ia lihat bagaimana binar damba itu memancar dari sepasang mata indah sewarna batu emerald, dan itu bukan pertanda yang baik, karena pasti jawabannya akan sangat menyakitkan bagi jantungnya.

"Oh, Sasuke -kun, kau cantik sekali kalau dari dekat. Kyyaa, ya ampun. Maaf ya, tapi kau taukan, tipe-ku itu cowok berkumis tipis. Jadi sorry.." Sakura, gadis dihadapan Sasuke berkedip genit. Jarinya yang lentik sukses me-noel sedikit dagu lelaki itu sampai si empu mengerang risih.

Itu lagi, para gadis itu selalu menolaknya dengan embel-embel tipe, dan apa itu tadi! Berkumis tipis? Ia juga bisa jadi kumisan kalau memang mau.
"Apa maksudmu?! Aku juga bisa menumbuhkan kumis kalau kau memang ingin." Balas Sasuke gemas. Matanya yang sehitam pualam melotot dan membuat pupilnya tepat di tengah.
"Aihh, imutnya~ duh, Sasuke. Kau itu tidak cocok kumisan.. nanti imajinasi kami hilang, lebih baik panjangkan rambut saja, pakai bandana dan bla bla bla.. uuhh kyuuut deh!"

What the hell!! Apa nggak ada cewek di sekolah ini yang waras?! Batinnya merana.

Tak mau mendengar ucapan melantur teman wanitanya, Sasuke beranjak pergi. Ia mendatangi bangku geng-nya, dan meratapi nasipnya yang malang.
"Sabar, Sas. Nanti juga bakal ada waktunya ketemu jodoh." Timpal Neji begitu ia telah sampai pada tempatnya.

Sasuke menoleh, dan mendengus sebal karena Neji telah berhasil melepas masa lajangnya, bahkan sudah sejak kenaikan kelas dua.

"Apa?" Lanjutnya ketika Sasuke memandang-nya lama tanpa berkedip. Ia sempat merasa tak nyaman. Tapi kemudian entah kenapa pelipisnya menjadi berkedut begitu ucapan mengesalkan Sasuke terdengar.
"Chk chk, kau itu jelek, dan aku tampan. Bagaimana bisa kau dapat pacar semudah itu daripada aku?"

'kau kurang jantan, bajingan!'
.
.

Berkali-kali ditolak, berkali-kali pula hatinya sengsara. Sasuke masuk ke kamar kakak lelakinya ketika dirasa tak menemukan jalan keluar. Obsidian miliknya berpendar, menatap punggung lebar lelaki yang lebih tua lima tahun darinya itu dengan lara.

Kakaknya adalah pria berusia 21 tahun yang menjadi mahasiswa wirausaha mapan dan punya pasangan. Ia dikaruniai wajah berwibawa turunan ayahnya, memang tidak tampan, tapi cukup disenangi para gadis karena terlihat asli normal. Berbeda dengannya yang terkadang disalah artikan sebagai pria banci. Cih, sial sekali nasipnya.

Shoot StoriesWhere stories live. Discover now