5. Shadow In The Mirror - Park Jimin

11

Kecup Taehyung dari Yoongi :*****

♥♡♥

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada sebuah rasa penyesalan seorang anak terhadap orang tuanya.
Ingin berteriak bahwa keinginan orang tua bukanlah kebahagiaan bagi sang anak. Namun takdir yang membuat kepala sang anak seharusnya tunduk di bawah kaki orang tua membuat semua kekuatan yang ada pada sang anak tidak lagi berdaya.

Jimin merasakannya!

Hatinya tercabik begitu rupa, kekecewaan itu tertanam besar pada keluarganya hanya dalam waktu singkat.

Lebih dari dua puluh tahun ia mengabdi pada keluarga dengan memberikan kebanggaan tiada tara. Sang ayah pernah mengakuinya. Namun hanya karna cintanya pada seorang gadis membuat ia tidak lagi dipandang dengan sorot bangga.

Jimin merasa dikucilkan. Ia merasa benar-benar disudutkan. Bukankah dia juga berdarah Park? Lantas kenapa sang ayah begitu menentang?

Kebahagiaannya.

Hidupnya.

Sang Ayah menentang semuanya. Ibunya menatap dengan sorot sendu. Sedangkan Minji mendapatkan lampiasan amarahnya.

Jimin bisa apa?

Gila!

Kewarasannya terenggut.

Nadinya berdenyut kencang didorong oleh kemarahan yang besar.

Siapa yang akan peduli padanya saat ini?

Siapa yang akan menyembuhkan luka di hatinya?

Hanya Kim Nayong, bukan?

Hanya gadisnya. Tentu hanya ia satu-satunya yang ada.

Untuk siapa semua ini Jimin lakukan kalau bukan untuk gadis manis itu.

Jimin menatap sang kekasih dengan manik mata yang bergetar. Mereka sudah berada di rumah sederhana milik Nayong. Orang tua gadis itu bekerja menjadi karyawan pabrik dan tidur di sana. Mereka akan pulang seminggu sekali.

Menyelami mata sang gadis. Jimin luluh. Ia tidak sanggup jika sudah berurusan dengan keluarganya. Itu adalah ujian terberat yang Jimin pernah rasakan.

Ia bisa saja seperti anak-anak zaman sekarang yang menentang keluarganya demi cinta. Berlagak seperti Romeo yang meminum racun demi sang Juliet. Seperti para pejuang cinta yang lain, rela berkorban atas nama cinta yang mereka junjung tinggi.

Namun perasaan sayang dan cinta Jimin pada keluarganya membuat lelaki itu cukup waras untuk tidak melakukan semua hal buruk yang Jimin pikirkan. Ia tertahan karna rasa sayang. Terbungkam akan rasa cintanya yang terikat kuat oleh aliran darah.

Menjadi kesatria hebat dalam kisah percintaan yang akan diceritakan dengan bangga dikemudian hari. Nihil, Jimin tidak menemukan secuilpun perasaan beda selain rasa kecewa pada dirinya sendiri, pada jalan hidupnya.

Jimin terlahir dengan keadaan aman tanpa pernah disuguhkan dengan konflik rumit. Dan Jimin mengakui, ini terlalu rumit baginya walau kebanyakan orang menganggap ini hal biasa.

Tapi otaknya selalu memberontak. Ia tidak ingin diatur seperti ini lagi. Ia tidak ingin ditentang. Syaraf-syarafnya berdenyut dibalik kulit tubuhnya. Menghantarkan perasaan sama sekali tidak menyenangkan kepusat kehidupannya. Jantung dan hatinya serentak mengirim kepedihan pada jiwa Jimin. Jantung dan hati Jimin berperang dengan jiwa Jimin tanpa ampun.

Lelaki itu sungguh tidak lagi berdaya dan lelah seperti kematian hanya berjarak sejengkal dari tubuhnya.

Hanya ini lah hal yang paling ia inginkan. Jimin kembali meredam cengkraman hatinya. Ia tentu tidak bisa mendapatkan keinginannya. Mana keadilan dunia untuknya?