36

3.7K 784 414
                                    

KOMEN!

Ada yg ngeh ga kalau Jimin dan Yuiko naena di chap sebelumnya? Pasti ngeh lah ... jiwa Yadong radarnya kuat coy ... Hahahha nih mina tambahin lagi...

Kecup basah dari babang Yoongi :*****

***

Tubuh Yuiko kesakitan. Itu sudah pasti, namun setidaknya ia harus menikmati semuanya, kan? Ia yang meminta ini pada Jimin, kan? Ia yang meminta untuk memberikannya satu kali saja kesempatan bagaimana rasanya ia bisa memeluk Jimin dan terlalu dekat hingga rasanya ia mampu gila dalam sekejap.

Pusat tubuh Jimin memenuhinya. Memenuhinya secara kasar dan tubuhnya terus terdorong tanpa pegangan. Yuiko tidak jua bersinar. Semuanya semakin redup dan jauh lebih gelap. Perasaan nikmat semata yang ia dapat tak menjamin memeberikan senyum padanya.

Ia butuh lebih. Ia kembali menjadi gadis tamak. Ia ingin Jimin seutuhnya. Setiap inci tubuh dan juga setiap rasa yang Jimin miliki. Ia pikir saat pusat tubuh Jimin memenuhi dirinya ia akan merasa puas. Ia bisa menghapus dahaganya. Namun semakin Jimin bergerak, ia semakin menginginkan Jimin lebih.

Kerongkongannya begitu kering karna berteriak terus menerus. Kepalanya kebas karna beberapa kali terbentur dinding akibat dorongan Jimin. Lelaki Park itu kasar kepadanya. Tidak ada kelembutan. Lelaki itu menumbuk pusat Yuiko tanpa perasaan. Yuiko jauh lebih hancur dari pada tubuhnya yang terasa remuk.

Bahkan tangannya tak sanggup hanya untuk meremas rambut Jimin. Tangan mungil itu hanya bisa meraih dinding yang berada di belakang tubuhnya. Yuiko tidak bisa berpegangan lagi hingga ia jatuh dari meja kecil di sana.

Namun Jimin menarik Yuiko untuk berdiri lagi. Menghempaskan lagi tubuh ringkih gadis itu ke meja dan kembali memasuki Yuiko. Tidak ada jeda. Jimin sepertinya ingin menyelesaikan semua ini dengan cepat. Lelaki itu tak mengucapkan sepatah katapun. Hanya isakan kecil yang terdengar bersahutan dengan isakan Yuiko. Ia memilih bungkam. Berbicara satu kata saja, maka gadis yang sekarang ia jamah akan merasakan kesakitan jauh luar biasa.

"Jim ... sakit." Lirih Yuiko. Tangannya mencengkram pinggang Jimin amat keras. Berharap lelaki itu memelankan sedikit saja dorongan yang menyiksanya.

Namun seperti tidak mendengar. Fokusnya kembali menatap bibir Yuiko. Sedetik kemudian bibir mereka kembali bersatu. Kali ini lidah Jimin memasuki dan menjelajah di dalam rongga mulut Yuiko.

"Apa Yoongi melakukannya seperti ini?" tanya Jimin yang menjeda ciumannya lalu setelah kalimatnya selesai ia melesakkan lidahnya hingga ke pangkal tenggorokan Yuiko.

Napas Yuiko terengah saat Jimin kembali melepas ciumannya. "Ak-Aku tidak tau." Yuiko menggeleng, "aku bahkan tidak sadar waktu itu."

"Hanya ingat ini!"

Dada Yuiko terasa membuncah. Apa maksudnya? Apa maksud kalimat Jimin? Bolehkah Yuiko berharap?

Rasanya segala belahan luka yang sudah membusuk di hatinya perlahan disirami penawar. Pengobat rasa sakit adalah mendekati diri pada sumber rasa sakit untuk melawannya. Karna jika kau membuat jarak dan pergi jauh, kau hanya akan membuat rasa sakit itu semakin membesar dan berpendar kemana-mana.

Jadi jika kau merasakan sakit, datangi rasa sakitmu. Lawan dengan caramu. Lumpuhkan dengan kekuatanmu walau kau seperti debu yang melawan badai topan. Hingga masanya debu itu bertumpuk menjadi kuat. Lawan ia dan desak ia hingga tersudut.

Ditengah kelelahan dan kekalutannya beserta segala rasa yang membuncah Yuiko ingin sekali berbicara pada Jimin. Hati ke hati. Walau tak ada yang mengenakkan di sana. Namun waktu seperti ini seperti meminta surga di tengah kau sedang terbenam di neraka.

5. Shadow In The Mirror - Park JiminDonde viven las historias. Descúbrelo ahora