WinkHwi: Tussen Haat En Liefde~Romance

817 58 2
                                    


Jihoon P.O.V

Huh! Bener-bener ngeselin! Kenapa aku harus telat sih hari ini. Kan aku jadi di hukum. Tega bener ya tuh guru ngehukum aku bersihin toilet. Hadeh, kesel deh aku. Mana aku di hukum bareng si cabe, Lee Daehwi.

"Heh, kamu tuh jangan diem aja dong. Bantu kek, capek tau aku bersihin ini sendirian." Ujarku mulai mengomel.

"Males ah, nanti kuku ku rusak. Nggak tegah ah." Ujar Daehwi mulai alay. Kampret emang nih  anak untung imut kalo nggak udah ku buang ke laut.

"Sabar aku tuh punya temen sekelas macam kamu." Ujarku sambil mijat pangkal hidungku. Bisa darah tinggi aku lama-lama.

Setelah perjuanganku selama berabad -abad akhirnya selesai juga hukuman ini. Ceileh bahasaku hiperbolis kali. Tapi biarlah yang penting akunya happy.

"Heh, mau kemana kamu?" Tanyaku saat melihat Daehwi mau pergi.

"Ke kantin lah, laper tau akunya" Ujarnya manja.

"Kamu tuh ya, udah nggak bantu eh sekarang malah mau pergi gitu aja. Otakmu di mana hah?" Tanyaku esmosi eh emosi maksudnya. Siapa yang nggak kesel coba, dikira toilet ini kecil apa?

"Hehehehe, mianhae Jihoonnie sayang." Ujar Daehwi sambil nge-wink. Sialan kok dia imut banget sih? Boleh di karungin nggak nih? Lumayan buat jadi guling.

"Sayang-sayang, situ pikir situ siapa manggil sayang ke saya?" Tanyaku dengan tampang sangar. Padahal dalam hati udah berbunga-bunga, gimana enggak coba di panggil sayang ama pujaan hati. Ini rahasia oke. Aku emang suka ama dia, makanya aku suka ngajak dia ribut. Mainstream kali ya cara pdktku. Habis kalo nggak gitu dia nggak akan peduliin aku.

"Ish, Jihoonnie kok kayak gitu sama Dae?"

"Apaan sih sok imut deh!"

"Dae kan emang imut kakak"

"Au ah gelap" ku langkahkan kaki ku pergi darinya. Daripada di dekat dia terus nggak baik buat kesehatan jantungku.

*******

Daehwi P.O.V

"Ish, dia kok ngeselin banget sih ya?" Tanyaku ke Jinyoung, teman sepercabeanku. Saat ini kami lagi di kantin. Aku lagi curhat nih ceritanya.

"Dia naksir kali sama kamu" celetuk Guanlin, pacarnya Jinyoung seenaknya.

"Yak, aku nanya sama Jinyoung ya, bukan sama tiang bendera kayak kamu ya!" Ujarku nggak nyantai.

"Udah Dae, mungkin aja emang bwner kata Guan. Bisa aja kan selama ini dia cuman nyari perhatian ke kamu doang " Ujar Baejin.

"Tapi nggak mungkin lah" ujarku yakin.

"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini" lagi lagi si Guan yang nyeletuk. Ngajak berantem emang nih anak. Untung pacarnya Baejin kalo nggak udah ku dorong ke sumur dia.

"Au ah, bete aku tuh" ujarku pergi ninggalin sepasang kekasih tersebut.
Lagi asik jalan tiba-tiba ada yang nabrakku.

"Eh, jalan tuh make mata ya!" Teriakku.

"Kamu tuh ya, di mana-mana juga orang itu jalannya pake kaki." Kata si penabrak yang tak lain dan tak bukan adalah Jihoon.

"Ish, kamu kenapa sih nyebelin banget? Bisa nggak sih kamu nggak ganggu aku sehari aja?"

"Nggak bisa"

"Kenapa?!!" Aku mulai naik darah.

"Karena kalo aku nggak nyari masalah sama kamu, kamu nggak akan pernah lihat aku. Kamu nggak mungkin mau ngomong ama aku. Biar aja kamu anggap aku nyebelin. Boleh kamu benci aku. Tapi perlu kamu tau aku ngelakuin ini biar bisa berada di dekat kamu. Walaupun sebagai musuhmu sih." Setelah mengatakan hal tersebut Jihoon pun pergi meninggalkan ku begitu saja. Kok hatiku deg-degan gini ya? Kenapa? Kok bisa? Oh My God ini nggak mungkin.

*****

"Hoon, kenapa kamu ngomong kayak gitu?" Tanyaku saat pulang sekolah untung saat ini kelas sudah sepi, hanya tinggal kami berdua dan segelintir siswa siswi yang lewat koridor.

"Ngomong apa?" Tanyanya dengan tampang heran. Kampret nih orang beneran lupa atau pura-pura ya? Dae tuh nggak bisa di giniin kaka.

"Yang tadi, Hooon. Masa kamu lupa sih?" Tanyaku mulai kesal. Pengen ku tonjok nih orang.

"Yang mana sih?"

"Au ah gelap!"

"Oke-oke. Maaf ya, Dae. Kalo Dae marah nanti imutnya ilang lho" ujarnya sambil mencubit pipiku. Eh, apa-apaan ini? Jantung berhenti berdetak kencang dong. Tapi jangan berhenti beneran ya, nanti Dae mati dong.

"A-apaan sih?!" Ih, kok Dae agak gugup sih. Ih, Dae kesel.

"Dae, kamu tau aku bukan orang yang sempurna. Aku banyak kekurangan. Aku tau ini sangat nggak romantis. Dae, aku cinta sama kamu. Kamu mau nggak jadi kekasihku?" Tanya nya sambil memegang tanganku. Kok hangat ya nih muka.

"Aku.... aku....emm... aku mau" ujarku lirih.

"Makasih, Dae. Ini untukmu. Mungkin ini bukan barang yang mahal tapi lihat ketulusanku ya" ujarnya sambil memakaikan aku sebuah kalung.

"Kalungnya cantik sekali. Aku suka" kataku pelan.  Tiba-tiba ia memelukku. Rasanya hangat dan aku suka. Mungkin kata pepatah itu benar antara benci dan cinta itu beda tipis. Awalnya aku sangat benci dengan nih orang tapi sekarang aku pacaran dengannya. Sungguh luar biasa.

***END***

Sorry for typo. YoonYoon nggak ngedit lagi sih. Pusing bacanya. Mana YoonYoon lagi patah hati dan butuh teman chat. Kalo ada yang mau chat YoonYoon chat aja.

Buat yang mau req, coment aja. Bagi raeders sekalian diharapkan untuk vote ya. Biar YoonYoon Semangat updatenya. Thanks for your attention 🐣

Wanna One Liefdesverhaal 💘❤Where stories live. Discover now